Ilustrasi peternakan sapi. | ANTARA FOTO/Saiful Bahri

Iqtishodia

Melihat Potensi Agribisnis Sapi Potong di Timor-Leste

Di Timor-Leste, pemeliharaan sapi dilakukan secara ekstensif.

OLEH Sebastiana Gentia Gondulva Dahu (Mahasiswa Program Doktor Sains Agribisnis, IPB University)


Timor-Leste adalah sebuah negara berkembang yang tahap perkembangannya menghadapi sejumlah tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Namun, dengan sumber daya alam yang kaya, dukungan internasional, dan tekad untuk membangun negara yang lebih stabil dan makmur,memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang di masa depan.

Salah satu yang perlu dikembangkan adalah sektor agribisnis sapi potong. Agribisnis sapi potong dapat menjadi salah satu sektor utama dalam perekonomian negara ini, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, dan memenuhi kebutuhan protein hewani penduduk.

Peternakan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang  turut berperan penting dalam menunjang perekonomian Timor-Leste pada umumnya dan masyarakat petani peternak pada khususnya. Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, salah satu komoditas yang mempunyai potensi agribisnis yang menjanjikan adalah sapi potong.

Beberapa peluang bisnis dalam mengembangkan agribisnis peternakan di antaranya adalah jumlah penduduk yang mencapai sekitar 1,3 juta jiwa merupakan konsumen yang sangat besar dan masih tetap bertumbuh atau bertambah setiap tahunnya. Kedua, kondisi geografis dan sumber daya alam yang mendukung usaha agribisnis peternakan sapi potong.

Ketiga, meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi. Keempat, apabila pemulihan ekonomi berjalan baik, maka akan meningkatkan pendapatan per kapita yang kemudian akan menaikkan daya beli masyarakat.

Keberhasilan dalam usaha agribisnis dalam bidang peternakan tidak terlepas dari tiga faktor penting, yaitu bibit, ternak yang sehat, pakan atau makanan yang tersedia dalam jumlah banyak dan mengandung gizi, dan manajemen pengelolaan ternak yang baik (Aman, dkk, 2019). Ketiga faktor produksi tersebut merupakan satu kesatuan sistem yang tak dapat dipisahkan. Artinya, apabila salah satu faktor terabaikan atau kurang mendapat perhatian, penanganan terhadap faktor yang lain walaupun sangat bagus tidak akan dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Selain itu, Timor-Leste sebagai negara yang mayoritas penduduknya hidup tergantung pada sektor pertanian, memiliki luas lahan pertanian yang subur lengkap dengan keanekaragaman hayatinya dan sebagian besar penduduknya adalah petani dan peternak. Beberapa jenis sapi tropis yang sudah cukup populer dan banyak berkembang biak di Timor-Leste adalah sapi bali. Di Timor-Leste, pemeliharaan sapi dilakukan secara ekstensif, sapi-sapi tersebut dilepas di padang penggembalaan. Ada juga peternak yang melepaskan sapinya di pagi hari, kemudian pada sore hari dimasukkan ke kandang

Ternak sapi yang dipelihara ini juga masih merupakan bagian dari seluruh usaha pertanian dan pendapatan total. Sapi potong merupakan salah satu sumber protein penghasil daging yang memiliki potensi untuk dikembangkan selain sebagai sumber protein. Ternak sapi potong juga dapat memberikan produk lainnya seperti pupuk (Rastono, dkk, 2023) dan ternak kerja untuk membajak sawah (Jasuli, dkk, 2022).

Secara umum, pengembangan sapi potong di Timor-Leste masih banyak mengalami hambatan karena pemeliharaan sapi masih dilakukan secara ekstensif, sehingga tidak dapat berproduksi secara maksimal. Namun terlepas dari itu, di beberapa tempat sudah mulai dengan pemeliharaan secara intensif, yaitu sapi sudah mulai dipelihara di kandang dan diperhatikan secara intensif oleh peternak mulai dari proses pemeliharan, pemberian pakan, sampai pada proses pemasaran. 

Ada beberapa tujuan dari beternak sapi potong di Timor-Leste. Tujuan pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Beternak sapi potong dengan baik dapat membantu memenuhi kebutuhan protein hewani penduduk Timor-Leste. Tujuan kedua adalah untuk peningkatan ekonomi. Beternak sapi potong dapat menjadi sumber pendapatan bagi peternak di Timor-Leste. Daging sapi dapat dijual di pasar lokal atau diekspor, yang dapat membantu meningkatkan pendapatan peternak dan mengurangi ketergantungan pada impor daging.

Tujuan ketiga adalah untuk peningkatan keamanan pangan. Tujuan yang keempat adalah diversifikasi sumber penghasilan dengan beternak sapi potong dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani masyarakat pedesaan di Timor-Leste.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Timor-Leste mengembangkan sistem agribisnis. Pertama, sistem agribisnis hulu. Pada sistem hulu ini, mulai dikembangkan benih pakan lamtoro taramba, pemilihan bibit sapi potong yang baik untuk dijadikan penggemukan. Kedua, sistem agribisnis on farm, yaitu kandang penggemukan, proses penggemukan, pemberian pakan ternak dan kesehatan ternak.

Ketiga sistem hilir, yaitu menjual sapi ke pasar melalui pasar lokal dan pasar nasional. Keempat, sistem penunjang seperti fasilitas pasar, transportasi, akses jalan, pemberian kredit agar dapat membantu petani dalam mengembangkan ternak sapi potong di Timor-Leste.

Namun, usaha sistem agribisnis yang dikembangkan masih dalam skala kecil, belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat sehingga Pemerintah Timor-Leste mengambil kebijakan mengimpor daging sapi Brasil, Australia, dan negara lain, mulai dari tahun 2013 sampai sekarang yang mana setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Dengan adanya hal ini, Pemerintah Timor-Leste terus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan agribisnis sapi potong di Timor-Leste sehingga dapat mengurangi impor dan memenuhi kebutuhan akan daging sapi.

Ada beberapa faktor yang menunjang potensi pengembangan agribisnis sapi potong di Timor-Leste. Timor-Leste memiliki iklim tropis yang mendukung pertumbuhan rumput dan tanaman pakan ternak sepanjang tahun. Wilayah yang didominasi oleh pegunungan memberikan lahan yang subur dan cocok untuk pemeliharaan sapi. Dengan pengelolaan yang baik, lahan-lahan ini dapat menjadi tempat yang ideal untuk peternakan sapi potong.

Kemudian, kebutuhan akan protein hewani semakin meningkat di Timor-Leste seiring pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Sapi potong dapat menjadi sumber utama daging yang memenuhi kebutuhan pangan sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional.

Dengan memahami pasar lokal dan potensi ekspor, Timor-Leste dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk mengoptimalkan manfaat dari industri sapi potong.

Peternak lokal memiliki peran penting dalam mengembangkan industri sapi potong di Timor-Leste. Meningkatkan keterampilan peternak, memberikan akses terhadap pembenihan sapi berkualitas, dan memberikan dukungan finansial dapat membantu meningkatkan produktivitas peternakan.

Peningkatan pendidikan mengenai praktik-praktik peternakan yang berkelanjutan juga perlu diperhatikan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Selain itu, pengelolaan sumber daya alam, termasuk lahan dan air, menjadi kunci keberhasilan industri sapi potong. Penerapan praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan limbah ternak dapat membantu mencegah degradasi lahan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Pemerintah Timor-Leste perlu memberikan dukungan yang kuat untuk mengembangkan industri sapi potong. Hal ini melibatkan kebijakan yang mendukung peternakan berkelanjutan, insentif pajak untuk peternak, serta pembentukan lembaga-lembaga yang mengawasi dan mengelola perkembangan industri ini.

Pengenalan inovasi dan teknologi modern juga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan kualitas sapi potong. Program penelitian dan pengembangan dalam bidang genetika ternak, pakan ternak, dan manajemen peternakan dapat memberikan kontribusi besar pada peningkatan produktivitas.

Dengan memanfaatkan potensi sapi potong secara optimal, Timor-Leste dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, peternak lokal, dan pihak terkait lainnya, industri sapi potong dapat menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi Timor-Leste. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat