Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) menyampaikan pemaparan saat Rapat Analisa Dan Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Di Wilayah Kota Surabaya di Gedung Sawunggaling, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/5/2020). Rapat itu diiku | Didik Suhartono/ANTARA FOTO

Jawa Timur

Risma Larang Takbir Keliling

Jaga jarak harus benar-benar ditegakkan.

SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar audiensi dengan 200 orang perwakilan takmir dan pengurus masjid se-Surabaya melalui video teleconference di Balai Kota Surabaya, Kamis (16/7).

Pertemuan via daring tersebut membahas persiapan Sholat Idul Adha dan kurban yang berlangsung pada 31 Juli 2020. Hal tersebut berpedoman pada Surat Edaran (SE) Menteri Menteri Agama (Menag) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Sholat Idul Adha dan Kurban 1441 Hijriyah.

Selain itu, SE Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kemeterian Pertanian (Kementan) tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah Bencana Non Alam Covid-19.

Risma mengingatkan, pelaksanaan Sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban harus berpedoman pada SE tersebut. Yakni dilaksanakan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan.

Menurutnya itu sangat penting dalam upaya menekan penularan Covid-19 di Surabaya. "Bapak, saat ini beberapa wilayah di Surabaya sudah ada yang zona hijau. Artinya kita harus menjaga dan terus meningkatkan kedisiplinan. Protokol kesehatan hukumnya wajib tidak bisa ditawar," ujar Risma.

Risma mengungkapkan tak ingin saat perayaan Idul Adha malah menjadi penyebaran Covid-19 antar masyarakat. Oleh karena itu, ia menekankan agar pada pelaksanaan Shalat Idul Adha, jaga jarak atau physical distancing harus benar-benar ditegakkan. "Sebelum masuk masjid di depannya sudah disediakan air mengalir dan sabun, cek suhu tubuhnya.

Untuk takbir, tidak ada takbir keliling ya," ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga mengimbau agar pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), masjid, atau mushola dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Untuk satu ekor sapi terdiri dari lima sampai tujuh petugas yang menyembelih. Kemudian satu ekor kambing terdiri dari dua sampai tiga petugas," kata Risma.

Demi mencegah terjadinya kerumunan, Risma juga meminta saat mendistribusikan daging, panitia yang berkeliling mengantar ke rumah warga. "Daging kurbannya dikemas dengan daun atau besek. Petugas yang mendistribusikan juga mengenakan masker maupun face shield," kata Risma.

Risma juga meminta saat penyembelihan hewan kurban, kebersihan lokasi dan peralatan harus diperhatikan. Bahkan limbah atau kotoran juga harus dibuang di tempat yang sudah disediakan. "Panitianya harus segera membersihkan diri," ujarnya.

 
Daging kurbannya dikemas dengan daun atau besek. Petugas yang mendistribusikan juga mengenakan masker maupun face shield
TRI RISMAHARINI
 

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Presiden Joko Widodo meminta para gubernur seluruh Indonesia menegakkan kedisiplinan publik terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Hal itu disampaikan Khofifah seusai mengikuti Rapat Para Gubernur dengan Presiden Jokowi terkait Percepatan Penyerapan APBD 2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu. "Pak Presiden memberikan arahan untuk menegakkan disiplin.

Memang seyogianya ada sanksi, apakah itu denda maupun administrasi, supaya ada peningkatan kedisiplinan masyarakat," ujar Khofifah.

Khofifah menyampaikan peningkatan kedisiplinan masyarakat harus diiringi upaya pergerakan roda perekonomian kembali. Dia mengatakan Presiden terus mengingatkan kepala daerah untuk mengetahui kapan harus menerapkan dan menghentikan kebijakan, atau dalam istilah yang kerap disampaikan Presiden yakni gas dan rem.

"Kepala daerah harus bisa melakukan deteksi secara kontinyu. Jadi pergerakan ekonomi dan Covid-19 bisa dikendalikan," jelasnya.

Dia menyampaikan selama enam hari terakhir tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jawa Timur tertinggi se-Indonesia. Per Rabu (16/7), Khofifah menerima laporan jumlah pasien sembuh di Jatim mencapai 500 orang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat