Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Ketenangan Jiwa Bertauhid

Ketenangan akan selalu hadir manakala kita juga menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas.

Oleh PROF DADANG KAHMAD

 

OLEH PROF DADANG KAHMAD

Dikisahkan, suatu hari Ibnu Mas’ud RA, salah seorang sahabat Rasulullah SAW, didatangi seseorang yang meminta nasihatnya. Orang tersebut mengeluh, "Wahai Ibnu Mas’ud, berikan aku nasihat dan berilah obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Hari-hariku penuh perasaan tak tenteram dan jiwaku sedang kusut."

Kemudian Ibnu Mas’ud RA menasihatinya, "Kalau penyakit itu yang menimpamu, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat. Pertama, engkau datangi tempat orang membaca Alquran, engkau membaca Alquran, atau engkau dengarkan baik-baik orang yang membaca Alquran. Kedua, engkau datangi majelis taklim yang mengingatkan hati kepada Allah. Ketiga, engkau mencari waktu dan tempat yang sunyi. Di situ engkau menyendiri menyembah Allah, seperti pada waktu tengah malam, saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman pikiran, dan keikhlasan hati.”

Setibanya di rumah, orang tersebut melaksanakan apa yang dinasihatkan Ibnu Mas’ud. Ia berwudhu dan membaca Alquran dengan khusyuk. Seusai membaca Alquran, ia merasakan ada sesuatu yang berubah. Jiwanya terasa tenang, hatinya tenteram, dan pikirannya kembali jernih. Ketenangan akan selalu hadir manakala kita juga menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas.

Keyakinan atas eksistensi Allah dalam ajaran Islam merupakan tonggak keimanan seseorang. Melalui keyakinan ini, kita akan menjadi manusia yang memiliki keteguhan diri yang kokoh dan kuat. Sebab, hati meyakini secara penuh bahwa ada Zat Mahaagung yang akan menolong dan melindungi dalam kehidupan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Iman itu lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang. Yang paling utama adalah ucapan 'Laa ilaaha illallahu' (tiada Tuhan selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu satu di antara cabang-cabang iman.” (HR Muslim). 

Hadis tersebut mengindikasikan keyakinan kepada Allah merupakan derajat iman yang tertinggi. Ucapan Laa ilaaha illallah tak sekadar pekerjaan lisan semata, tapi keyakinan hati yang mengejawantah di dalam amal perbuatan.

Sesuai dengan terminologi iman, yakni tashdiq bi al-janan (pembenaran dalam hati), iqrar bi al-lisan (pernyataan dengan lisan), dan ‘amal bi al-arkan (tindakan dengan anggota badan).

Keyakinan juga akan meluruhkan semua keraguan sehingga makin jelaslah jalan yang dituju untuk sampai pada tujuan hakiki, yakni Allahu ghayatuna (Allah adalah tujuan kami). Ketika kita yakin kepada Allah, kemudian senantiasa mewujudkan keyakinan itu dalam kehidupan sehari-hari, akan terwujudlah ketenangan dalam hidup.

Keimanan pada Allah menjadi salah satu di antara tiga wilayah sempurnanya keislaman seseorang. Bisa dikategorikan memiliki iman yang sempurna dan tanpa cacat manakala ketiga wilayah (hati, lisan, dan amal) berjalan secara beriringan. Wallahu a’lam bishawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat