|

Politik

PBB Minta ‘Masyumi Reborn’ Bersaing Sehat

JAKARTA -- Partai Bulan Bintang (PBB) menanggapi santai rencana sejumlah tokoh dan ulama yang ingin mendeklarasikan kembali lahirnya Partai Masyumi. Hal itu meski PBB selama ini dikenal sebagai partai penerus Masyumi yang dilarang pada 1960 lalu.

Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noer mengaku tak mempersoalkan rencana deklarasi maupun kadernya yang ingin menyeberang ke 'Masyumi Reborn'. Diketahui, mantan ketua umum PBB MS Kaban dan politikus PBB Ahmad Yani turut hadir dalam silaturahim nasional dan urun rembuk keluarga besar Masyumi di Aula Dewan Dakwah, Kramat Raya, Senen, Jakarta, Sabtu (7/3) kemarin.

Afriansyah mengatakan, PBB mempersilakan Kaban mendukung ?Masyumi Reborn?. Ia menuding suara PBB di bawah kepemimpinan MS Kaban justru mengalami penurunan. "Pak Kaban sendiri di PBB bukan lagi sebagai pengurus partai. Beliau pernah menjadi ketum PBB 10 tahun dan di zaman beliaulah PBB drop," ujar Afriansyah kepada Republika, Senin (9/3).

PBB juga mengaku tak khawatir jika ada pendukungnya yang menyeberang ke partai yang juga berlambang bulan dan bintang itu. Sebab, hal tersebut merupakan hal yang lumrah dalam demokrasi. "Semoga bisa lolos verifikasi dan kita tunggu kompetisi yang sehat di 2024. Sekarang Kaban cs berasal dari PBB, bukan lagi politisi PBB dan mereka bekas PBB," ujar Afriansyah.

Tak lupa ia mengucapkan selamat jika Partai Masyumi kembali lahir. Namun, Afriansyah mengingatkan, mereka tak perlu saling menjelekkan, khususnya PBB. "PBB solid dan utuh sekarang ini justru di bawah Ketum PBB Yusril (Yusril Ihza Mahendra?Red). PBB semakin kuat dan bersatu, siap ikut Pemilu 2024 dan siap lolos PT (parliamentary threshold)," ujar Afriansyah.

Kaban yang mendukung lahirnya kembali Partai Masyumi sempat membantah dukungannya terhadap Masyumi merupakan bentuk kekecewaannya terhadap kepemimpinan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Menurut dia, tidak ada kata kecewa dalam kamus politik. "Tidak ada istilah kecewa dalam perjuangan," tuturnya.

Ia menegaskan hanya mengikuti keputusan Dewan Dakwah. Ketika Dewan Dakwah memutuskan untuk keluar dari PBB, ia juga akan mengikuti keputusan ulama. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa dorongan dibangkitkannya kembali Masyumi tersebut karena umat Islam menginginkan adanya perubahan. Oleh karena itu, yang dilakukan saat ini masih dalam tahap proses pembentukan yang dipimpin oleh Kholil Ridwan.

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai wajar jika ada pihak yang ingin kembali mendirikan Partai Masyumi. Namun, ia menilai usaha mengembalikan kejayaan Masyumi merupakan hal yang sulit. Apalagi jika ada keinginan untuk membentuk partai Islam tunggal di Indonesia.

?Diperlukan kerja keras dan waktu yang sangat panjang untuk menyatukan visi, kesamaan pandangan, dan satu kesamaan kepentingan umat Islam,? ujar Karyono saat dihubungi, Senin (9/3).

Ditambah lagi, saat ini Indonesia tengah berada dalam iklim demokrasi yang sedang bertumbuh sehingga membuka ruang bagi siapa pun, termasuk tokoh-tokoh Islam untuk mendirikan partai politik. Selain itu, mendirikan kembali Masyumi tidak bisa hanya dengan meniru kembali visi dan misi partai berlambang bulan dan bintang itu saat masa jayanya. Sebuah partai disebutnya harus dapat beradaptasi dan mengubah sistem politiknya dengan cara pandang masyarakat yang telah mengalami pergeseran.

Ia menjelaskan, Masyumi yang dibangkitkan kembali sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Sebab, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 sudah ada partai baru yang mengusung nama Masyumi Baru. Namun, hasil pada kontestasi tersebut mengecewakan. Masyumi Baru hanya meraih 152.589 suara atau 0,14 persen. "Partai ini sama sekali tidak mendapatkan kursi di DPR," ujar Karyono.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat