Ketua Umum DP KORPRI Nasional Zudan Arif Fakrulloh memberikan keterangan kepada media terkait program vaksinasi kanker serviks untuk ASN. | Istimewa

Nasional

Indonesia Targetkan Bebas Kanker Serviks 2030

Vaksinasi HPV menjadi langkah strategis memperkuat budaya pencegahan penyakit.

JAKARTA — Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa pemerintah menargetkan Indonesia bebas kasus kanker serviks pada 2030. Target itu akan dicapai melalui percepatan vaksinasi HPV

Dante menyoroti tingginya beban kanker serviks di Indonesia, termasuk fakta bahwa sebagian besar pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. “Pada umumnya mereka terkena pada stadium yang lanjut, 70 persen diantaranya, dan angka mortality rate atau angka kematiannya sangat besar,” kata  Dante dalam peluncuran program Satu Juta Vaksin Kanker Serviks untuk ASN di Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Menurutnya, vaksin HPV adalah intervensi pencegahan yang paling efektif karena kanker serviks termasuk penyakit yang dapat dicegah sepenuhnya. “Kanker yang dapat dicegah satu-satunya adalah kanker sakit. Jadi kalau ibu-ibunya disuntik atau bapak-bapaknya disuntik vaksin HPV, atau anak-anaknya disuntik, maka dia akan terbebas dari kanker ini,” ujarnya.  Ia menambahkan bahwa vaksinasi untuk anak perempuan di bawah 15 tahun telah terbukti aman dan tidak memiliki efek samping.

Dante menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mencatat 36 ribu kasus kanker serviks baru dan sebagian besar berada pada stadium lanjut. Ia menilai cakupan vaksinasi minimal 90 persen untuk anak perempuan di bawah 15 tahun akan menjadi titik balik bagi eliminasi kanker serviks.

“Kalau program ini jalan dengan baik, maka nanti pada tahun 2030 kita bisa mengeliminasi atau membuat kanker serviks menjadi nol di Indonesia,” katanya.

Selain vaksinasi, Wamenkes menekankan pentingnya deteksi dini bagi perempuan usia 30–69 tahun melalui layanan cek kesehatan gratis.

Dalam kesempatan itu, Dante menyampaikan apresiasi kepada Korpri yang menginisiasi program vaksinasi untuk ASN dan keluarganya. “Sejuta vaksin kanker serviks di Indonesia ini akan dilakukan pada ASN maupun keluarga ASN. ASN yang sehat adalah aset negara yang mendukung birokrasi profesional,” katanya.

Program vaksinasi satu juta dosis HPV untuk ASN dan keluarganya diluncurkan Dewan Pengurus KORPRI Nasional sebagai kontribusi terhadap agenda pembangunan sumber daya manusia. Ketua Umum DP KORPRI Nasional Zudan Arif Fakrulloh menyatakan bahwa vaksinasi HPV menjadi langkah strategis memperkuat budaya pencegahan penyakit. “ASN harus menjadi teladan dalam perilaku hidup sehat,” katanya.

Program ini menyasar ASN perempuan usia 18–45 tahun, istri ASN yang memenuhi syarat medis, dan anak perempuan ASN usia 9–15 tahun.

Pada tahap awal, vaksinasi dilakukan melalui pilot project di delapan provinsi serta BKN sebelum diperluas secara nasional. “Setelah itu, program akan diperluas dengan target nasional satu juta vaksinasi untuk menciptakan perlindungan menyeluruh di lingkungan ASN,” ujar Zudan.

Dukungan terhadap program ini juga datang dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Fauzi yang menilai vaksinasi HPV merupakan bagian dari pemenuhan hak kesehatan perempuan. “Kami sangat mendukung, karena ini adalah salah satu pemenuhan hak perempuan, yaitu kesehatan,” katanya.

Ia menekankan perlunya edukasi luas mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker serviks agar masyarakat lebih memahami pentingnya vaksinasi. “Bukan hanya kementerian lembaga, tapi juga tokoh masyarakat dan tokoh agama ini mempunyai peran yang sangat sentral, sehingga dengan penuh kesadaran, perempuan-perempuan berkenan dan mau untuk melakukan vaksin,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat