Jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, 31 Juli lalu. | Saudi Ministry of Media via AP

Kabar Utama

Haji Pungkas, Jamaah Puas

Sepanjang pelaksanaan haji, pasukan keamanan terlihat di berbagai titik di kompleks Jamarat.

Pelaksanaan musim haji bersejarah yang digelar di tengah pandemi Covid-19 akhirnya pungkas pada Ahad (2/8). Setelah menuntaskan ritual lempar jumrah di Mina, pada jamaah langsung melakukan tawaf perpisahan alias Tawaf Wada di Makkkah untuk kemudian dipulangkan ke asal masing-masing. Akhir dari seluruh ritual ditandai dengan tawaf wada atau tawaf perpisahan dan setelahnya jamaah kembali ke rumah dengan selamat.

Saudi Gazette  melansir, para peziarah menyatakan kegembiraan karena mendapatkan kesempatan emas dan berkat Ilahiah menjadi satu diantara sedikit saja Tamu Allah tahun ini. Mereka menyatakan pelaksanaan haji  tahun ini lancar di tengah protokol pandemi koronavirus yang ketat.

Para peziarah memulai melempar jumrah  pada Ahad (2/7) sore dengan cara yang tertib dan damai dengan kepatuhan ketat pada protokol kesehatan. Mereka melempari tujuh batu kerikil pertama di jamarat Ula, kemudian di Wusta, dan akhirnya di Aqabah.

Meskipun musim haji  ditutup secara resmi pada hari Senin (3/7) atau hari Tasyrik ke-tiga, para peziarah diizinkan pulang  sehari sebelumnya. Seluruh jamaah memang mengambil Nafar Awal sehinga bisa menyelesaikan haji lebih lekas.

Sepanjang pelaksanaan haji, kontingen besar pasukan keamanan dan personil Pertahanan Sipil serta petugas kesehatan terlihat di berbagai titik di kompleks Jamarat, mengawasi kelancaran pelaksanaan melempar jumrah. Setelah mencapai akomodasi mereka di Mina, peziarah mengepak barang bawaan mereka dan naik bus yang membawa mereka ke Makkah untuk melakukan Tawaf Wada. 

Sementara beberapa jamaah haji dari daerah terpencil di Arab Saudi akan tinggal selama beberapa waktu tergantung pada jadwal penerbangan keberangkatan mereka. Ibadah haji berlangsung selama lima hari, sejak Rabu (29/7).

"Saya, atas nama semua entitas negara dan swasta, mengucapkan selamat kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas keberhasilan haji tahun ini," ujar Menteri Haji dan Umrah, Muhammad Saleh Benten, dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Senin (3/8).

Kerajaan Arab Saudi sebelumnya mengatakan jumlah jamaah yang diizinkan hanya ribuan orang, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 2,5 juta peziarah. Dari ribuan jamaah itu, 70 persen merupakan warga asing yang tinggal di Saudi dan sisanya warga Saudi yang bekerja di bidang kesehatan dan keamanan.

Menurut catatan Kerajaan Saudi, terdata lebih dari 2.000 pelanggar yang berusaha menyusup ke Yanah Suci. Para pelanggar ini ditangkap dan dijatuhi sanksi. 

Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan jamaah dari Indonesia meninggalkan Mina pada Ahad (2/8) malam sebelum matahari terbenam. "Dari Mina, jamaah diantar ke Masjidil Haram dan menunaikan sholat Maghrib. Lalu mereka kembali ke hotel untuk menjalani karantina dan didata ulang," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (3/8). 

Pemulangan jamaah haji ke daerah asalnya di berbagai kota akan dilakukan secara bertahap. Dari data yang didapat Konsul Haji, ada 16 warga Indonesia ekspatriat di Saudi yang terdaftar dalam pelaksanaan haji kali ini. Mereka adalah Muhammad Wahyu, Endan Suwandana, Ahmad Sujai, Huda Faristiya, 'Abdul Muhaemin, Siri Marosi, dan Muhammad Toifurrahman.

 
Saya merasa aman dan percaya diri dengan tindakan pencegahan yang luar biasa dan luar biasa yang diambil oleh pihak berwenang untuk membatasi penyebaran pandemi.
 
 

Kemudian ada Ata Farida, Eni Wahyuni, Irma Tazkiya, M Zulkarnain, Ali Muhsin Kemal, Akram Hadrami, Agus Sugiarto, Titin Agustin, dan Juwaeriyah Awaludin. Mereka tinggal dan bekerja di sejumlah kota di Kerajaan Arab Saudi. Di antaranya, Riyadh, Madinah, Yanbu, Makkah, Jeddah dan Al Khobar. "Selama pemantauan alhamdulillah jamaah dalam keadaan sehat dan lancar selama menjalankan aktivitas manasik haji," kata Endang Jumali.

Kerajaan Saudi menyatakan belum ada laporan infeksi Covid-19 di antara jamaah. Para jamaah sebelumnya telah menjalani tujuh hari isolasi mandiri sebelum mereka memulai perjalanan haji mereka, dan akan kembali menjalani isolasi mandiri setelah haji selesai. “Ada rencana terperinci untuk setiap langkah yang dilakukan peziarah.  Fokus utamanya adalah bagaimana menerapkan tindakan pencegahan medis dan tindakan pencegahan secara efektif, kata Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr Abdulfattah bin Sulaiman Mashat dikutip Arab News, Senin (3/8). 

Walau begitu, Kemenkes Saudi mendata sepanjang 24 jam hari terakhir musim haji, muncul sebanyak 153 kasus baru di Makkah. Dengan tambahan kasus baru covid ini, maka total sementara penderita covid-19 di Saudi mencapai 278.835 orang. Jumlah kematian akibat covid-19 bertambah 30 kasus pada Ahad (2/7) menjadi 2.917.

Bashir Fadlallah Al-Faeq, jamaah asal Afrika Tengah, menyatakan rasa terima kasihnya dan syukurnya karena dapat berpartisipasi dalam musim haji yang luar biasa tahun ini.  "Saya merasa aman dan percaya diri dengan tindakan pencegahan yang luar biasa dan luar biasa yang diambil oleh pihak berwenang untuk membatasi penyebaran pandemi,” ujarnya.

Demikian juga yang dirasakan jamaah asal Jepang, Zineb el Farissi dan suaminya Yasser el Farissi. Mereka mengaku, seluruh rangkaian haji di tahun ini memang sangat berbeda, apalagi pengalaman yang didapat, jauh melampaui harapan. ‘’Mendaftar haji tahun ini di tengah pandemi memang istimewa, ” ujar mereka seperti dikutip Saudigazette, Senin (3/8).

photo
Ratusan peziarah muslim mengelilingi kabah dengan berjarak, di Mekah, Arab saudi, Rabu (29/7). - (AP)

Pasangan itu menambahkan, tak lama setelah diterima sebagai calon jamaah, pihaknya dihubungi oleh pejabat di Kementerian Haji, yang memberi penjelasan singkat tentang seluruh proses dengan cara yang sangat jelas. ‘’Mereka membimbing kami melalui semua persiapan, dan memberi tahu kami tentang tindakan pencegahan yang harus kami ambil untuk Haji,” kata Zineb.

Tak berlangsung lama, pasangan itu juga kembali dihubungi oleh kementerian kesehatan untuk dibimbing mengenai langkah saat melakukan pemeriksaan kesehatan. Termasuk vaksin meningitis dan uji coronavirus. “Setelah ini, kami diminta mengikuti periode karantina ketat di rumah untuk memastikan keselamatan kami dan keselamatan peserta lainnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, setelah bimbingan tersebut, pasangan itu pindah ke Mekah pada Sabtu (25/7) untuk menyelesaikan karantina di hotel. Selama masa itu, pemimpin tim dan berbagai pihak rajin berkomunikasi serta memberi dukungan di setiap hal. “Semuanya dipersiapkan dengan baik dan dipikirkan. Kami merasa sangat diberkati karena terpilih untuk haji tahun ini dan kami sangat berterima kasih kepada Allah dan kepada Pemerintah Saudi untuk semua keramahtamahannya, ”ungkap mereka. 

Apresiasei

Sejumlah pihak di Tanah Air mengapresiasi lancarnya pelaksanaan haji di tengah pandemi Covid-19 tahun ini. Protokol tahun ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi pelaksanaan tahun-tahun mendatang.

 “Alhamdulillah, sangat disyukuri bahwa walaupun jumlahnya (jamaah) sangat sedikit tapi Haji tetap berlangsung dan terlaksana dengan baik,” ujar Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Zaitun Rasmin kepada Republika, Senin (3/8). Di tahun mendatang, ia berharap agar jamaah bisa melaksanakan ibadah haji seperti sedia kala, utamanya jika Covid-19 telah usai. Namun, ia tak menutup berbagai kemungkinan terkait pandemi ini pada pelaksanaan ibadah tahun depan.

 
Dalam situasi pandemi Covid-19 penyelenggaraan haji berlangsung khidmat dan sukses. Dari berbagai informasi yang diperoleh, jamaah dapat beribadah dengan khusyuk.
 
 

Jika haji tahun depan masih terhalang Covid-19, diharapkan pemerintah Saudi bisa memberikan kesempatan yang merata pada setiap negara. “Jadi setiap negara bisa mengirim jamaah, setidaknya 10 persen dari jatah mereka,”  ucap dia yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah ini.

Terlepas dari itu semua, saat ini setiap jamaah haji di Saudi akan diminta melakukan karantina mandiri di rumah selama sepekan. “Mudah-mudahan tidak ada yang terpapar covid-19,” kata dia.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, penyelenggaraan ibadah haji terbatas 2020 berlangsung sukses. Meski digelar di tengah pandemi Covid-19, para jamaah tetap bisa beribadah dengan khidmat.

"Dalam situasi pandemi Covid-19 penyelenggaraan haji berlangsung khidmat dan sukses. Dari berbagai informasi yang diperoleh, jamaah dapat beribadah dengan khusyuk," kata Mu'ti kepada Republika, Senin (3/8).

Kesuksesan itu, lanjut dia, salah satunya dibuktikan dengan tak adanya jamaah haji yang terjangkit Covid-19 hingga saat ini. Tidak ada pula jamaah haji yang meninggal dunia. "Kita berdoa semoga para jamaah mendapatkan haji yang mabrur," ucapnya.

Wakil Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Muharom Ahmad, juga bersyukur penyelenggaraan haji di tengah pandemi ini berjalan lancar.  "Himpuh sangat mensyukuri atas suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini, meskipun dengan jumlah yang relatif terbatas," katanya saat berbincang dengan Republika, Senin (3/8).

Muharom mengatakan, sampai Ahad (2/8) khususnya penyelenggaraan haji di Arafah, menurut informasi tidak ada jamaah haji yang terpapar Covid-19. Informasi tentunya suatu hal sangat menggembirkan bagi pemerintah dan juga para penyelenggara ibadah umrah. “Sungguh itu satu hal yang sangat melegakan," katanya.

Tentunya kata dia, kabar baik dari tanah suci tersebut merupakan satu harapan besar bagi para penyelenggara umrah maupun haji khusus di Indonesia. Kabar baik itu menjadi penyemangat semua pihak untuk dapat menyelenggarakan umrah. "Karena dengan demikian kembali berkobar semangat pada kami dan juga jamaah," katanya.

Muharom mengatakan, pandemi Covid-19 tak mengurangi minat masyarakat berangkat ibadah ke tanah suci. "Yang mendaftarkan jadi jamaah haji khusus mulai dari bulan Maret sampai bulan Juli terakhir ini bahkan terjadi kenaikan yang lumayan signifikan hingga 200 orang dalam 3 bulan terakhir," katanya.

Hal ini kata Muharom menunjukkan bahwa masyarakat sangat yakin bahwa pandemi ini akan segera berakhir, dan penyelenggaraan ibadah umrah dan juga haji akan segera diselenggarakan kembali. "Rasa keyakinan jamaah itu mulai tampak untuk menyatakan kapan umrah bisa berangkat," katanya.

 
Rasa keyakinan jamaah itu mulai tampak untuk menyatakan kapan umrah bisa berangkat.
MUHAROM AHMAD, Wakil Ketum Himpuh
 

Keyakinan ini tentunya membuat para jamaah umrah harus mulai menyiapkan diri untuk bisa berangkat umroh. Khususnya bagi jamah yang kerinduannya ke tanah suci tertunda karena Arab Saudi menutup umrah akibat Covid-19.

Katanya, selain jamaah umrah yang ingin segera diberangkat ketika umrah dibuka, tentunya, jamaah haji yang tertunda keberangkatan tahun ini juga pastinya ingin terlebih dahulu berangkat melaksanakan umrah. Untuk itu semua berharap dengan suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini pemerintah Saudi bisa segera membuka umroh.

Saat ini para penyelenggara umrah menaruh harapan besar, Saudi akan kembali membuka umrah. Harapan itu yakin terealisasi setelah beberapa maskapai sudah mulai membuka pelayanan penerbangan internasional di bulan September.

"Kami berharap Insya Allah pandemi segera berakhir dan kemudian apa yang selama ini menjadi beban dalam usaha penyelenggaraan umrah itu bisa segera teratasi dengan baik," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat