President of the European Leagues Lars-Christer Olsson speaks during the European Leagues General Assembly press conference in London, Friday, Oct. 18, 2019 | AP

Sepak Bola

Menakar Masa Depan Sepak Bola Pasca Pandemi

Para pemangku sepak bola dunia dan Eropa disarankan membuat keputusan paling cepat akhir Mei.

JAKARTA -- Pandemi virus korona (Covid-19) berpotensi dapat mengganggu kalender sepak bola internasional setidaknya dua hingga tiga tahun ke depan, termasuk keberlangsungan Piala Dunia 2022 Qatar. Anggota Komite Eksekutif UEFA, Lars-Christer Olsson, menilai, dampak pandemi Covid-19 dapat menimbulkan hal lebih serius dari saat ini.

"Saat semua kompetisi ditunda ke tahun berikutnya dan gelaran Piala Dunia 2022 akan digelar di tengah jadwal kompetisi di Eropa, maka Anda harus bisa mengatur dan memadatkan jadwal kompetisi domestik dan internasional. Sekarang, kami masih menunggu bagaimana perkembangan pandemi ini," ujar Olsson menjelaskan dilansir BBC Sport, Jumat (1/5).

Sebelumnya, Olsson mengatakan kepada BBC Radio bahwa tidak ada konsensus antara pemerintah di setiap negara mengenai penyelesaian kompetisi domestik karena masing-masing negara menghadapi situasi yang berbeda mengenai virus dan kebijakannya. Dua divisi teratas Prancis, Ligue 1 dan Ligue 2, tidak akan melanjutkan musim ini setelah Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe melarang semua acara olahraga, termasuk yang tertutup hingga September 2020 mendatang. Kebijakan serupa diputuskan Belanda yang menghentikan Eredivisie.

"Untuk saat ini, kami sedang merencanakan musim 2019-2020 pada Agustus. Jika itu mungkin, saya pikir itu akan baik-baik saja karena itu juga berarti bahwa kita dapat menjaga integritas fase akhir musim sepak bola internasional saat ini," kata dia. Karena itu, Olsson menyarankan para pemangku sepak bola dunia dan Eropa harus membuat keputusan paling cepat akhir Mei karena jika tidak, maka kompetisi harus dipadatkan dan juga demi kelolosan klub-klub ke musim baru.

 

Protokol

Melihat dampak Covid-19 yang bisa berpengaruh sampai dua hingga tiga tahun ke depan, tentunya FIFA dan seluruh federasinya harus membuat protokol kesehatan guna menjamin keselamatan pemain dan pihak yang terlibat seandainya kompetisi 2019/2020 benar-benar kembali bergulir.

Hal tersebut yang menjadi acuan Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora. Dia meminta syarat tertentu agar kampanye Seri A kembali berjalan. "Situasinya seperti ini. Andai protokolnya sudah disetujui semua pihak, latihan bisa dimulai lagi dan ini akan berdampak positif pada kemungkinan musim akan dilanjutkan," kata Spadafora sebagaimana dilansir di Football Italia.

 
Andai protokolnya sudah disetujui semua pihak, latihan bisa dimulai lagi.
VINCENZO SPADAFORA, Menteri Olahraga Italia
 

Saat ini, Seri A Liga Italia masih ditangguhkan meski sejumlah kalangan mengajukan opsi untuk melanjutkan. Spadafora menegaskan, pemerintah akan mengeluarkan dekrit berkaitan dengan keadaan darurat kesehatan publik dan kompetisi akan berakhir jika tidak ada kesepakatan mengenai protokol keselamatan terhadap pemain. "Andai itu mempunyai arti kondisi untuk menciptakan kondisi dalam dunia sepak bola tak menderita. Pada dasarnya, kami akan mengambil tanggung jawab itu," ujar Spadafora.

Di Inggris, draf protokol yang diajukan Liga Primer, 'Project Restart', tampaknya jauh lebih lu nak daripada ketentuan Pemerintah Italia. Dalam model Italia, pemain dan staf akan dikenakan tes swab Covid-19 setiap hari selama sepekan pertama, kemudian seminggu sekali setelah itu. Sedangkan, protokol kesehatan di Liga Primer hanya membutuhkan satu tes 48 jam sebelum kembali ke pelatihan kelompok.

Elemen dasar lainnya adalah memakai masker, jaga jarak sosial (social distancing), dan fasilitas yang didesinfeksi setiap hari. Terlepas dari semua itu, beberapa klub, termasuk Arsenal, sudah kembali ke tempat latihan mereka, sesuatu yang tidak akan diizinkan dilakukan oleh klub Italia selama beberapa pekan lagi. Meskipun fakta bahwa tingkat kematian harian di Inggris saat ini jauh lebih tinggi daripada Italia.

Di sisi lain, Kepala Komite Medis UEFA, Tim Meyer, membenarkan jika liga-liga di Eropa yang selama ini ditunda akibat virus korona bisa dilanjutkan dengan mematuhi semua aturan kesehatan yang bakal diterapkan, seperti yang disebutkan di atas.

"Dengan patuh secara penuh terhadap aturan hukum setempat, tentu dimungkinkan untuk memulai kembali kompetisi yang ditangguhkan selama musim 2019/2020 ini," kata Tim Meyer.

"Semua organisasi yang mempertimbangkan dimulainya kembali kompetisi, akan menggunakan protokol lengkap demi memastikan perlindungan kesehatan untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya," ujar pria berdarah Jerman tersebut.

photo
Salah satu fan FC Bate mengenakan masker saat menyaksikan pertandingan versus Energetik-BGU, di Minsk, Belarusia, 19 Maret 2020. - (AP)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat