Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette | Thoudy Badai/Republika

Bincang Bisnis

Fokus Garap Pasar Indonesia

Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette

 

Menjadi salah satu pemain besar di industri ban Tanah Air, PT Michelin Indonesia terus mengembangkan bisnisnya sejak 2011 lalu. Baru-baru ini, perusahaan menunjuk Steven Vette sebagai Presiden Direktur Michelin Indonesia. Republika kemudian berkesempatan mewawancarai pemimpin baru Michelin Indonesia tersebut mengenai strateginya dalam memajukan perseroan, terutama setelah membeli 80 persen saham perusahaan ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Berikut kutipannya. 

Apa visi dan misi Anda sebagai presiden direktur baru Michelin Indonesia? 

Saya kira, jika kamu menyadari, setelah melakukan akuisisi pabrik terbesar di Indonesia, kita mulai relatif menjadi pemain besar di negeri ini. Kita mempunyai berbagai entitas berbeda, di antaranya kita punya pabrik karet sintetis global. Jadi misi saya, membuat semua perasaan menjadi satu. 

Jika saya tanya ke pegawai-pegawaiku hari ini di pabrik karet sintetis global, 'dengan siapa kamu ingin bekerja?' Kebanyakan mengatakan bekerja untuk Pacific, saya tidak tidak terkejut juga ketika banyak orang mengatakan bekerja untuk Multistrada. Jadi kita ingin menggabungkannya menjadi satu di Indonesia. Misi saya memastikan kita semua merasa bagus. 

photo
Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette - (Thoudy Badai/Republika)

Jadi faktanya, suatu waktu saya melihat diri sendiri di depan kaca saat pagi, saya memikirkan para pegawai. Jadi itu bagian yang emosional, dan kemudian tentu kita perlu melindungi banyak hal untuk memberikan mereka perasaan terbaik sebagai bagian dari Michelin. 

Dan saya sangat ingin melakukan langkah ini, maksud saya itu sebuah pekerjaan. Bagaimana pun, kita kita perlu membuat perasaan menjadi tim, sehingga kita membuat rencana keseluruhan untuk 2020 dan membangun berbagai hal bersama. 

Tapi kita ingin diakui baik sesuai harapan, maka kita ingin mengizinkan mereka memasuki budaya baru. Jujur, bekerja di perusahaan multinasional berbeda dengan bekerja di perusahaan biasa, jadi ini akan menjadi transisi menantang untuk mereka beradaptasi dengan budaya baru, dan ini salah satu tantangan menarikan untuk saya. 

Saya perlu memikirkan dari sisi gaji, serta kesamaan pemenuhan lainnya. Sebagai perusahaan merger, kamu tidak bisa tidak memilih orang-orang berkemampuan rendah, maka kita akan mengedukasi mereka, melatih mereka, memberitahu posisi dan pekerjaan mereka. 

Ini sebuah proyek pabrik menarik. Sesuatu menjadi lebih besar, kita pun mencoba untuk meningkatkan volume, tapi pada waktu sama kita mencoba memperkenalkan produk baru. Ini menantang. 

Menurut Anda apa keunikan pasar Indonesia? 

Hal unik dari Indonesia adalah Indonesia negara yang masih tumbuh. Indonesia sudah mempunyai banyak populasi, tapi akan terus tambah lagi.  Jujur, outlook Indonesia positif. Secara keseluruhan, prospek di pasar lokal positif. 

Anda sudah bekerja di Michelin berbagai negara, lalu apakah ada persamaan antara pasar Indonesia dengan pasar negara lain? 

Sebelumnya saya Vice President region untuk berbagai negara meliputi Jepang, lalu Myanmar, Vietnam, juga Australia. Saya melihat banyak kesamaan antara Indonesia dan Vietnam. 

Vietnam tumbuh sangat cepat dan masih tumbuh sangat cepat. Saya lihat Indonesia memiliki prospek sama, yakni sama-sama memiliki material market kelas menengah yang tumbuh dan masih sangat tumbuh. 

 
Vietnam tumbuh sangat cepat dan masih tumbuh sangat cepat. Saya lihat Indonesia memiliki prospek sama, yakni sama-sama memiliki material market kelas menengah yang tumbuh dan masih sangat tumbuh. 
   

Menurut saya ini menantang, tapi terlalu banyak political environment. Di Vietnam, lebih mudah dibandingkan di Indonesia. Hanya saja keduanya memiliki pasar sama dengan prospek bagus. 

Apakah ada perlambatan pada bisnis ban? 

Industri ban tidak tumbuh cepat, tapi maksud saya industri ini masih tumbuh, masih banyak pasarnya, misal Di Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar. Hanya saja tidak akan tumbuh pesat seperti Hi-tech Apple.  Pasar berputar, kita pun tidak berharap tidak melakukan revolusi. Sebab, teknologi juga berubah. 

Michelin Indonesia sudah mengakuisisi 80 persen saham MASA, lalu apa rencana ke depannya? 

Michelin Indonesia akan fokus ke tiga hal, meliputi penjualan secara Business to Business (B2B), pelayanan solusi untuk pasar B2B, dan pengembangan penggunaan material ban yang lebih canggih. Mengakuisisi Multistrada memberikan peluang bagi Michelin memperluas operasinya di Indonesia dan memiliki kapasitas produksi yang kompetitif serta berkualitas tanpa harus membuat fasilitas manufaktur baru. 

Michelin Indonesia berencana meningkatkan volume produksi lewat optimalisasi pabrik dengan kapasitas terpasang lebih dari 180 ribu ton. Dengan kemampuan produksi sebesar itu, pabrik Multistrada bisa menghasilkan 11 juta unit ban kendaraan roda empat, 9 juta unit kendaraan roda dua, serta 250 ribu ban truk.

Bagaimana kinerja ekspor Michelin Indonesia? 

Ini tidak rahasia, tapi saya tidak bisa memberitahu detail. Ya kita melakukan ekspor ke berbagai negara yang di sana ada Michelin seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Australia, banyak market. 

Apakah bahan baku yang digunakan Michelin Indonesia banyak diimpor dari Cina? 

Tidak juga. Kami mencampur bahan baku, kami menggunakan pula karet-karet lokal agar efisien. Dengan mengakuisisi Multistrada, ini membuat banyak perubahan (dalam produksi. Banyak komposisi karet yang digunakan dalam pembuatan ban-ban.  Mengenai apakah kualitas karet Indonesia lebih bagus dibandingkan lainnya atau tidak. Saya tidak memberitahu kamu, tapi saya pikir sebagian besar (kualitas karet) sama. 

 

Menyukai Dunia Otomotif

Berkarir di perusahaan produsen ban, membuat Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette menyukai dunia otomotif. Apalagi, selama ini Michelin pun sering menjadi sponsor kompetisi balap internasional.  "Ya saya suka otomotif. Saya suka Formula 1, kami pernah mensponsori (tim) Red Bull," ujarnya saat ditemui Republika di Jakarta. 

Michelin, kata dia, juga akan menjadi sponsor dalam gelaran MotoGP yang akan digelar di Lombok tahun depan. "Mereka menggunakan produk kita, maka tentu kita tertarik dengan hal-hal itu," tuturnya.  Bicara soal mobil idaman, pria asal Belanda tersebut mengaku lebih memilih mobil buatan Eropa dibandingkan negara lainnya. Merek mobil kesukaannya yaitu Mercedes Benz. 

Menurut dia, mobil asal Jerman itu cocok dengannya. "Ketika saya berpikir mengendarai lagi sebuah mobil, maka yang terpikir Mercedes Benz, saya mengapresiasi brand dan kualitasnya," ujar Steven. 

Ia bercerita, awal dirinya berkecimpung di industri ban dimulai saat lulus kuliah. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi, Steven langsung mencari pekerjaan. "Lalu ada Michelin, saya melamar di sana. Kemudian mendapat tanggapan baik," jelas dia. 

Setelah itu, Steven ditempatkan di beberapa negara seperti Korea Selatan, Australia, dan lainnya. Sebelum menjadi pemimpin di Michelin Indonesia, ia menjabat sebagai Vice President Sales B2B Michelin East Asia and Australia. 

Selain otomotif, dirinya gemar pula belajar bahasa. Kini Steven telah menguasai beragam bahasa meliputi Belanda, Inggris, Perancis, hingga Italia. "Sekarang saya sedang bekerja kerasa belajar Bahasa Indonesia," katanya seraya tertawa. Dia bahkan mengaku mengambil kursus Bahasa Indonesia. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat