Puisi Kita Adalah Pendatang | Daan Yahya/Republika

Sastra

Menarik Napas Bumi

Puisi-Puisi Walidha Tanjung Fileski 

Oleh WALIDHA TANJUNG FILESKI

Menarik Napas Bumi

 

Bumi menarik napas panjang

gunungnya bergetar

dada sesak,

sungai meluap,

tak sanggup menyimpan rahasia.

Bukan murka,

hanya kelelahan

menanggung langkah-langkah manusia

yang lupa pulang sebagai penjaga.

 

***

 

Jika Tanpa Kita

 

Andaikan manusia pergi sebentar saja,

hutan akan saling menyapa,

laut kembali menghafal warna birunya.

Barangkali bumi baik-baik saja tanpa kita,

seperti rumah sunyi

yang tenang tidur lelap

tanpa suara tamu yang gaduh. 

 

***

 

Kita adalah Pendatang

 

Mungkin kita bukan anak kandung bumi,

hanya singgah seperti debu kosmik.

Datang membawa api,

dan meninggalkan luka.

 

Mungkin kita adalah virus,

dan bumi hari ini sedang demam,

menggigil gempa,

berkeringat banjir,

mencari cara sembuh.

 

***

 

Imunitas

 

Tanah longsor adalah cara bumi bicara,

tentang ia yang tak kuat lagi

Badai dan gelombang

adalah sel-sel penjaga,

yang bangkit,

jangan salahkan

ia ingin menyaring

mana-mana yang layak tinggal.

 

***

 

Doa Seorang Tamu

 

Sebagai tamu,

kita seharusnya menyapu jejak,

menanam kembali kata “maaf”

di hutan yang telah jadi kebun,

menjaga sungai tetap jujur,

laut tetap bernapas.

Agar bumi berkenan,

dan menjadi pelukan,

bukan hukuman.

 

Madiun, 13 Desember 2025 

 

Walidha Tanjung Fileski adalah seorang penyair kelahiran Madiun 1988. Aktif menulis puisi di berbagai media nasional. Buku puisi terbarunya berjudul “Diksi Emas”. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat