Suasana Masjidil Haram pascadiberlakukannya karantina wilayah oleh Kerajaan Arab Saudi. | AP

Kabar Utama

Ada Covid-19, Akomodasi Haji Terus Dikebut

Persiapan akomodasi di Madinah mencapai 35 persen.

 

JAKARTA -- Petugas penyiapan layanan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi terus bekerja. Mereka terdiri atas tiga tim, yaitu akomodasi, konsumsi, dan transportasi, yang berangkat ke Arab Saudi secara bertahap sejak pertengahan Februari.

Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan, persiapan layanan akomodasi di Makkah sudah hampir final. "Akomodasi Makkah penyiapannya sudah hampir final. Sampai saat ini sudah ada deal atau kesepakatan harga untuk 204.755 orang atau sekitar 97,75 persen dari total kebutuhan," ujar Endang Jumali dalam keterangan kepada Republika, Ahad (29/3).

Untuk persiapan di wilayah Madinah, ia menyebut, sudah ada kesepakatan harga untuk 21.015 jamaah atau baru sekitar 34 persen dari target. Dari persiapan konsumsi, tim penyedia layanan sudah menyelesaikan proses verifikasi dokumen dan verifikasi faktual atau lapangan.

Proses selanjutnya adalah negosiasi harga dengan pendaftar yang lolos verifikasi. Saat ini, sudah ada kesepakatan harga dengan 25 perusahaan konsumsi di Makkah. "Untuk penyediaan layanan konsumsi jamaah di Madinah dan bandara, belum masuk tahap negosiasi harga," ujarnya.

Menurut Endang, penyediaan layanan akomodasi dan konsumsi ditargetkan selesai pada pekan kedua April. Proses pengadaan layanan akomodasi dan konsumsi hingga kini masih terfokus di Makkah.

Adapun untuk layanan transportasi, saat ini baru menyelesaikan tahapan penilaian serta verifikasi dokumen dan lapangan. Prosesnya, ditargetkan selesai akhir April 2020. Endang menambahkan, saat ini tim di Makkah belum bisa ke Madinah seiring adanya pengetatan aturan dan pemberlakuan jam malam di Arab Saudi. Sementara itu, proses pengadaan transportasi berlangsung di Jeddah.

"Waktu efektif tim penyedia layanan di Saudi saat ini hanya pagi hingga jam 13.00," ujar Endang.

Ia memastikan, proses pengadaan akan berhenti sampai pada tahapan berita acara kesepakatan, belum sampai proses kontrak dan pembayaran uang muka. Kontrak dan pembayaran uang muka akan dilakukan setelah sistem e-Hajj dibuka kembali.

Plt Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Ramadhan Harisman menambahkan, persiapan di Madinah saat ini mencapai 35 persen. Karena adanya kebijakan pembatasan perjalanan yang diberlakukan Pemerintah Arab Saudi, penyiapan tersebut dilakukan secara daring.

"Termasuk rapat yang kita lakukan dengan pihak yang bersangkutan," ujar Ramadhan saat dihubungi Republika, Ahad (29/3).

Ia menyebut, persiapan akomodasi di Makkah sudah mencapai 95,83 persen. Sudah ada kesepakatan harga dan sudah siap kontrak.

Ia juga menyebut, persiapan layanan, baik akomodasi maupun transportasi, ditargetkan selesai pada pertengahan April.

Mengenai kepastian pelaksanaan haji 2020, kata dia, belum ada keputusan pasti dari Pemerintah Saudi. Sejauh ini, Kemenag dan Pemerintah Indonesia masih menunggu keputusan tersebut. Saudi sendiri telah mengimbau negara-negara yang sedang melakukan persiapan haji, jika ingin melakukan kontrak dengan penyedia layanan, agar tidak dibayar dahulu uang mukanya.

"Mengikuti imbauan itu, kami sampaikan kepada calon penyedia layanan bahwa kami tidak akan bayar uang muka dulu sampai ada izin dari Kementerian Haji Arab Saudi."

Sebuah video yang menampilkan Duta Besar Arab Saudi untuk Senegal Abdullah Ahmad Al Abdan tersebar di jagat sosial media, kemarin. Video tersebut menjelaskan pernyataan Arab Saudi perihal ibadah haji mendatang.

Seperti diketahui, wabah Covid-19 telah memberhentikan sementara waktu ibadah umrah. Hal ini lantas mencuatkan pertanyaan apakah hal itu juga akan terjadi kepada ibadah Haji. Dalam video tersebut Abdullah memberikan sedikit pernyataan.

"Kami jelaskan bahwa sampai sekarang Arab Saudi belum mengambil keputusan untuk menghentikan haji," kata dia. Terkait hal itu, ia memminta seluruh pihak agar bersikap tidak terburu-buru dalam melakukan komitmen-komitmen baru. "Sehingga tidak ada orang/pihak yang harus menanggung beban (dirugikan)," ia melanjutkan. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat