Warga Palestina mencari perlindungan Israel menghancurkan gedung bertingkat tinggi di Kota Gaza, Jumat, 5 September 2025. | AP Photo/Yousef Al Zanoun

Internasional

Gedung-Gedung Perumahan di Gaza Jadi Sasaran Baru Israel

Israel kembali mengebom sekolah tempat warga mengungsi.

GAZA – Negara-negara dunia masih terus membiarkan Israel melakukan penghancuran dan pembantaian di Jalur Gaza. Sekolah-sekolah dan gedung-gedung tempat tinggal diratakan dengan tanah selama akhir pekan.

Pada Sabtu malam, pasukan Israel mengebom sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan pengungsi di sebelah barat Kota Gaza. Mereka mengidentifikasi sekolah tersebut sebagai Sekolah Al-Farabi.

Di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, setidaknya sembilan orang lainnya syahid , termasuk empat anak-anak, setelah pasukan Israel menyerang sebuah tenda dan sebuah rumah.

Dua anak juga syahid ketika pasukan Israel menargetkan tenda yang menampung pengungsi di lingkungan Remal di Kota Gaza. Setidaknya delapan orang syahid ketika sebuah sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Palestina terkena serangan roket Israel.

Sohaib Foda sedang tidur di kasur di Sekolah al-Farabi Kota Gaza ketika serangan itu terjadi. "Saya mendengar bunyi gedebuk, dan sebuah balok jatuh menimpa wajah saya. Putri sepupu saya, yang sedang tidur di sini, terluka dan terjatuh di samping saya. Balok lainnya kemudian jatuh menimpa kepalanya," kata Foda dilansir Al Jazeera.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

"Semua orang berteriak. Saya takut. Ketika saya menyentuh wajah saya, wajah saya berlumuran darah, dan saya menyadari bahwa saya terluka."

Mohammed Ayed, yang menyaksikan serangan itu, mengatakan sekolah tersebut terkena dua roket. Dia mengatakan tim masih bekerja di reruntuhan untuk menyelamatkan orang hilang atau memulihkan jenazah mereka. “Kami telah menemukan dua tangan sejauh ini,” katanya. “Seperti yang Anda lihat, ini adalah tangan anak-anak.”

Militer Israel telah mengebom gedung perumahan tinggi lainnya di Kota Gaza ketika mereka melancarkan serangan untuk merebut pusat kota dan membuat satu juta orang mengungsi ke zona konsentrasi di selatan Jalur Gaza.

Mereka mengebom Menara Soussi setinggi 15 lantai, yang terletak di seberang gedung milik badan PBB untuk pengungsi Palestina di lingkungan Tal al-Hawa, setelah memerintahkan penduduk di daerah tersebut untuk melarikan diri. Serangan itu membuat kota itu tidak bisa dihuni.

Pasukan Israel menghancurkan Menara al-Sousi pada Sabtu tak lama setelah mengancam akan mengebom beberapa daerah. Ini menjadi pola yang lazim di Kota Gaza. Keluarga-keluarga yang tadinya memiliki sedikit kini tidak punya apa-apa dan kembali menjadi puing-puing dan logam yang bengkok.

photo
Warga Palestina mencari perlindungan Israel menghancurkan gedung bertingkat tinggi di Kota Gaza, Jumat, 5 September 2025. - (AP Photo/Yousef Al Zanoun)

Perintah evakuasi paksa tentara Israel telah menciptakan suasana ketakutan di Kota Gaza. Di gedung-gedung tinggi lainnya, orang-orang meninggalkan rumah mereka tanpa mengetahui apakah rumah mereka akan menjadi rumah berikutnya.

Israel memaksa warga Palestina ke selatan, sebagai bagian dari serangan besar-besaran untuk merebut pusat kota terakhir di Jalur Gaza. Perintah tersebut bukanlah hal yang baru: “pindah ke daerah yang disebut aman di selatan”, namun militer Israel juga akan menyerang di sana.

Setiap menara yang runtuh tidak hanya menghancurkan struktur beton; itu menghancurkan kehidupan, kenangan dan komunitas. Bagi masyarakat Gaza, hal ini berarti adanya pengungsian lagi, pengungsian lagi, dan semakin sedikit tempat yang tersisa untuk bertahan hidup.

Seorang wanita mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tinggal di tenda setelah mengungsi dari Beit Lahiya di Gaza utara menyusul ancaman evakuasi paksa Israel.

photo
Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jalur Gaza utara membawa barang-barang mereka di sepanjang Jalan Laut, di Gaza tengah, Kamis, 4 September 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

"Tapi kemudian mereka mengebom sebuah menara, dan tendanya hancur total. Sekarang kami tidak punya tenda lagi, dan saya tidak punya uang sama sekali untuk membeli tenda lagi," katanya.

Dengan serangan intensif yang terus berlanjut, beberapa warga Palestina yang tinggal di gedung-gedung bertingkat meninggalkan tempat yang disebut sebagai zona aman di Gaza selatan. Yang lain menolak melakukannya.

Mustafa al-Jamal, seorang warga di Kota Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia membaca di selebaran evakuasi bahwa warga harus pindah ke wilayah selatan al-Mawasi, namun “ketika orang pergi ke sana, pemboman dimulai”.

"Ke mana kami bisa pergi? Kami tidak punya uang, tidak punya tenda, tidak punya rumah, tidak ada makanan. Saya punya 15 anggota keluarga, ke mana saya harus membawa mereka?"

photo
Warga Palestina melihat kehancuran akibat serangan udara dan darat Israel, di Jalur Gaza tengah, Kamis, 4 September 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Setidaknya 87 orang syahid dan 409 luka-luka akibat serangan Israel pada Sabtu. Jumlah korban jiwa keseluruhan akibat perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 meningkat menjadi 64.368 orang dan 162.776 orang terluka.

Sejak Maret, ketika Israel secara sepihak melanggar gencatan senjata, setidaknya 11.911 orang syahid dan 50.735 orang terluka.

Setidaknya 31 pencari bantuan tewas dan 132 luka-luka dalam periode pelaporan 24 jam terakhir. Dalam waktu yang sama, lima orang, termasuk tiga anak-anak, meninggal karena kelaparan. Sejak kelaparan diumumkan di Gaza, tercatat 109 kematian, termasuk 23 anak-anak.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Israel Membabi-buta, Kota Gaza Jadi Perangkap Maut

Israel mengeklaim telah menguasai 80 persen Kota Gaza.

SELENGKAPNYA

Global Sumud Flotilla, Penyambung Warisan Perlawanan dan Harapan Menuju Gaza

Global Sumud Flotilla menjadi babak sejarah baru perjuangan panjang rakyat Palestina.

SELENGKAPNYA

Genosida di Gaza Makin Nyata

Mayoritas pakar menyepakati bahwa Israel melakukan genosida di Gaza.

SELENGKAPNYA