Suasana lalu lintas Kota Los Angeles, California, yang sepi menyusul kebijakan pembatasan sosial, Kamis (2/4) | David Mcnew/Epa

Kabar Utama

Dunia Bersatu Lawan Covid-19

Jumlah positif Covid-19 di dunia lampaui 1 juta kasus.

 

NEW YORK -- Majelis Umum PBB dengan suara bulat mengadopsi resolusi baru tentang Covid-19, Kamis (2/4) malam waktu Amerika Serikat. Resolusi tersebut menyuarakan peningkatan solidaritas global dan kerja sama internasional terhadap wabah virus korona tipe baru atau Covid-19. 

Resolusi tersebut disiapkan Indonesia, Norwegia, Swiss, Singapura, Liechtenstein, dan Ghana, disponsori oleh 188 negara, serta disetujui dengan suara bulat oleh 193 anggota majelis. Ini adalah resolusi PBB pertama tentang wabah Covid-19 setelah WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global dan kini jumlah kasus infeksi akibat penyakit ini melampaui 1 juta kasus di dunia.

Dalam resolusi tersebut ditekankan perlunya bantuan kepada orang miskin dan negara-negara yang paling terkena dampak. Resolusi juga menggarisbawahi efek buruk Covid-19 terhadap masyarakat dan gangguan seriusnya terhadap ekonomi, perjalanan global, serta perdagangan. 

photo
Tentara Italia mengenakan pakaian pelindung mengangkut peti mati ke truk-truk militer dari Bergamo ke pemakaman Cinisello Balsamo, Milan, Italia, Jumat (27/3). - (EPA-EFE/Andrea Fasani)

Resolusi itu juga menyoroti perlunya menghormati hak asasi manusia dan menentang segala bentuk diskriminasi, rasialisme, dan xenofobia dalam menanggapi pandemi Covid-19. "Di situasi prihatin seperti ini, sangat diperlukan kesatuan, solidaritas, dan kerja sama internasional untuk dapat merespons Covid-19 secara tepat dan kolektif," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI. 

Ia menekankan, tidak ada satu negara pun yang imun terhadap virus yang telah menjadi pandemik dan menyebabkan angka kematian tinggi di banyak negara. Peran PBB tecermin dalam resolusi dengan meminta kerja sama negara-negara untuk menahan laju penyebaran virus, mitigasi dampak melalui pertukaran informasi, kerja sama pengetahuan para ilmuwan, serta praktik baik dari tiap negara. 

Resolusi juga menegaskan peran sentral World Health Organization (WHO) di garda depan koordinasi dengan semua elemen masyarakat internasional. Secara khusus, resolusi juga memberikan apresiasi kepada seluruh pekerja di bidang kesehatan, profesi medis, dan para peneliti yang terus bekerja di bawah kondisi yang sangat sulit. 

"Sebanyak 188 negara anggota menjadi co-sponsor resolusi yang merupakan jumlah yang signifikan dan pertama kali dalam sejarah PBB," ujar Dubes Dian Triansyah Djani, wakil tetap RI untuk PBB. Dian menuturkan, resolusi ini telah disepakati secara virtual tanpa pertemuan secara fisik sebagai akibat dari kebijakan pembatasan sosial oleh Pemerintah Negara Bagian New York.

photo
Seorang perawat mendorong pasien di Pusat Kesehatan Montefiore, New York, pekan lalu. - (AP)

Saling bantu antarnegara terkait penanganan Covid-19 juga terus berlangsung. Pada Kamis (2/4), Rusia mengirimkan obat-obatan ke Indonesia. 

Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar Rusia mengatakan, obat-obat itu untuk pasien yang memiliki gejala sedang hingga berat. Kedutaan Rusia mengatakan, obat-obat itu juga untuk mencegah agar tenaga medis tertular Covid-10 dan meningkatkan sistem imun manusia. Obat-obatan ini diserahkan oleh Polysan Ltd, salah satu perusahaan farmasi terkenal di Rusia. 

Setelah pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada Desember 2019, virus korona dengan nama resmi SARS-Cov-2 ini telah menyebar ke setidaknya 181 negara dan wilayah. Data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS menunjukkan, infeksi di seluruh dunia mencapai 1.030.570 dengan 54.226 kematian dan lebih dari 211 ribu pemulihan.

Amerika Serikat (AS) adalah negara dengan infeksi paling banyak dengan total penduduk yang terkena virus mencapai 245.573 orang. Italia berada di posisi kedua dengan jumlah kasus infeksi positif Covid-19 sebanyak 115.242, disusul oleh Spanyol dengan 112.065 kasus dan Jerman 84.464 kasus.

Amerika Serikat juga mencatat rekor kematian tertinggi dalam sehari di dunia pada angka 1.200 kematian. Dengan begitu, jumlah total korban meninggal di AS mencapai 6.095 orang. Spanyol juga mencatat rekor kematian tertinggi per hari di negara itu pada angka 932, membuat total kematian mencapai 10.935 orang.

Namun demikian, tingkat kematian tertinggi dihadapi oleh Italia dengan catatan kematian akibat virus ini 13.915 jiwa. Pemerintah Italia telah memberlakukan perpanjangan masa karantina wilayah demi mengekang laju persebaran virus. Relawan dokter dari berbagai belahan dunia juga membanjiri negara tersebut.

Negara-negara Eropa ini kini melampaui Cina dalam jumlah kematian karena virus. Sebelumnya, Cina tercatat sebagai episentrum kasus-kasus dan jumlah kematian akibat virus. Cina mencatat jumlah kasus hingga Jumat (3/4) sebanyak 82.464 dan kematian 3.203. 

Di Indonesia, jumlah kasus positif Covid-19 melonjak drastis dalam 24 jam terakhir. Sejak Kamis (2/3) hingga Jumat (3/4), ada penambahan sebanyak 196 pasien positif Covid-19. Artinya, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia sampai saat ini sebanyak 1.986 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, penambahan kasus yang cukup signifikan menunjukkan penularan secara aktif masih terjadi. "Penularan masih berlangsung di luar. Coba pertimbangkan kembali kalau akan bepergian ke mana pun. Tempat yang paling aman saat ini adalah berada di rumah," kata Yurianto, Jumat (3/4). n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat