Pedagang membersihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020). | ANTARA FOTO

Jakarta

Pedagang Pasar Masih Abaikan Protokol Cegah Covid-19

Kawasan Pasar Kopro disemprot cairan disinfektan mencegah Covid-19 selama tiga hari.

JAKARTA -- Kasus penularan Covid-19 di pasar dan penutupan pasar di beberapa tempat di Jakarta menunjukkan masih banyak pedagang pasar yang abai dengan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19, khususnya selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Hal ini dibuktikan dengan penindakan yang dilakukan petugas gabungan kepada 12 pelanggar penerapan PSBB transisi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Mereka ditindak lantaran mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, di mana pelanggaran terbanyak mereka para pedagang kedapatan tidak mengenakan masker.

Camat Kramat Jati, Eka Darmawan, mengatakan, pengawasan PSBB rutin dilakukan pihaknya, terutama di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini lantaran ditengarai masih ada warga yang tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah khususnya di pasar tradisional.

"Hasil pengawasan hari ini ada 12 pelanggar yang kami tindak. 11 orang dikenai sanksi kerja sosial dan satu orang dijatuhi sanksi denda administrasi sebesar Rp 100 ribu," kata Eka, Senin (29/6).

 
11 orang dikenai sanksi kerja sosial dan satu orang dijatuhi sanksi denda administrasi sebesar Rp 100 ribu.
EKA DARMAWAN, Camat Kramat Jati
 

Eka menambahkan, pihaknya mengerahkan 45 petugas gabungan yang terdiri dari unsur Satpol PP, Sudin PPKUKM Jakarta Timur, ASN kelurahan, dan kecamatan dibantu TNI/Polri dalam kegiatan ini. Para petugas gabungan melakukan monitoring keliling pasar di beberapa tempat Jakarta Timur, termasuk Pasar Induk Kramat Jati yang dikenal sebagai pasar utama perdagangan buah dan sayuran.

Kepala Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Jakarta Timur Igan Muhammad Faisal mengatakan, pihaknya ingin memastikan seluruh tempat usaha di bawah pengelolaan pihaknya menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Terlebih, pada masa PSBB transisi seperti saat ini.

"Kami terus lakukan monitoring apakah tempat usaha menerapkan protokol kesehatan atau tidak. Jika ada pelanggaran akan kami laporkan ke Satpol PP untuk dilakukan penindakan," kata Igan.

Manajer Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun, menambahkan, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di antaranya menyediakan 20 wastafel yang tersebar di lokasi strategis di area pasar.

Kemudian setiap orang yang akan memasuki area pasar wajib diperiksa suhu tubuhnya dan mengenakan masker. Bahkan, pihaknya juga mengerahkan Tim Gugus Tugas Covid-19 yang berjumlah 32 orang dan rutin melakukan pengawasan.

"Pengunjung dan pedagang kini sudah terbiasa mengenakan masker. Kami sangat berterima kasih pada tim gabungan yang sudah rutin melakukan pengawasan," kata Agus. 

Ditutup

Sementara itu, Pasar Tomang Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Kopro di Grogol Petamburan, Jakarta Barat, ditutup sejak Senin (29/6). Penutupan ini setelah ada pedagang positif Covid-19 dari hasil tes usap (swab).

"Mulai ditutup sampai tiga hari ke depan," kata Camat Grogol Petamburan, Didit Sumaryanta.

Didit mengatakan, pembukaan kembali Pasar Kopro berlangsung pada Rabu (1/7). Hingga kini, telah keluar hasil tes usap 135 pedagang. Saat ini, pihaknya berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya untuk mengondusifkan kawasan Pasar Kopro agar tak terjadi penularan Covid-19. Selama tiga hari, seluruh kawasan Pasar Kopro akan disemprot cairan disinfektan.

Secara terpisah, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Barat, Kristi Wathini, mengatakan, terdapat empat pedagang yang dinyatakan positif berdasarkan tes usap. "Iya mau didisinfeksi, empat pedagang (positif) dari 135 orang yang diperiksa," kata Kristi.

Pengelola Pasar Kopro telah mengadakan tes usap massal pada 16 Juni 2020. Sebanyak 155 sampel dari pedagang dan pengelola pasar diperiksa untuk mendeteksi adanya kasus positif Covid-19.

 
Empat pedagang (positif) dari 135 orang yang diperiksa.
KRISTI WATHINI, Kasudin Kesehatan Jakarta Barat
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat