Ilustrasi impor gula | MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO

Ekonomi

RNI-PPI Proses Lelang Impor Gula 

Impor gula dimaksudkan untuk memenuhi pasokan dan konsumsi dalam negeri.

 

 

JAKARTA  — Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), resmi mendapatkan izin mengimpor gula kristal putih (GKP) dari pemerintah sebanyak 100 ribu ton. Kedua perusahaan sedang melakukan proses lelang impor dari negara eksportir sebelum proses impor dilakukan. 

Direktur Utama RNI sekaligus pemimpin BUMN klaster pangan Eko Taufik Wibowo mengatakan, izin impor diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 7 April 2020. Proses lelang dilakukan pada pekan kedua hingga keempat April untuk menentukan eksportir yang dipilih. 

Eko menambahkan, jika proses tersebut lancar, ditargetkan distribusi gula impor akan dimulai pada pekan pertama oleh PPI dan pekan kedua oleh RNI. Dengan kata lain, maksimal pekan kedua puasa gula impor sudah dapat didistribusikan ke masyarakat yang saat ini mengalami kelangkaan gula. 

Hanya, Eko mengatakan, pihaknya harus mewaspadai proses impor gula dari negara produsen. Sebab, terdapat beberapa negara eksportir gula yang sedang menerapkan kebijakan lockdown, seperti India. "Kami wanti-wanti karena ada yang lockdown dan ketidakstabilan kurs rupiah juga sedikit merepotkan kami dan bisa memperlambat proses lelang," ujarnya. 

Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan tiga opsi negara selain India, yakni Thailand, Australia, dan Brasil. Adapun, setelah pasokan gula impor masuk, akan memanfaatkan jaringan distribusi PT BGR Logistics yang juga menjadi anggota BUMN klaster pangan. 

"Jaringan distribusi sudah tersebar di seluruh Indonesia. Kami akan komitmen berusaha agar Ramadhan kita bisa penuhi pasar gula," ujar Eko.

Eko mengatakan, khusus RNI selain mengimpor gula kristal putih juga mengimpor gula mentah. Total kuota impor yang sudah diberikan sebanyak 33,8 ribu ton. Di mana, izin impor telah terbit pada 13 April 2020 dan proses distribusi ditargetkan mulai pekan pertama Juni 2020. 

Sejak Oktober 2019 sampai Maret 2020, Kementerian Perdagangan tercatat telah mengeluarkan persetujuan impor gula mentah (GM) sebanyak 786.602 ton dalam rangka menjaga stok dalam negeri. Adapun realisasi sampai 1 April tercatat berjumlah 364.130 ton.

Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN telah mengelompokkan BUMN dalam bentuk klaster. Khusus untuk klaster pangan diisi oleh sembilan anggota, yakni PT RNI, PT Perinus, PT Perindo, PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, PT Berdikari, PT Garam, PT PPI, serta PT BRG Logistics. 

Selain dua BUMN klaster pangan yang mendapat penugasan impor gula kristal putih, Perum Bulog (Persero) yang berada di luar klaster juga mendapatkan kuota impor sebanyak 50 ribu ton. 

Sembari menunggu datangnya pasokan impor, untuk sementara, Bulog mengoptimalkan gula mentah milik anak usahanya, PT Gendhis Multi Manis (GMM), yang mulai diproses menjadi gula kristal putih siap konsumsi. 

Adapun GMM telah mendatangkan 29.750 ton gula mentah pada awal April untuk tahap pertama dan tengah proses pengolahan. Pada tahap kedua, akan didatangkan sebanyak 35 ribu ton. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menjamin pemenuhan kebutuhan gula pasir selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri mendatang.

Mantan menteri perindustrian itu mengatakan, pemerintah telah memberikan izin kepada Bulog, RNI, dan PPI mengimpor gula putih sebanyak 100 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Gula putih tersebut diharapkan segera masuk ke ritel modern dan minimarket. Dengan demikian, harga gula putih di pasaran diharapkan bisa menyentuh Rp 12.500 per kilogram (kg).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat