Karyawan melintas di dekat tulisan Sensus Penduduk 2020 di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Selasa (18/2). | Republika/Putra M. Akbar

Opini

Sensus dan Pentingnya Data

 

Yayuf Faridah Ibrahim, Fungsional di BPS Provinsi Jawa Barat

Kabinet Indonesia Maju berkomitmen mengembangkan SDM sebagai prioritas. Presiden Joko Widodo menyatakan, pembangunan SDM menjadi kunci pembangunan Indonesia ke depan.

Titik dimulainya pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan dan kualitas pendidikan. Mencetak SDM berkualitas harus dimulai dari database berkualitas sebagai peta jalan yang terintegrasi.

Tingkat keberhasilan dari rencana-rencana itu ditentukan data yang valid. Gagal dalam perencanaan negara besar Indonesia maka sama halnya dengan merencanakan kegagalan untuk kita semua.

Lalu, dari mana data-data yang digunakan untuk menyusun perencanaan program-program tersebut? Sensus penduduk jawabannya. Sensus Penduduk 2020 (SP2020) menjadi hajat besar Indonesia.

Tujuannya, menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk menuju satu data kependudukan Indonesia.

Data kependudukan merupakan hulu dari upaya peningkatan human capital dan produktivitas nasional ataupun regional.

Data sensus akan menggambarkan kualitas penduduk Indonesia ditinjau dari tiga aspek, yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dari data itu, berbagai program dan kebijakan pemerintah akan dibuat.

Tentu saja, akan bermuara pada pembangunan SDM berkualitas. Mantan menko bidang perekonomian, Chairul Tanjung mengatakan, dunia kerja saat ini tidak hanya bergantung pada sektor yang sudah ada.

Ke depannya, semua akan mengarah pada big data Dulu ada batu bara, pertambangan, dan lain sebagainya. Sekarang sumber daya yang paling berharga di dunia adalah data. Semua bergantung pada data.

Sudah tidak relevan bahwa data adalah BPS (Badan Pusat Statistik) atau data hanya untuk pemerintah. Karena data sejatinya adalah untuk kita. Tidak berlebihan jika SP2020 adalah dari kita, oleh kita, dan untuk kita.

Metode SP2020 telah bertransformasi menjadi metode kombinasi yang merupakan transisi dari sensus metode tradisonal (1961 - 2010) dengan metode berbasis registrasi (2030).

Kegiatan ini menggunakan data administrasi kependudukan dari Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri sebagai basis data dasar pada pelaksanaan Sensus Penduduk 2020.

Sehingga dapat diperoleh informasi keberadaan penduduk, baik secara de facto (berdasarkan tempat tinggal) maupun de jure (berdasarkan KTP).

Upaya ini menjadi langkah awal mewujudkan satu data kependudukan Indonesia sebagai implementasi Perpres No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indoensia yang diteken Presiden Jokowi pada 12 Juni 2019.

Sementara itu, pengumpulan data menggunakan tiga moda, yaitu CAWI (Computer Assisted Web Interviewing), CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing), dan PAPI (Pencil and Paper Interviewing).

Melalui CAWI (sensus penduduk daring) BPS memberikan wadah kepada kita untuk dapat berperan aktif secara langsung dalam menyukseskan SP2020. SP2020 menjadi sejarah sensus daring pertama di Indonesia.

BPS menargetkan 22-23 persen penduduk Indonesia dapat berpartisipasi aktif untuk mengisi sensus penduduk (SP) daring, yang mulai berlangsung mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020.

Rakyat Indonesia dinilai siap melakukan SP daring. Literasi masyarakat terhadap teknologi informasi semakin baik.

Sarana dan prasarana pendukung untuk mengakses internet pun sudah memadai, hampir semua desa di Indonesia sudah tersedia infrastruktur jaringan internet (Sumber: Kemenkominfo & Kemenkeu).

SP daring memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sensus tradisional. Ini melibatkan masyarakat sebagai subjek dalam proses pengumpulan data, diharapkan dapat mengatasi responden yang tak 'tersentuh' petugas sensus.

Berbagai permasalahan terkait isu privasi yang melibatkan petugas sensus saat mendatangi rumah responden, tidak ada waktu ataupun tidak di tempat saat didatangi petugas sensus, diharapkan dapat diatasi dengan SP daring ini.

SP daring diharapkan menjadi bagian dari proses edukasi masyarakat mengenai pentingnya teknologi. Tak kalah pentng, membangun budaya baru di masyarakat terhadap arti dan pentingnya data, serta kepedulian terhadap data.

SP daring memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mengisi datanya sendiri. Hanya dengan empat langkah mudah, SP daring dapat diisi oleh seluruh kalangan.

Langkah pertama, menyiapkan berkas/data yang akan diisikan (meliputi nomor NIK dan KK, nomor akta nikah bagi yang sudah menikah, dan alamat domisili hingga tingkat RT dan RW).

Kedua, buka laman resmi (website) sensus.bps.go.id melalui aplikasi browser atau pencarian internet pada perangkat telepon genggam, tablet, laptop, atau komputer. Selanjutnya, ikuti petunjuk dan mengisi keterangan kependudukan dan perumahan.

Terakhir, mengunduh bukti telah berpartisipasi pada SP daring di tampilan halaman terakhir.

Bagi masyarakat yang belum mengisi SP daring hingga 31 Marte 2020, maka BPS akan menurunkan 390 ribu petugas sensus ke rumah penduduk untuk melakukan sensus penduduk (SP) wawancara pada 1-31 Juli 2020.

Sensus ini dilakukan kepada seluruh WNI dan WNA yang telah atau akan tinggal selama minimal satu tahun di Indonesia. Seluruh data yang dikumpulkan BPS dijamin kerahasiaannya oleh undang-undang.

Hal itu tertera dalam Pasal 21 Undang-Undang Statistik No 16 Tahun 1997 yang menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden. Data yang dihasilkan akan diolah dan disajikan secara agregat.

Karena itu, masyarakat tak perlu cemas memberikan informasi yang sebenarnya. Di sisi lain, Pasal 27 Undang-Undang Statistik No 16 Tahun 1997 menyatakan, setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan.

Hasil SP2020 memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak. Perencanaan di segala bidang membutuhkan data penduduk sebagai data dasarnya.

Di antaranya, identifikasi kebutuhan dan kualitas perumahan, perencanaan politik dan keamanan, ketahanan sosial dan budaya, perencanaan jenis transportasi yang dibutuhkan, kebutuhan fasilitas komunikasi.

Berbagai program pemerintah, seperti pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan penguatan perlindungan sosial, pemerataan pelayanan pendidikan yang berkualitas, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan juga memerlukan data itu.

Di bidang bisnis dan industri, perencanaan investasi, strategi pemasaran, serta ekspansi produk memerlukan data kependudukan dengan berbagai karakteristiknya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat