Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kawan Dekat Allah

Dalam Alquran, orang sabar itu digambarkan Tuhan sebagai kawan-Nya.

Oleh SUKRON ABDILAH

 

OLEH SUKRON ABDILAH

Abdullah Ibn Abbas menceritakan, Nabi Nuh AS diutus kepada kaumnya ketika berumur 480 tahun dengan masa kenabian 120 tahun. Beliau menjalankan seruan dakwahnya sepanjang lima abad.

Ketika mengarungi banjir, beliau sedang berumur 600 tahun. Setelah banjir, beliau hidup selama 350 tahun. Di zaman Nabi Nuh AS, usia manusia memang panjang, beliau pun hidup sampai usia 950 tahun.

Nabi Nuh AS harus menjalani tugasnya dengan penuh kesabaran. Kebanyakan kaumnya tidak menerima ajakan tauhidnya, justru mereka menolak dengan caci-maki dan kemudian menuduh Nuh sebagai orang gila.

Begitu lamanya seruan Nabi Nuh kepada kaumnya hanya beberapa puluh orang yang mengikutinya. Mereka dari kalangan orang kecil, miskin, sehingga menjadi bahan cemooh kaumnya yang kaya dan punya kedudukan sosial.

Seruan demi seruan dilakukan, siang dan malam dijalani; tetapi perlakuan kaumnya makin lama makin tidak manusiawi. Namun, Nabi Nuh tetap bersabar menjalankan tugas dakwahnya. 

Sabar terbagi tiga; sabar terhadap musibah, sabar terhadap ibadah, dan sabar untuk tidak berbuat maksiat. Dalam terminologi sufi, sabar merupakan laku batin yang mesti dicapai seseorang untuk mencapai ketenangan dalam menghadapi kerasnya kehidupan; yakni dengan sikap zuhud (menjaga diri dari godaan dunia), wara’ (menjaga diri dari kemaksiatan), dan qanaah (merasa puas dengan kenikmatan dunia).

Dalam Alquran, orang sabar itu digambarkan Tuhan sebagai kawan-Nya. Innallaha ma’ash shaabiriin; sesungguhnya Allah bersama orang-orang sabar. Begitu sayangnya Allah sehingga orang sabar dijamin selalu dibersamai-Nya.

Sebetulnya, sifat sabar merujuk kepada sifat Tuhan. Sebab, ada asma Allah di balik sifat sabar itu, yakni Ash-shabuur (Maha Penyabar). Karena salah satu sifat Allah, sabar sangat sulit dilakukan, tetapi mudah diucapkan sehingga orang yang mampu  bersabar, ia telah mencapai tahap spiritualitas yang tinggi. Dan, tentunya Allah akan selalu menyertai orang yang sabar karena salah satu sifat-Nya.

Sebetulnya, kalau mengikuti nafsu dan syahwat, berlaku sabar itu susahnya minta ampun. Manusia itu sebenarnya tidak bisa bersikap sabar, kecuali ia mampu mengalahkan nafsu dan syahwat yang bercokol di hatinya.

Dengan demikian, karena sikap sabar sangat sulit, ketika hal itu mampu kita lakukan, memiliki daya dorong luar biasa untuk berjalan menuju ridha-Nya. Tak ada kesabaran kecuali bersama-Nya dan menguatkan ketetapan hati untuk selalu kuat menerima apa pun bentuk kesulitan dan kesenangan hidup. Karena itu, sifat sabar tak ada batasnya, seperti halnya kesabaran Allah ketika eksistensinya banyak dikhianati umat manusia.

Karena Tuhan itu Mahaluas, maka sifat sabar itu juga tak bertepi. Batas sifat sabar itu ialah pengetahuan dan kedekatan kita dengan-Nya. Orang yang tidak sabar, ia tidak memiliki ketetapan hati ketika bergiling gisik dengan kerasnya kehidupan.

Kesabaran selalu menuntut ekspresi bebas-aktif, bukan justru terhanyut dalam kemandekan, kepasifan, pesimisme, dan leha-leha; apalagi kehilangan semangat hidup. Kesabaran sangat dibutuhkan orang beriman. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat