Sejumlah penumpang berjalan keluar dari Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta, Senin (17/2/2020). | ANTARA FOTO

Jakarta

MRT Angkut 30 Juta Penumpang

 

JAKARTA -- Layanan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta tepat memperingati satu tahun melayani transportasi umum di Jakarta, Selasa (24/3). Prestasi setahun layanan MRT ini sudah terlihat dengan capaian telah mengangkut 30 juta penumpang dari proyek layanan MRT Jakarta tahap I.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengungkapkan, sudah setahun MRT Jakarta hadir dengan rute sepanjang 16 kilometer beroperasi dari Lebak Bulus-Bundaran HI, terdiri atas tujuh jalur layang dan enam jalur bawah tanah.

"Hingga saat ini kereta MRT Jakarta telah melayani lebih dari 30 juta penumpang dengan rata-rata penumpang mencapai sekitar 90 ribu orang per hari," kata William, Rabu (25/3).

Menurut dia, capaian ini sangat membanggakan mengingat target semula hanya 65 ribu orang per hari. Layanan operasionalnya pun menunjukkan ketepatan waktu 99,8 persen, meliputi waktu tempuh, kedatangan, dan waktu keberangkatan kereta.

Tidak hanya itu, ia menambahkan, dalam satu tahun ini pula, pembangunan MRT tahap II sudah dimulai. Bahkan, PT MRT Jakarta melahirkan anak perusahaan patungan bersama PT KAI (Persero), PT MITJ, yang akan mengelola kawasan di sekitar stasiun kereta di wilayah Jabodetabek.

photo
Penumpang duduk di bangku yang telah diberi stiker panduan jarak antarpenumpang di rangkaian gerbong kereta MRT, Jakarta, Jumat (20/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Karena itu, William menyampaikan, apresiasi sebesar-besarnya kepada masyarakat karena capaian MRT Jakarta dalam satu tahun ini merupakan bentuk peran serta dan dukungan penuh dari masyarakat.

"Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh masyarakat yang telah menjadi bagian dari peradaban baru transportasi publik di Indonesia. Kami berharap MRT Jakarta dapat terus menjadi transportasi publik yang dapat selalu dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat dalam mendukung mobilitas sehari-hari," ujar dia.

Namun, William juga mengakui bahwa masih banyak evaluasi yang harus dilakukan MRT Jakarta untuk memberikan pelayanan yang optimal. Untuk itu, pihak MRT menekankan akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

"Peningkatan layanan ini agar semakin mendorong minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik, khususnya MRT Jakarta untuk mobilitas keseharian," kata dia.

Meski baru berumur satu tahun, MRT Jakarta telah mampu menjadi katalis perubahan budaya mobilitas masyarakat dengan penerapan kedisiplinan di sarana publik, antre sebelum masuk dan keluar kereta maupun stasiun, hingga mendorong lebih banyak masyarakat berjalan kaki dalam mobilitas kesehariannya.

Kehadiran MRT ke depan akan segera dilengkapi dengan upaya pengembangan sarana maupun prasarana, penambahan jalur atau rute, dan integrasi transportasi publik. Termasuk juga penataan kawasan stasiun dengan pendekatan kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).

William berharap dengan perbaikan layanan MRT yang terpadu dan terintegrasi tersebut dapat menjadi pendorong perubahan wajah Jakarta. Menjadikan Jakarta ramah pejalan kaki dan pesepeda melalui konsep pengembangan kota urban regeneration.

"Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan MRT Jakarta dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam beraktivitas di Jakarta. Partisipasi publik menjadi kunci dari upaya pemerintah dalam menata kotanya," katanya.

photo
Sejumlah penumpang menaiki lift MRT di Jakarta, Jumat (20/3). - (Putra M. Akbar/Republika)

Memaksimalkan TOD

Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Ghamal Peris mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan bisnis kawasan berorientasi transit (TOD) yang akan menjadi sumber pendapatan nonfarebox terbesar, potensinya hingga Rp 242 triliun per tahun apabila dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menunjuk MRT Jakarta sebagai master development untuk pembangunan TOD melalui Pergub Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development.

 
Ghamal menilai, proyek TOD di Jakarta sangat menantang karena MRT Jakarta tidak memiliki lahan dan tidak mungkin membebaskan lahan sekitar stasiun yang sarat bangunan perkantoran dan area bisnis.
   

"Kita punya 13 stasiun dan yang namanya TOD itu radius 700 meter dari stasiun. Ini sudah memberikan efek ke properti. Contohnya Blok M Plaza bisa mendapatkan 25 ribu pengunjung per hari, biasanya 15 ribu pengunjung. Ini creator-nya MRT, masak MRT enggak dapat. Di sinilah kita berpikir keras bagaimana monetizing area TOD ini," kata Ghamal.

Apabila TOD di Jepang dan Hong Kong dibangun karena konsesi lahan, MRT Jakarta memiliki konsep lain, yakni dengan "konsesi udara". Artinya apabila pengembang ingin membangun atau meningkatkan properti yang dilintasi MRT, maka MRT mendapat timbal balik (value capture) karena area bisnis atau perumahan menjadi ramai atau nilainya bertambah karena adanya MRT.

Ia menambahkan, sejatinya TOD juga akan mengubah wajah Jakarta. Dengan kemudahan menjangkau area perumahan, bisnis, dan perbelanjaan karena terdapat di satu kawasan, kualitas hidup akan meningkat, dan tentu saja kemacetan lambat laun akan berkurang.

Lima Kawasan TOD itu, di antaranya Kawasan Dukuh Atas dengan tema ?Kolaborasi Gerak, Kawasan Istora-Senayan dengan tema ?Beranda Pelita Indonesia?, Kawasan Blok M dengan tema "Kota Taman di Selatan Jakarta", Kawasan Fatmawati dengan tema ?Subpusat Selatan Kota Jakarta yang Dinamis dan Progresif?, dan Kawasan Lebak Bulus dengan tema "Gerbang Selatan Jakarta".

Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang, jika TOD sudah terbangun dan beroperasi, tidak tertutup kemungkinan MRT bisa lepas dari subsidi.

"Di Jepang, juga tanpa subsidi bisa jalan karena memang mereka jualan TOD. Pemda DKI dan MRT kalau jualan TOD, lalu komersial, iklannya jalan dan sedikit demi sedikit mengurangi subsidi," kata Deddy. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat