Work from home | Pixabay

Inovasi

Nyalakan Kehidupan Sosial Melalui Aplikasi

Banyak fitur yang bisa dieksplor untuk makin meningkatkan produktivitas.

Kewajiban social distancing yang dilakukan masyarakat saat ini membuat aplikasi Zoom mengalami lejitan popularitas. Salah satu kekuatan terbesar Zoom adalah penggunaannya yang cukup mudah. Kini, aplikasi besutan Eric Yuan ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari bekerja, meeting, belajar, hingga silaturahim. Brigida Alexandra adalah salah satu pengguna yang makin akrab dengan Zoom selama masa pembatasan sosial berlangsung.

Menurutnya, selama beraktivitas dari rumah, Zoom sangat membantunya untuk meneruskan kursus bahasa Prancis yang ia tekuni. Para tenaga pengajar yang mengerti benar  penggunaan Zoom makin membuat kualitas belajar tidak berkurang meski tanpa tatap muka, ujarnya.

Brigida mengungkapkan, ada beberapa fitur Zoom yang baru ia pelajari selama makin intens menggunakan aplikasi ini. Salah satunya, screen sharing. Fitur ini memungkinkan proses belajar seperti menggunakan papan tulis. "engajar bisa menjelaskan di papan tulis dan kita bisa menambahkan tulisan lewat fitur ini," ia menjelaskan.

Meski Zoom membantunya belajar bahasa asing, ternyata aplikasi ini kurang membantu untuk kursus balet yang juga kini juga harus ia teruskan lewat rumah saja. Karena menggunakan laptop, menurutnya, ada keterbatasan jarak pandang yang mempersulit gurunya untuk mengamati setiap gerakan.

Namun, secara umum, meski banyak penyesuaian yang harus ia lakukan, Brigida mengakui, aplikasi ini bisa terus diekplorasi untuk meningkatkan produktivitasnya selama beraktivitas dari rumah.

Amankan Setiap Percakapan

Saat ini, dalam berbagai aspek kehidupan kita tak bisa lepas dari berkegiatan di dunia maya. Termasuk, ketika warga dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Belum pernah sebelumnya dalam dunia yang terhubung kemampuan untuk berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja, dan bertransaksi secara daring menjadi hal yang begitu krusial seperti saat ini. Sayangnya, ke mana pun orang pergi, pelaku kejahatan siber akan selalu mengikuti. Para peneliti di Kaspersky kini sudah menemukan malware yang mencoba menyembunyikan file berbahaya dalam dokumen terkait dengan penyakit atau virus ini.

Namun, peluang ancaman siber lainnya tidak hanya sampai di situ. General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, menjelaskan, dari pertemuan tatap muka, kini kita telah menyaksikan perubahan dengan maraknya konferensi video. "Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi, serta menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda, seperti Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, penggunaan kata sandi yang lemah, dan izin aplikasi yang buruk atau diabaikan," ujarnya.

 
Perusahaan di seluruh dunia, sekarang  telah menyadari pentingnya mengamankan aplikasi dan laman mereka. Namun, masih banyak organisasi yang masih belum siap menghadapi para karyawannya bekerja dari rumah dan menyebabkan mereka harus menghadapi tantangan  secara real time, dalam keadaan luar biasa seperti ini.
General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) di Kaspersky, Yeo Siang Tiong
 

Berpesta dengan Zoom

photo
Penggunaan aplikasi Zoom - (Pixabay)

Tak hanya dapat dimanfaatkan untuk bekerja dan belajar, ada pula pengguna yang memanfaatkan Zoom untuk berpesta. Jika ingin mengadakan pesta Zoom, sebagai penyelenggara, user harus memiliki akun untuk mengatur rapat. Secara teknis, penyelenggara dapat mengundang ratusan orang dalam satu Zoom. Tetapi, untuk keperluan pesta, tujuh orang merupakan jumlah yang sempurna untuk percakapan yang bisa diikutsertakan oleh setiap orang selama beberapa jam.

Mengundang sepuluh orang juga masih dimungkinkan, tapi mungkin akan ada orang akan merasa ditinggalkan dari percakapan. Sebelum pesta dimulai, pastikan semua peserta tahu cara mengakses Zoom.

Penyelenggara bisa menjadwalkan rapat Zoom terlebih dulu atau membagikan tautan beberapa menit sebelum pesta dimulai. Pastikan para peserta memiliki jaringan internet atau Wi-Fi paling stabil, terutama sang penyelenggara.

Untuk makin memeriahkan `pesta' ini, penyelenggara dapat menggunakan filter, emoji, dan latar belakang khusus pada Zoom sebagai pembuka percakapan yang hebat. Kemampuan menambahkan latar belakang khusus ini merupakan salah satu fitur yang paling disukai para penggunanya.

Host dan peserta pesta bisa menambahkan satu, mengubahnya, dan menghapusnya kapan saja selama obrolan video. Pengguna pun dapat menggunakan tombol Touch My Appearance untuk menerapkan filter penghalusan dan pencerahan pada wajah.

Cara lain untuk membuat pesta tetap menarik adalah dengan membawa minuman dan makanan ringan atau pertimbangkan untuk memperkenalkan konsep pesta kostum di Zoom.

Seperti banyak perusahaan dan platform yang menawarkan tunjangan gratis selama karantina, Zoom memungkinkan host meningkatkan rapat Zoom melewati batas 40 menit seperti biasa secara gratis. Pada tanda ke-40 menit Zoom secara otomatis memberi tahu semua orang di grup. 

Mengenal Zoombombing

Banyak fenomena baru yang kini lahir, seiring tingginya pemanfaatan Zoom.Dilansir dari The Cut, FBI telah memperingatkan adanya tren baru yang mengerikan dalam penggunaan Zoom, yakni zoombombing.

Zoombombing adalah jenis serangan siber yang menggambarkan adanya pihak membajak obrolan telekonferensi Zoom. Orang asing tersebut dapat menggambar citra ofensif di layar, berbagi gambar porno, berbagi informasi orang (doxxing) dalam obrolan atau mengejek mereka dengan ucapan serta ancaman kebencian.

Pelaku zoombombing atau zoombomber dapat berbagi ID rapat Zoom dan mengoordinasikan serangan peretasan di forum daring. Termasuk merekam serangan zoombombing mereka dan membaginya di Tiktok dan Youtube.

Zoombombing menyasar universitas dan sekolah serta acara kelompok- kelompok agama. Untuk itu, FBI memiliki rekomendasi untuk membuat Zoom lebih aman. Mereka menyarankan jangan membuat rapat atau ruang kelas terbuka untuk umum. Pengguna juga dapat meminta kata sandi rapat atau menggunakan fitur ruang tunggu dan mengawasi penerimaan tamu.

Selain itu, jangan membagikan tautan telekonferensi atau ruang kelas di pos media sosial yang tersedia untuk umum. Berikan tautan langsung ke orang tertentu. "Kami sekarang memiliki serangkaian pengguna yang jauh lebih luas yang menggunakan produk kami dalam berbagai cara yang tidak terduga. Hal ini memberi kami tantangan yang tidak kami antisipasi ketika platform disusun," ungkap CEO Zoom, Eric Yuan, seperti dilansir dari Tech Crunch.

Selain mengikuti arus besar permintaan dukungan pelanggan, Zoom kini telah mengirimkan beberapa pembaruan untuk menyelesaikan beberapa masalah. Salah satunya, menulis kebijakan privasi khusus K-12 dan mengubah beberapa pengaturan defaultuntuk sekolah sehingga hanya guru yang dapat berbagi konten. ed: setyanavidita livikacansera

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat