Pengungsi menunggu diselamatkan aparat keamanan Eropa selepas meninggalkan Libya beberapa waktu lalu. Libya telah menemukan 11 kuburan massal di Tarhuna. | AP

Internasional

Libya Desak PBB Selidiki Kuburan Massal Tarhuna

Libya telah menemukan 11 kuburan massal di Tarhuna.

TRIPOLI — Menteri Luar Negeri Libya Mohamed Siala mendesak Dewan Keamanan PBB membawa kasus penemuan kuburan massal di negaranya ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Dia telah mengirim surat resmi terkait hal tersebut pada Ahad (14/6). 

Menurut pernyataan tertulis yang diterbitkan di akun Facebook Kementerian Luar Negeri Libya, Siala mengatakan negaranya telah menemukan 11 kuburan massal di Tarhuna, sebuah wilayah yang sebelumnya dikuasai pasukan Libyan National Army (LNA) pimpinan Khalifa Haftar. LNA adalah lawan utama pemerintahan sementara Libya yang diakui PBB yaitu Government of National Accord (GNA).

Siala menyebut beberapa orang, termasuk wanita dan anak-anak, telah dikubur hidup-hidup. Ia meminta ICC memulai langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelidiki kejahatan pasukan Haftar. 

“Dewan Keamanan PBB kali ini harus mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan milisi Haftar dan dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya, seperti dikutip laman Anadolu Agency

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan terkejut dengan penemuan kuburan massal di wilayah Tarhuna. Dia menyerukan agar dilakukan penyelidikan transparan terkait hal tersebut.  

 
Dewan Keamanan PBB kali ini harus mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan milisi Haftar dan dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
 
 

Guterres meminta GNA mengamankan kuburan massal dan mengidentifikasi para korban. Ia pun meminta agar penyebab kematian ditetapkan dan jenazah para korban dikembalikan kepada saudara terdekat.  

“Sekretaris Jenderal (PBB) sekali lagi mengingatkan semua pihak pada konflik di Libya tentang kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia (HAM) internasional,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dikutip laman the Guardian, Sabtu (13/6).  

Pekan lalu Menteri Dalam Negeri Libya Fathi Bashagha mengatakan otoritas berwenang telah telah mendokumentasikan bukti dugaan kejahatan perang di Tarhuna. Laporan awal menunjukkan puluhan korban yang ditemukan di kuburan massal telah dikubur hidup-hidup. Bashagha pun mengungkapkan bahwa tim investigasi telah menemukan sebuah peti kemas di Tarhuna yang penuh dengan mayat hangus.  

Tarhuna adalah kota kunci yang menjadi titik pertahanan utama pasukan LNA. Kelompok milisi yang bersekutu dengan GNA telah berhasil merebut kembali Tarhuna yang terletak sekitar 65 kilometer di tenggara ibu kota Tripoli. 

photo
Muammar Gadhafi. Libya telah menemukan 11 kuburan massal di Tarhuna - (AP)

Perebutan itu menjadi serangkaian keberhasilan GNA dalam memukul mundur LNA. Sebelumnya pemerintah mengklaim telah memperoleh kembali kendali atas semua titik masuk dan keluar Tripoli, termasuk bandara.  

Libya telah dilanda krisis sejak 2011, yakni ketika pemberontakan yang didukung NATO melengserkan mantan presiden Muammar Qadafi. Dia telah memimpin negara tersebut lebih dari empat dekade. 

Setelah digulingkan, Qadafi pun tewas tragis di tangan milisi oposisi. Sejak saat itu, kekuasaan politik Libya terpecah dua. Basis pertama memusatkan diri di Libya timur dengan pemimpinnya Khalifa Haftar. Sementara basis yang didukung PBB berada di Tripoli. 

Tak hanya terpecah, Libya pun menjadi lahan perebutan aktor-aktor politik asing.  Libya yang memiliki 46,6 miliar barel cadangan minyak menjadi salah satu negara penghasil minyak terbesar di Afrika. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat