Pusat karantina untuk pasien penderita Covid-19, di Mumbai, India, menjadi rumah sakit terbesar di dunia. | EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI

Internasional

India Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Dunia

Rumah sakit terbesar di dunia ini untuk membantu memerangi virus korona.

NEW DELHI -- India telah membuka salah satu rumah sakit terbesar di dunia untuk membantu memerangi virus korona, Ahad (28/6). Peresmian ini bersamaan dengan Otoritas Kesehatan India mengumumkan peningkatan satu hari terbesar dalam jumlah infeksi baru.

Dikutip dari CNN, Sardar Patel Covid Care Center merupakan fasilitas kesehatan terbesar di India. Pemerintah Delhi menyatakan, tempat ini mulai beroperasi pada akhir pekan ini dengan 2.000 dari 10 ribu tempat tidurnya telah tersedia. Sedangkan, 8.000 tempat tidur di fasilitas yang terletak di daerah Chattarpur di Delhi akan bisa digunakan mulai Rabu (1/7).

Menteri Dalam Negeri India Amit Shah dan Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal, mengunjungi pusat perawatan sehari sebelum peresmian fasilitas tersebut. Dalam sebuah pesan yang diunggah di Twitter, Kejriwal menggambarkan pusat itu sebagai jajaran rumah sakit terbesar di dunia.

Sedangkan, Shah menyatakan, dengan fasilitas 10 ribu tempat tidur yang tersedia, rumah sakit itu akan memberikan bantuan besar kepada orang-orang Delhi. Administrasi dan operasi fasilitas akan dijalankan oleh Indo-Tiberan Border Police (ITBP).

"Saya memuji personel ITBP kami yang berani, yang akan mengoperasikan fasilitas Perawatan Covid ini selama masa-masa sulit ini. Komitmen mereka untuk melayani bangsa dan rakyat Delhi tidak tertandingi," ujarnya.

Data Johns Hopkins University melaporkan, saat berita ini ditulis ada lebih dari 10 juta kasus Covid-19 secara global. Angka kematian melampaui 500 ribu jiwa di seluruh dunia.

India menghadapi lebih dari 548 ribu kasus Covid-19 dan lebih dari 16 ribu orang meninggal dunia. India menjadi negara keempat yang paling terdampak pandemi virus korona di belakang Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia.

photo
Pusat karantina bagi pasien penderita Covid-19, di Mumbai, India, menjadi rumah sakit terbesar di dunia - (EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI)

Di tengah meningkatnya kasus Covid-19, sejumlah negara bagian di AS kini bergegas memberlakukan kembali lockdown. Laman the Independent melaporkan, Gubernur Negara Bagian Texas Gregg Abbot, misalnya, memerintahkan penutupan bar-bar dan membatasi pengunjung restoran dari 75 persen menajdi 50 persen dari kapasitas normal.

Sementara itu, aktivitas Presiden AS Donald Trump kembali menjadi sorotan. The Independent juga melaporkan, dua hari berturut-turut ia memilih mengunjungi lapangan golfnya di Sterling, Virginia.

Adapun Arab Saudi tercatat memiliki lebih dari 182 ribu kasus Covid-19. Pasien yang meninggal dunia melebihi 1.500 orang. Perkembangan terakhir dari Saudi menjadi sorotan karena menjelang dilaksanakannya ibadah haji. Pemerintah Saudi memberlakukan aturan ketat dan jumlah jamaah calon haji yang amat dibatasi.

Singapura gunakan pelacak

Laman BBC melaporkan, Singapura mulai membagikan perangkat pelacakan kontak berkemampuan Bluetooth untuk menghambat penyebaran virus korona. Alat yang disebut TraceTogether adalah alternatif untuk aplikasi pelacakan kontak dari pemerintah. Pelacak tersebut ditujukan untuk orang yang tidak memiliki atau memilih untuk tidak menggunakan ponsel.

Pendistribusian pertama pelacak dilakukan kepada orang lanjut usia yang rentan. Mereka kelompok yang hanya mempunyai sedikit atau tidak ada dukungan keluarga dan memiliki masalah mobilitas.

Alat tersebut memiliki kode QR unik dan tidak perlu diisi daya karena memiliki daya tahan baterai hingga sembilan bulan. Perangkat bekerja dengan menghubungkan sinyal Bluetooth dengan TraceTogether atau ponsel cerdas lain di sekitarnya yang menjalankan aplikasi TraceTogether.

Pengguna akan diberi tahu oleh petugas pelacakan kontak jika mereka terdeteksi berada di dekat seseorang yang terinfeksi virus korona. Jika mereka kemudian dikonfirmasi telah terkontak Covid-19, data akan diunduh dari perangkat.

Cina isolasi kota

Cina kembali memberlakukan isolasi ketat di Anxin, Provinsi Hebei. Kebijakan yang diterapkan setelah adanya kenaikan jumlah kasus infeksi virus korona sehingga berdampak pada kota dengan populasi 400 ribu orang tersebut.

Dilansir BBC, Senin (29/6), Pemerintah Cina mengumumkan Anxin akan sepenuhnya ditutup dan dikontrol. Hanya pekerja esensial yang diizinkan keluar rumah, sementara hanya satu orang dari setiap anggota keluarga yang diperbolehkan keluar untuk membeli kebutuhan.

Selain warga Anxin tidak diizinkan masuk gedung, permukiman, atau desa di sana. Pihak berwenang memperingatkan semua orang yang melanggar peraturan akan dihukum.

photo
Mengenakan masker, warga Kota Beijing mengantre untuk tes Covid-19, di sebuah rumah sakit di Beijing, Selasa (30/6/2020). Media melaporkan bahwa Kota Anxin berstatus lockdown, kota berjarak 150 kilometer dari Beijing - (EPA-EFE/WU HONG)

Anxin terletak sekitar 150 kilometer selatan Beijing. Wilayah tersebut adalah bagian dari proyek Xiongan New Area yang menyediakan kebutuhan akomodasi bagi Beijing. Media-media Cina mengatakan, sejak muncul wabah baru di ibu kota dua pekan lalu, ada sekitar 18 kasus yang dilaporkan di Anxin.

Anxin tidak sepadat seperti kota-kota besar di Cina. Pakar kesehatan setempat mengatakan, mereka optimistis penyebaran virus dapat dihentikan. Jumlah kasus infeksi di Negeri Tirai Bambu hingga saat ini masih terbilang rendah. Namun, pihak berwenang kesehatan negara itu mengkhawatirkan gelombang kedua setelah muncul riak kecil di Beijing.

Pada Senin, Beijing melaporkan total jumlah kasus infeksi sejak 11 Juni lalu menjadi 311 kasus. Hal ini membuat kawasan di sekeliling Beijing tetap waspada.

Badan kesehatan nasional Cina, yaitu National Health Commission (NHC) melaporkan, hingga 28 Juni ada enam kasus tanpa gejala di Beijing. Secara keseluruhan kasus Covid-19 di Cina daratan tercatat 83.512, dengan angka kematian sebanyak 4.634 orang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat