Ilustrasi tim Basarnas mencari nelayan yang hilang di Selat Sunda. | MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO

Nusantara

Basarnas Lanjutkan Pencarian Nelayan Hilang di Selat Sunda

Para nelayan yang perahunya terbalik ini merupakan warga yang hendak mencari ikan di Pulau Rakata.

PANDEGLANG--Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polair, Lanal dan nelayan masih melakukan pencarian terhadap tujuh nelayan yang hilang di perairan Selat Sunda. Pencarian nelayan disebut telah memasuki hari keenam sejak kapal nelayan tersebut terbalik pada Kamis (18/6) lalu.

Humas Basarnas Banten Warsito mengatakan pencarian korban oleh Tim SAR saat ini bahkan sudah dilakukan dari Pulau Panaitan hingga Pesisir Barat Lampung. Namun, hingga kini personel gabungan masih belum menemukan enam nelayan tersebut.

"Kita telusuri hari ini di daerah Panaitan, tapi karena saat ini gelombang di sana lumayan tinggi jadi tidak bisa lama-lama. Karena cuacanya sekarang sedang jelek, kalau pagi tinggi gelombang 1-2 meter, kalau sore 2-4 meter makanya kita nggak berani untuk pencarian sampai sore," jelas Warsito, Rabu (24/6).

Pencarian akan berlangsung selama tujuh hari namun bisa diperpanjang jika nantinya setelah evaluasi yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan. "Ini sampai tujuh hari, besok hari ketujuh akan ada evaluasi apakah diperpanjang atau tidak pencarain tujuh nelayan ini," katanya.

Warsito mengatakan para nelayan yang perahunya terbalik ini merupakan warga yang hendak mencari ikan di Pulau Rakata, namun perahu justru dihantam ombak sehingga terbalik. Dari 16 penumpang dalam kapal tersebut, ia mengatakan ada sembilan orang berhasil selamat karena berpegangan kepada bangkai kapal yang terbalik.

"Tujuh orang hilang dan dalam pencarian dari 16 penumpang dalam kapal, alhamdulillah ada sembilan yang ditemukan selamat. Enam nelayan yang selamat ini ketika kapal mereka terbalik berpegangan pada bangkai kapal, tiga lainnya ditemukan sehari setelah kejadian oleh nelayan pancing,"katanya.

Menurutnya, kondisi gelombang di perairan Selat Sunda saat ini cukup tinggi sehingga masyarakat atau nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu. Imbauan ini juga dikatakannya sesuai dengan saran Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait gelombang tinggi di Selat Sunda atau perairan Selatan Banten.

"Kondisi sekarang gelombang tinggi, jadi agar pemancing atau nelayan sekarang disarankan untuk tidak melakukan aktivitas dulu di laut untuk sementara. Ini juga dengan peringatan BMKG tentang peringatan dini di daerah Selatan Banten dan Selat Sunda," ungkapnya.

Sementara Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol Heri Sulistya menjelaskan, pihaknya dan tim SAR gabungan lainnya hingga kini masih melakukan patroli laut dan darat untuk melakukan pencarian terhadap 7 orang nelayan. 

Personel SAR gabungan dikatakannya terdiri dari personil Ditpolairud Polda Banten, Ditpolair Baharkam Polri, Basarnas Banten, Basarnas Jakarta, Basarnas Lampung, Lanal Banten, KSOP Banten, ASDP Merak, SAR MTA, PMI Cilegon dan BPBD Kabupaten Serang.

"Sampai hari ini, kami dari Tim SAR gabungan masih mencari 7 orang nelayan yang belum ditemukan. Kami melakukan patroli laut di Pulau Panaitan, Teluk Labuan, Sumur, Sisi timur Belimbing - Lampung," jelasnya.

Menurutnya, pencarian menggunakan alat utama (Alut) KRI Lemadang, Kapal Polisi Bangau 5006, RIB 02 Banten, RIB 02 Lampung. Ia juga menjelaskan teknis pencairan dilakukan dengan membagi tim SAR menjadi beberapa bagian. 

"Kapal Patroli KRI Lemadang dan Kapal Polisi Bangau 5006, bertolak dari Pelabuhan Indah Kiat menuju Pulau Panaitan. RIB 02 Banten bertolak dari Posko SAR Gabungan di Teluk Labuan menuju Sumur dengan Rute Pencarian Entry dari Pelabuhan Probo menyusuri garis pantai hingga Tanjung Lesung. Sedangkan RIB 02 Lampung melakukan penyisiran di sisi timur Belimbing - Lampung," terangnya.

Sementara itu Kabidhumas Polda Banten Edy Sumardi menghimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan nelayan untuk melapor jika menemukan para nelayan. 

"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan nelayan, bilamana melihat atau mendengar informasi terkait dengan korban KM Puspita Jaya agar segera melapor ke tim SAR atau Ditpolairud Polda Banten ataupun Polsek terdekat dan kepada para nelayan hati-hati jika akan melaut," jelasnya. Alkhaledi kurnialam

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat