Prajurit TNI Kodim 0724 Boyolali membersihkan patung Soekarno di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/8). | ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.

Jawa Timur

Rumah Kelahiran Bung Karno Bakal Jadi Museum

Nanti anak-anak Surabaya dan anak luar Surabaya bisa belajar sejarah di rumah tersebut.

SURABAYA -- Pada 17 Agustus 2020 lalu, bertepatan dengan peringatan HUT RI ke-75. rumah bersejarah yang menjadi tempat lahirnya presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, diserahterimakan dari ahli waris ke Pemkot Surabaya. Oleh Pemkot Surabaya, rumah yang terletak di Jalan Peneleh, Gang Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, tersebut rencananya akan dijadikan museum.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, rumah tersebut adalah rumah kebanggaan bersama dan merupakan simbol kebanggaan bersama. "Terima kasih para ahli waris yang sudah sudi dan berkenan merelakan rumah kebanggaan kami, simbol kebanggaan kami. Nanti rumah itu akan kita jadikan museum. Apalagi di kawasan itu banyak sejarahnya dan sudah kita beri titik-titik, seperti langgar, makam, dan beberapa benda lainnya,” kata Risma di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Risma mengatakan, niat baik para ahli waris tentu akan sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia. Sebab, nanti anak-anak Surabaya dan anak luar Surabaya bisa belajar sejarah di rumah tersebut. Termasuk bagaimana perjuangan Bung Karno dengan segala keterbatasannya tapi mampu membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

"Jadi, meskipun usia Indonesia saat itu masih sangat muda, tapi sudah bisa sejajar dengan bangsa lain di dunia, itu sungguh luar biasa dan tidak mudah," ujarnya.

Menurutnya, rumah tersebut mempunyai arti yang sangat besar dan kuat bagi anak-anak. Makanya, dia berkali-kali memohon kepada para ahli waris rumah itu untuk ikhlas agar rumah tersebut bisa dijadikan tempat belajar bagi anak-anak, baik anak Surabaya maupun luar Surabaya.

"Saya yakin anak-anak dari luar daerah juga akan belajar ke sini, terutama belajar bagaimana besarnya Bung Karno di tengah keterbatasannya kala itu," kata dia.

Risma menegaskam, nantinya rumah itu akan dijadikan museum. Makanya sejak beberapa waktu lalu Pemkot Surabaya sudah memperbaiki beberapa infrastruktur di kawasan tersebut, termasuk pedestriannya. Bahkan, beberapa benda sejarah lainnya sudah diperbaiki karena kawasan itu nantinya akan dijadikan kawasan wisata.

"Saya harap warga Peneleh bersiap diri menyambut itu. Sebab, dia sangat yakin bahwa suatu saat nanti wilayah itu akan bisa menjadi kawasan wisata yang sangat besar, karena ada rumah HOS Tjokroaminoto dan ada beberapa peninggalan sejarah lainnya," kata dia.

Risma mengingatkan warga sekitar tetap kompak dan bersatu untuk menyambut peluang ekomomi, ketika tempat tersebut sudah benar-benar menjadi tempat wisata. "Jadi setelah kami perbaiki infrastrukturnya, lalu selanjutnya kami mungkin akan menyiapkan warga supaya siap jadi guide atau bahkan bisa menjual suvenir. Sehingga peluang itu tidak diambil oleh warga luar," ujarnya.

 
Saya yakin anak-anak dari luar daerah juga akan belajar ke sini, terutama belajar bagaimana besarnya Bung Karno di tengah keterbatasannya kala itu
TRI RISMAHARINI
 
 
photo
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, saat memimpin penyerahterimaan rumah masa kecil Bung Karno dari para ahli waris kepada Pemkot Surabaya, Senin (17/8). - (Pemkot Surabaya)
 
 
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono meengapresiasi penyerahan rumah kelahiran Sukarno untuk dikelola Pemkot Surabaya. Adi mengatakan, penyerahan rumah kelahiran Bung Karno itu menegaskan identitas Surabaya sebagai 'dapur nasionalisme' sebagaimana sebutan yang disematkan Bung Karno terhadap Kota Pahlawan.

"Di kota inilah Bung Karno dilahirkan dan dididik dalam dinamika pemikiran serta aksi-aksi progresif memerdekakan Republik. Di kota inilah nasionalisme Indonesia merdeka berkembang lebih pesat dibanding daerah lain yang masih berdasarkan politik identitas geografis saat itu," ujar Adi, Selasa (18/8).

Adi menjelaskan, di rumah tersebut, Bung Karno dilahirkan pada 6 Juni 1901, saat fajar menyingsing. Sehingga beliau pun disebut sebagai Putra Sang Fajar. "Jadi nilai sejarah rumah di Gang Pandean itu luar biasa, karena dari sanalah lahir pemimpin besar republik ini," ujar pria yang menjabat ketua DPC PDIP Surabaya tersebut.

Adi menegaskan, DPRD Surabaya mendukung langkah Pemkot Surabaya untuk menjadikan rumah tersebut sebagai museum dan menyulap kawasan Peneleh sebagai sentra wisata edukasi nasionalisme. Apalagi, selain ada rumah kelahiran Bung Karno, di sana juga terdapat rumah HOS Tjokroaminoto, tempat Bung Karno dan banyak tokoh pergerakan kemerdekaan ditempa pemikirannya.

Di sekitar kawasan tersebut juga terdapat Langgar Dukur Kayu di Kampung Lawang Seketeng, Makam Mbah Pitono, dan beberapa tempat bersejarah lainnya. "Ini sangat penting bagi generasi muda untuk mengetahui perjalanan hidup Bung Karno. Mengkhidmati nilai-nilai kejuangan dan ajaran-ajaran Bung Karno yang mempunyai rasa cinta luar biasa terhadap Indonesia," kata Adi.

Diminta dilengkapi teknologi canggih

Sementara itu, Wakil Sekretaris DPD PDIP Jatim, SW Nugroho mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang sukses membawa rumah kelahiran Bung Karno menjadi aset negara. Sebelumnya, rumah yang terletak di Jalan Peneleh Gang Pandean IV Nomor 40, Kecamatan Genteng, Surabaya itu memang dimiliki perseorangan.

Nugroho mengusulkan agar museum tersebut dilengkapi berbagai instrumen teknologi yang canggih. Misalnya virtual reality dan augmented reality kisah hidup Bung Karno sejak kelahiran, hingga meninggal. 

"Dari rumah itu kita juga bisa menghayati, misalnya ketika Bung Karno merenung di bawah pohon sukun di Ende untuk berkontemplasi tentang bangsa ini, hingga tercetus ide-ide besar seperti Pancasila," ujarnya di Surabaya, Kamis (20/8).

Nugroho mengatakan, rumah bersejarah tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum, terutama mengedukasi publik tentang nilai-nilai nasionalisme. Sehingga, rumah kelahiran Bung Karno tersebut bisa menjadi salah satu tempat untuk menyelami spirit nasionalisme sang proklamator bangsa. 

"Ke depan, publik termasuk para kader PDI Perjuangan bisa mengunjungi rumah kelahiran Bung Karno untuk menghikmati nilai-nilai kejuangan dan ajaran ajaran Bung Karno," ujarnya.

Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Khusnul Khotimah menambahkan, dengan kepemilikan rumah kelahiran Bung Karno oleh Pemkot Surabaya, semakin meneguhkan Kota Pahlawan sebagai dapur nasionalisme Indonesia. Dimana saat ini Surabaya menjadi konvergensi banyak hal untuk Indonesia.

"Mulai semangat nasionalisme, pergerakan fisik untuk kemerdekaan, dan kerja nyata mengisi kemerdekaan yang membawa kota ini berkelas dunia sekaligus tetap membumi melalui program pro wong cilik," kata dia.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat