Ne | AP

X-Kisah

Mereka Rela Jadi Kelinci Percobaan

 

Obat untuk menyembuhkan penyakit karena virus korona jenis baru, Covid-19, belum juga ditemukan. Banyak obat-obatan yang telah ada diuji coba kepada pasien untuk melihat efek yang diberikan.

Ternyata, banyak juga orang yang mengajukan diri untuk mencoba dan menjadi kelinci percobaan. Salah satunya, dr Jag Singh yang menjadi pasien di tempat kerjanya sendiri di Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat (AS).

Ketika dia melihat hasil rontgen paru-paru yang menunjukkan radang, segala pekerjaan pun harus dihentikan dan Singh mendapatkan perawatan intensif. Tapi, sebagai tenaga medis, Singh tidak mau tinggal ketika rekan-rekannya berjuang menangani pasien virus korona. Dia memutuskan menerima tawaran rekan tenaga medisnya untuk menguji remdesivir, obat percobaan yang menjadi alternatif pengobatan penyakit akibat virus korona.

"Bahkan, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk mengatakan tidak," kata Singh, seorang spesialis jantung.

Selain Singh, pasien-pasien virus korona di seluruh dunia telah bergegas untuk bergabung dengan penelitian remdesivir yang dibuka di rumah sakit dalam beberapa minggu terakhir. Minat begitu besar, hingga Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) memperluas penelitian dan jumlahnya hampir memenuhi target, yaitu 440 pasien.

Studi NIH adalah tes yang paling ketat. Tes ini akan membandingkan remdesivir dengan infus plasebo, baik pasien maupun dokter tidak tahu siapa yang mendapatkan hasilnya sampai akhir penelitian.

Selain AS, itu terbuka di Jepang, Korea, dan Singapura. Hingga saat ini, belum ada obat yang disetujui untuk memerangi penyakit dari virus yang telah membunuh 74 ribu orang di seluruh dunia.

Krisis telah memicu perlombaan untuk menemukan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19, bersama dengan obat-obatan dan terapi untuk membuat penyakit ini tidak terlalu mematikan. Remdesivir menjadi salah satu obat yang cara pemberiannya melalui infus. Ini dirancang untuk mengganggu enzim yang mereproduksi materi genetik virus.

Dalam tes hewan terhadap SARS dan MERS yang juga akibat virus korona, obat ini membantu mencegah infeksi dan mengurangi keparahan gejala ketika diberikan cukup awal dalam perjalanan penyakit. Pembuat obat, Gilead Sciences, yang berbasis di Kalifornia dengan cepat meningkatkan penelitian sendiri juga.

Perusahaan telah memberikan remdesivir kepada lebih dari 1.700 pasien berdasarkan kasus darurat per kasus. Namun, lebih banyak orang pada akhirnya akan terbantu jika perusahaan melakukan penelitian yang diperlukan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas dari obat itu.

"Banyak orang telah menghubungi Gilead untuk memberikan jalan agar teman atau orang yang mereka cintai bisa mendapat. Saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi itu. Kami mengambil pendekatan etis dan bertanggung jawab,\" kata kepala eksekutif Gilead, Dan O'Day.

O'Day mengatakan, perusahaan memiliki 1,5 juta dosis yang bisa berarti lebih dari 140 ribu program perawatan, tergantung pada berapa lama perawatan perlu berlangsung.

Perusahaan ini menyediakan obat secara gratis untuk saat ini dan telah menetapkan tujuan membuat 500 ribu kursus pengobatan pada Oktober dan lebih dari satu juta pada akhir tahun. Gilead juga memasok remdesivir untuk dua penelitian di Cina yang diharapkan memberi hasil pada akhir bulan. Langkah ini meluncurkan dua studi untuk pasien rawat inap di AS, Asia, Eropa, dan tempat lain.

Studi pertama dilakukan pada pasien yang sakit parah menguji lima banding 10 hari perawatan. Sementara, studi lain pada pasien yang sakit sedang membandingkan dua pilihan untuk perawatan standar.

"Penyakit itu amat mencemaskan sehingga banyak pasien cukup tertarik," kata pemimpin studi di Virginia Commonwealth University di Richmond. Dr Arun Sanyal menyatakan, tidak ada pasien yang menolak uji coba obat.

Sementara, Pusat Rumah Sakit Universitas Cleveland telah mendaftarkan enam pasien. "Kami melihat semakin banyak orang yang lebih muda, sekitar 30 orang, dan mereka benar-benar sakit," kata dr Grace McComsey. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat