Juru Bicara Covid 19, bersama sejumlah jurnalis saat berdoa bersama secara virtual di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (7/2/2020). | ANTARAFOTO

Tajuk

Sikap Rendah Hati

Dunia masih terus bergelut dengan tantangan menghadapi Covid-19. Belum diketahui kapan pandemi global ini bakal berakhir. Banyak langkah yang telah ditempuh dunia untuk mengatasi pandemi yang bermula dari Wuhan, Cina tersebut.

 

Presiden AS Donald Trump, seperti dilansir kantor berita Reuters, Ahad (5/4), mengungkapkan, pada hari-hari mendatang negaranya bakal menghadapi banyak kematian akibat Covid-19. Jumlah yang mungkin belum pernah terjadi, baik pada PD I atau PD II.

Para pakar kesehatan Gedung Putih, memperkirakan 100 ribu hingga 240 ribu orang meninggal akibat Covid-19 meski telah menetapkan kebijakan warga tinggal di rumah. Saat ini, AS memiliki kasus positif Covid-19 tertinggi di dunia, 306 ribu, 8.300 di antaranya meninggal.

Penyebaran virus yang semakin luas membuat AS mengarantina 80 persen warganya. Saat ini, tantangan berat memang mengadang semua negara. Mereka mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi Covid-19.

Indonesia juga kini terus berjuang menekan penyebaran Covid-19 dengan serangkaian kebijakan. Kita berharap langkah-langkah yang ditempuh pada akhirnya mampu mengatasi penyebaran virus mematikan tersebut.

Hal terpenting, baik pemerintah maupun masyarakat tak memandang enteng Covid-19. Jika kita merujuk Trump, pada 22 Januari saat kasus pertama muncul di AS ia menyatakan pemerintah mampu mengendalikannya. Ini akan baik-baik saja.

Delapan hari kemudian, pernyataan sang presiden pun masih menganggap ini bukan masalah serius. Ia menyatakan, ini hanya masalah kecil. Namun, kenyataaan sekarang berbalik. Kasus Covid-19 terus meningkat dan perangkat medis seperti ventilator langka.

Mengambil pelajaran di atas, maka Pemerintah Indonesia dituntut terus peka terhadap kondisi di lapangan agar virus tak telanjur menyebar lebih luas. Kita berharap jumlah kasus Covid-19 di negeri tercinta ini, tak membesar.

Dalam konteks ini, butuh sikap rendah hati semua pihak. Dari sisi pemerintah, mereka dituntut terbuka dalam segala hal dalam menangani pandemi ini. Baik dalam merumuskan kebijakan, jumlah kasus, maupun hal lainnya.

Selain itu, dengan rendah hati pula mendengarkan masukan-masukan masyarakat yang menghendaki penanganan pandemi ini lebih efektif. Baik terkait karantina wilayah maupun lockdown misalnya.

Masukan tersebut merupakan bagian dari partisipasi masyarakat yang berharap penanganan Covid-19 berjalan efektif. Saat seperti sekarang ini, dibutuhkan kebijakan yang tegas dan jelas serta tak membuat masyarakat bimbang.

Di sisi lain, masyarakat juga pun perlu bersikap rendah hati. Mereka dengan penuh kesadaran mematuhi kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Misalnya soal jaga jarak fisik dan tetap berada di rumah demi mencegah kian meluasnya penyebaran Covid-19.

Termasuk di dalamnya, untuk sementara tak shalat jamaah dan shalat Jumat di masjid. Juga peringatan keagamaan yang mengundang massa. Butuh kedisiplinan masyarakat untuk tetap menjaga diri agar tak terpapar Covid-19.

Kita berharap, pemerintah dan masyarakat saling bantu untuk menghadapi pandemi ini. Kebersamaan dan sikap rendah hati baik pemerintah maupun masyarakat, insya allah, akan membantu kita mengatasi pandemi ini. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat