Tampilan Huawei Mobile Services | Dok Datascrip

Inovasi

Mantap Melangkah dengan Ekosistem Mandiri

HMS telah digunakan oleh lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia hingga Desember 2019.

Sejak Mei 2019, Pemerintah AS resmi melarang Google bekerja sama dengan Huawei, setelah mereka menaruh Huawei ke dalam daftar perusahaan yang diblokir. Sebagai konsekuensinya, Google dilarang memberikan aplikasi seperti Maps, Gmail, YouTube, Play Store dan aplikasi pre-load lainnya, di perangkat baru Huawei.

Aturan ini hanya berlaku untuk perangkat baru, sementara perangkat lama Huawei sebelum 16 Mei 2019 tetap mendapatkan dukungan dari Google. Meski tak lagi bisa menggandeng Google dalam perangkat-perangkat terbarunya, Huawei pun terus melangkah dengan menghadirkan perangkat-perangkat smartphone terbarunya. 

 

Sejak diluncurkan bersamaan dengan Huawei Mate 30 Pro, smartphone Huawei kini dilengkapi layanan Huawei Mobile Services (HMS). Dalam perkembangannya, HMS telah digunakan oleh lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia hingga Desember 2019. 

HMS merupakan aplikasi dan layanan untuk mendukung ekosistem di perangkat pintar Huawei dalam menghadirkan pengalaman yang mudah dan lancar bagi para pengguna. Pertumbuhan yang pesat di dalam ekosistem HMS ini, tak lepas dari makin banyaknya pengembang atau mitra yang terdaftar hingga mencapai 1,3 juta pengembang.  

Deputy Country Director, Huawei Consumer Business Group Indonesia, Lo Khing Seng menjelaskan, Huawei Mobile Services akan terus memprioritaskan pengembangan ekosistem yang komprehensif untuk peningkatan pengalaman pengguna. “Visi HMS di 2020 yaitu menciptakan pengalaman kecerdasan baru dan tanpa batas untuk penggunanya di seluruh dunia,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Senada, PT Datascrip sebagai distributor resmi Huawei di Indonesia juga melihat semakin banyak aplikasi populer yang bisa digunakan di dalam perangkat-perangkat terbaru Huawei. “Huawei juga terus memperkaya AppGallery yang dikembangkannya dengan dukungan aplikasi-aplikasi lokal,” ujar Bobby Ivan, selaku Division Manager PT Datascrip.

Saat ini, sudah ada puluhan aplikasi lokal di AppGallery yang sudah bisa dinikmati. Mulai dari, aplikasi niaga elektronik, perbankan, perjalanan, hiburan, berita, hingga jasa ekspedisi yang ada di Indonesia. 

Gerbang Sejuta Aplikasi

photo
Tampilan Petal Search Widget di Huawei Mobile Service - (Dok Datascrip)

Pada pertengahan Mei lalu, Huawei mengumumkan ketersediaan widget atau aplikasi mini untuk pencarian Petal Search Widget– Find Apps, yang sudah tersedia dan dapat diunduh melalui AppGallery. Alat pencarian baru ini akan memberikan akses kepada para pengguna Huawei ke berbagai aplikasi yang diperlukan dalam menunjang aktvitas digitalnya. 

Menurut Lo Khing Seng, Huawei terus berkomitmen menyediakan teknologi baru dan inovatif bagi para konsumen. “Kini, dengan Petal Search Widget – Find Apps yang ditenagai oleh Petal Search, pengguna Huawei memiliki cara lain untuk menemukan, menjelajahi, dan mengunduh aplikasi yang mereka perlukan di perangkat mereka dengan mudah,” ujarnya. 

Bekerja sama dengan berbagai mitra dan para pemimpin mesin pencarian global, Petal Search Widget – Find Apps menyatukan beragam aspek terbaik, terkait teknologi keamanan dan keselamatan berbasis perangkat keras. Dengan tetap dikombinasikan dengan standar privasi yang ditetapkan oleh mesin pencarian privacy-by-design untuk memastikan standar tertinggi keamanan data. 

Petal Search Widget – Find Apps saat ini telah hadir dalam lebih dari 40 bahasa dan tersedia di 45 negara dan area. Find Apps dapat diunduh di AppGallery dengan memasukan kata kunci ‘Petal Search – Find Apps’ pada kolom pencarian di perangkat-perangkat Huawei. 

Peluang Emas Bagi Para Pengembang

photo
Huawei Mobile Services - (Dok Datascrip)

Perang dagang yang terus berlangsung antara Amerika Serikat (AS) -Cina berdampak cukup signifikan bagi Huawei Group. Ketiadaan layanan Google Services dalam perangkat-perangkat terbarunya, membuat Huawei bertindak cepat menyiapkan ekosistem aplikasinya sendiri, sebagai pengganti Google Mobile Services (GMS). 

Tahun lalu, raksasa Cina ini menggelar program insentif bernilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14 triliun untuk menarik para pengembang agar membuat aplikasi yang akan didistribusikan lewat toko Huawei App Gallery. 

Huawei juga menjanjikan sistem revenue sharing sebesar 85 persen untuk pengembang yang memajang aplikasinya di toko App Gallery. 

Persentase pendapatan yang bakal diperoleh pengembang ini, lebih besar dibandingkan revenue sharing di Google Play Store maupun Apple App Store yang selama ini berada di angka 70 persen. 

Vice President of Huawei Mobile Services, Jervis Su, dalam laman resmi Huawei, menjelaskan, pada pertengahan 2019, HMS kini sudah eksis selama lebih dari lima tahun di Cina dan lebih dari dua tahun di luar Cina. Menurutnya, ada berkah tersembunyi bagi para pengembang independen di balik pemblokiran aplikasi dan layanan Google di ponsel-ponsel mendatang dari Huawei. “Banyak perusahaan perangkat lunak senang dengan situasi ini karena mereka pikir ini peluang besar agar bisa memajukan bisnis,” ujarnya dalam ajang Huawei Developer Conference 2019. 

Di AS sendiri, hingga akhir Agustus lalu, Departemen Perdagangan AS sudah menerima lebih dari 130 permintaan lisensi untuk berbisnis dengan Huawei. Namun, belum ada yang dikabulkan. Google pun tak bisa memberikan aplikasi dan layanannya ke Huawei selagi belum mendapat lisensi bisnis. 

 
Huawei juga terus memperkaya AppGallery yang dikembangkannya dengan dukungan aplikasi-aplikasi lokal.
Bobby Ivan, Division Manager PT Datascrip 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat