Ahli waris keluarga perawat yang gugur saat menangani pasien COVID-19 Syahrul Rahmadi berpose memegang foto perawat yang gugur di Jakarta, Selasa (19/5). | MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Perawat Tagih Insentif

Ada dua perawat di Surabaya yang kembali gugur pada Rabu (24/6).

 

SURABAYA –- Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Nursalam, mengatakan, salah satu hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk perawat Covid-19 adalah terkait insentif. Apalagi, banyak dari perawat tersebut yang sampai gugur akibat terpapar Covid-19.

Nursalam mempertanyakan terkait janji-janji dari pemerintah untuk memberikan insentif khusus bagi perawat yang merawat pasien Covid-19. Janji-janji tersebut hingga kini belum terpenuhi. Di Jawa Timur, kata Nursalam, baru sekitar 20 persen yang dibayarkan dari insentif yang dijanjikan.

“Termasuk insentif yang diberikan sesuai atau tidak (harus diperhatikan). Karena, dari yang dijanjikan pemerintah, baru 20 persen yang diberikan di Jatim itu. Yang lainnya belum semuanya,” kata Nursalam saat dikonfirmasi, Rabu (24/6).

Nursalam juga menuntut diperhatikannya kebutuhan perawat yang lainnya, mulai dari istirahatnya dan rasio perawatan pasiennya, agar tidak kelelahan. Kemudian, menurut dia, perlu diperhatikan juga nutrisinya, jaminan makannya, hingga vitaminya. Dia juga menuntut ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai.

“Penyediaan APD dan ketat dalam menggunakan APD sesuai dengan standar penangananan Covid-19, itu harus diterapkan. Kalau enggak, berguguran semua perawat,” ujar Nursalam.

Dia juga mengimbau pihak rumah sakit atau pemerintah daerah melakukan pemeriksaan secara masif dan berkala terhadap para perawat, yakni dengan melakukan tes swab PCR rutin, setiap tujuh hingga 10 hari. Terutama, perawat yang menangani Covid-19. Dari 124 perawat di Jatim yang terpapar Covid-19, 60 persen merupakan perawat di puskesmas.

“Berikutnya kita minta perhatikan stigma, jangan sampai distigma di masyarakat. Misalnya, perawat honorer karena positif (Covid-19) dilepas, termasuk di masyarakat nggak diterima,” kata Nursalam.

photo
Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan Covid-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6).  - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Gugur lagi

Nursalam mengatakan, ada dua perawat di Surabaya yang kembali gugur pada Rabu (24/6). Dia memastikan, kedua perawat yang meninggal tersebut positif terjangkit Covid-19 sehingga total perawat yang terpapar Covid-19 di Jatim sebanyak 124 orang. Sembilan orang di antaranya meninggal dunia.

“Jadi, hari ini ada dua perawat yang meninggal di Surabaya. Satu perawat RS Gotong Royong Surabaya. Meninggalnya di RSAL pagi sekitar jam 03.00 WIB. Satu lagi perawat pembimbing di RS RKZ, siang meninggal di RS RKZ Surabaya,” ujar dia.

Nursalam mengungkapkan, untuk perawat yang bekerja di RS Gotong Royong Surabaya bernama Vivitra. Vivitra masuk ke RSAL dr Ramelan Surabaya sekitar pertengahan Juni 2020. Perawat tersebut masuk rumah sakit akibat Covid-19 dalam keadaan hamil delapan bulan. Kemudian, pada 22 Juni 2020, bayi tersebut dilahirkan dengan cara caesar. “Tanggal 22 dioperasi, bayinya dilahirkan dengan sectio. Anak laki-laki dan juga positif Covid-19. Kemudian, hari ini tadi (ibunya) meninggal,” ujar Nursalam.

 
Kalau tidak segera diberikan, nanti mereka lemesLha iya, kami dikejar-kejar terus, tapi insentif nggak dapet-dapet, makanya saya minta segera.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
 

Bayi yang juga terpapar Covid-19 tersebut, kata Nursalam, saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSAL dr Ramelan Surabaya. Dia juga mengakui, kondisi bayinya belum stabil dan bahkan dalam keadaan kritis. “Kondisi bayinya pakai ventilatornya anak-anak gitu. Jadi, ya kondisinya kritis juga di ruang NICU, ruang intensifnya untuk bayi,” ujar dia.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat segera mencairkan insentif bagi tenaga kesehatan di provinsi setempat. “Tadi rapat membahas banyak hal, salah satunya klaim rumah sakit dan insentif untuk tenaga kesehatan. Insentif ini belum diterima, makanya saya minta Dinas Kesehatan segera mengurus agar bisa segera mendapat petunjuk pusat dan insentif segera dibagikan,” kata Ganjar, Selasa (23/6).

Menurut Ganjar, insentif tersebut menjadi salah satu bentuk penghargaan dan penyemangat bagi tenaga kesehatan yang telah berjuang selama masa pandemi. “Kalau tidak segera diberikan, nanti mereka lemes. Lha iya, kami dikejar-kejar terus, tapi insentif nggak dapet-dapet, makanya saya minta segera,” ujar dia.

photo
Petugas medis bersama warga menguburkan jenazah pasien positif Covid-19 di salah satu lokasi dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (17/6). - (AMPELSA/ANTARA FOTO)

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyambangi RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu (24/6). Salah satu tujuan kedatangannya dimaksudkan untuk menyampaikan santunan dari Presiden Joko Widodo kepada keluarga dari tenaga kesehatan yang meninggal akibat terpapar Covid-19.

Terawan berharap santunan yang diberikan bisa sedikit meringankan kesedihan keluarga yang ditinggalkan. “Saya sambil membawa santunan dari Bapak Presiden untuk keluarga tenaga medis yang sudah meninggal. Baik dokter, tenaga medis, dan perawat. Sebagai bentuk penghargaan dan menguatkan hati keluarganya,” kata Terawan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat