Aksi penanaman pohon serentak untuk memulihkan kawasan hutan di Gunung Pamaton yang berlokasi di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. | (ANTARA/HO-Adaro)

Ekonomi

Adaro Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Terdampak Karhutla

Pada 2023, Adaro menggelar penanaman pohon sebanyak 7.500 bibit di Gunung Pamaton.

JAKARTA — PT Adaro Indonesia merehabilitasi daerah aliran sungai yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan. Kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi sosial untuk menjaga ekosistem lingkungan.

Pjs Kepala Teknik Tambang (KTT) Adaro Deny Widihatmoko mengatakan, area rehabilitasi daerah aliran sungai itu mencapai 321 hektare yang terdiri atas 11 petak di Gunung Pamaton. "Kami berkomitmen melakukan perbaikan secara menyeluruh pada area rehabilitasi daerah aliran sungai terdampak kebakaran hutan dan lahan," ujar dia dalam keterangannya pada awal pekan ini.

Gunung Pamaton merupakan bagian Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) milik Universitas Lambung Mangkurat. Kawasan yang berlokasi di Desa Kiram, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tersebut sempat terbakar saat musim kemarau.

Pada 2023, Adaro menggelar penanaman pohon sebanyak 7.500 bibit di Gunung Pamaton. Ribuan bibit itu adalah bibit pohon mahoni, pulai, dan gamal yang mampu tumbuh dengan baik di kawasan Gunung Pamaton.

Skema kolaborasi pentahelix secara perlahan telah memulihkan area hutan dan lahan yang rusak akibat kebakaran. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat lahan kritis di Kalimantan Selatan mencapai 642.580 hektare pada tahun 2013.

Sewindu kemudian, luas lahan kritis telah berkurang 184.102 hektare menjadi 458.478 hektare. Gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan sejak tahun 2017 memiliki andil signifikan terhadap laju penghijauan di Kalimantan Selatan.

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Hanif Faisol Nurafiq meminta seluruh daerah di Indonesia agar melakukan penanaman secara terus-menerus saat musim hujan agar pemulihan kawasan hutan bisa lebih cepat.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan menanam pohon bukan hanya sekadar penghijauan melainkan juga membangun kembali ekosistem hutan yang mulai berkurang. "Ketika hutan kembali menghijau di Kalimantan Selatan, maka flora dan fauna ikut berkembang dengan baik," ucap Sahbirin.

Rehabilitasi daerah aliran sungai bukan satu-satunya aksi yang dilakukan Adaro di Kalimantan Selatan untuk menjaga lingkungan. Adaro melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama Self Learning Institute melakukan program konservasi bambu di Pondok Pesantren Teknologi Pertanian Al Islam Desa Kambitin Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalsel, sebagai komitmen wujudkan eco-pesantren di salah satu ponpes binaannya.

Perwakilan Ponpes Al Islam Ustadz Hakim mengatakan, pesantren siap dan berkomitmen menjalankan kegiatan eco-edutourism itu karena berdampak besar pada kesejahteraan dan image baik ponpes.

"Program konservasi bambu ini sebagai program unggulan dalam rangka mewujudkan Ponpes Al-Islam sebagai eco-pesantren," kata Halim.

Ia pun menyampaikan rasa syukur karena program ini berlanjut mengingat sebelumnya para santri di Ponpes Al Islam mendapat pelatihan pengolahan bambu oleh Yayasan Bambu Indonesia. “Alhamdulillah, setelah mendengar paparan konsep dan arah pengembangannya, kami mendapat angin segar dan harapan baru untuk pesantren, khususnya untuk program bambu ke depannya," ujarnya.

Program bambu yang diinisiasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) sendiri merupakan bagian dari Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) di Ponpes Al Islam Kambitin. Kegiatan berfokus memetakan kompleksitas yang dihadapi, baik oleh ponpes maupun YABN ketika memulai dan menjalankan program bambu itu serta membentuk dan memperkuat kelembagaan dalam menjalankan budi daya bambu.

Selain penguatan kelembagaan juga diberikan berbagai praktik pertanian alami bagi kalangan ponpes dengan harapan ilmu yang diterima bermanfaat untuk pengembangan budi daya bambu dan tanaman lain. Penanaman bambu adalah upaya untuk menjawab tantangan krisis ekologi yang terjadi saat ini dan juga sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan.

Bambu salah satu tanaman yang menghasilkan 62 ton oksigen per hektare dan dapat menyerap 88 ton karbondioksida dalam setahun. Selain itu bambu adalah tanaman yang dapat mengonservasi air dan dalam satu rumpunnya dapat menyimpan hingga 5.000 liter air.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat