Kopi | Republika

Ekonomi

Kementan Siapkan KUR Kopi Rp 3,96 Triliun

 

JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani kopi sebesar Rp 3,96 triliun untuk 2020. Usaha kopi dinilai memiliki prospek positif seiring terus meningkatnya konsumsi kopi secara global.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah sejak awal tahun terus mendorong para petani untuk memanfaatkan fasilitas KUR. Pemerintah juga telah menurunkan bunga KUR menjadi 6 persen tanpa agunan di perbankan.

"KUR untuk petani kopi diharapkan bisa mempermudah pekebun, gapoktan (gabungan kelompok tani), hingga koperasi untuk permodalan pengembangan usaha yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani," kata Syahrul dalam sambutannya pada peringatan Hari Kopi Indonesia di Jakarta, Rabu (11/3).

Selain untuk kegiatan di hulu oleh petani, Kementan juga menargetkan KUR komoditas kopi pada kegiatan hilir sebesar Rp 60 miliar. Syahrul menjelaskan, disediakannya KUR untuk sektor produksi, terutama pertanian, sekaligus untuk mendorong ekspor kopi.

Pada tahun ini, Syahrul mengatakan, Kementan akan melakukan perluasan akses pasar kopi di luar negeri. Salah satunya melalui agenda pameran One Day With Coffee and Fruit di 11 negara. Di antaranya seperti Italia, Amerika Serikat, Jerman, Maroko, Korea Selatan, Rusia, Turki, Australia, Jepang, Arab Saudi, dan Cina.

"Kami akan menggandeng KBRI dan atase perdagangan. Petani dan pelaku usaha akan kami libatkan langsung," tuturnya.

Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) menyatakan, porsi konsumsi kopi dalam negeri terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dekopi mendorong para petani kopi untuk memanfaatkan fasilitas KUR yang disediakan pemerintah untuk meningkatkan produksi.

Ketua Umum Dekopi, Anton Apriyantono mengatakan, porsi kopi Indonesia antara yang diekspor dan dikonsumsi dalam negeri sebelumnya 60 persen dan 40 persen. Ekspor didominasi dalam bentuk green bean atau kopi mentah.

"Sekarang kemungkinan besar sudah berbalik. Ekspor kita trennya turun karena permintaan dalam negeri terus naik. Data detailnya kita menunggu BPS yang merilis," kata Anton.

Mengutip data BPS periode 2015-2019, volume ekspor kopi menurun dari 499,6 ribu ton menjadi 359,05 ribu ton. Sehingga, dari sisi nilai ikut menurun dari 1,18 juta dolar AS menjadi 883 ribu dolar AS.

"Sementara, konsumsi kopi oleh masyarakat di dalam negeri tumbuh sekitar 8 persen per tahun. Banyak gerai kafe yang bermunculan itu sangat membantu," katanya.

Akan tetapi, ujarnya, Indonesia mengalami tantangan dari segi stagnasi produksi. Sesuai data Kementan, rata-rata produksi per tani hanya sekitar 780 ribu ton per tahun. Menurut Anang, stagnasi produksi diakibatkan oleh bibit kopi yang kurang berkualitas hingga wilayah tanam yang menyusut," ujarnya.

Di sisi lain, mayoritas perkebunan kopi dikelola oleh petani rakyat yang mandiri. Dekopi mendorong para petani untuk bermitra dengan perusahaan dan mendorong swasta maupun BUMN untuk berinvestasi di bidang perkebunan kopi.

Petani yang ingin meningkatkan skala usahanya didorong untuk memanfaatkan KUR khusus komoditas kopi yang disediakan pemerintah. Tahun ini, skema pembiayaan KUR dialokasikan sebesar Rp 50 triliun untuk sektor pertanian dan untuk subsektor perkebunan Rp 20,37 triliun. "Dekopi selalu membantu pekebun kopi, sambungkan dengan perbankan supaya bisa mendapat KUR," ujarnya. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat