Ilustrasi Bullying | Republika/Mardiah

Gaya Hidup

Beratnya Membawa Trauma Bully Hingga Dewasa

Dampak bullying juga tidak akan hilang ketika anak beranjak dewasa.

Perundungan sering kali terjadi di sekolah. Bahkan, dari anak usia TK dan sekolah dasar (SD) pun praktik perundungan sudah sering terjadi.

Salah satunya yang dialami mantan penyanyi cilik, Chikita Meidy. Saat kelas IV SD, Chikita mengaku di-bully kakak kelasnya sesama artis yang usianya terpaut dua tahun. Chikita bahkan sempat mengalami mental block dan enggan bertemu pelaku bullying tersebut hingga saat dewasa kini.

Dilaporkan laman WebMD, Ahad (26/11/2023), perundungan mungkin mempunyai reputasi sebagai masalah di halaman sekolah, tapi dampaknya terhadap kesehatan mental tidak hanya terjadi di halaman sekolah. Anak-anak yang ditindas menghadapi peningkatan risiko masalah sosial dan emosional dalam jangka pendek dan panjang, bahkan hingga dewasa.

Dampak Perundungan

Penindasan terjadi ketika seorang anak mempunyai keunggulan fisik atau sosial dibandingkan anak lainnya dan mereka menggunakan keunggulan tersebut untuk bertindak agresif terhadap anak lainnya.

1. Efek jangka pendek

Dalam jangka pendek, penindasan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rendah diri, kesulitan tidur, bahkan melukai diri sendiri atau pikiran untuk bunuh diri. Pengalaman-pengalaman ini sepertinya akan memudar seiring berjalannya waktu, tapi hal itu tidak berarti anak telah “melupakannya”. Penelitian semakin menunjukkan, anak-anak yang mengalami perundungan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental saat mereka tumbuh dewasa.

2. Efek jangka panjang

Dampak bullying juga tidak akan hilang ketika anak beranjak dewasa. Penelitian menunjukkan, orang dewasa muda yang menjadi korban perundungan saat masih anak-anak memiliki peningkatan risiko kesulitan kesehatan mental. Termasuk kecemasan umum, gangguan panik, agorafobia, depresi, kesendirian serta penghindaran sekolah.

Dampak bagi Pelaku 

Darurat Bullying - (Republika)

  ​

Bullying tidak hanya merugikan korbannya. Penelitian menunjukkan bahwa pelaku intimidasi di usia muda lebih cenderung menjadi agresif dan bertindak dengan cara lain.

Mereka juga cenderung merasa kurang positif terhadap masa depan dan mengembangkan gangguan kepribadian antisosial saat dewasa. Anak-anak yang menjadi penindas, juga cenderung mengalami kesulitan terbesar saat dewasa. Anak-anak ini memiliki tingkat kecemasan, depresi, skizofrenia, dan penyalahgunaan zat tertinggi, dibandingkan dengan anak-anak yang hanya menjadi korban atau pelaku intimidasi.

Cerita Chikita Meidy

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Chikita Meidy S.E, M.M (@chikitameidy)

Chikita Meidy sudah lama tidak terlihat dilayar kaca. Namun, baru-baru ini, ia muncul di channel Youtube Ferdy Element, milik vokalis Element, Ferdy Tahier. 

Dalam video tersebut, Chikita mengaku pernah mengalami perundungan saat sekolah di Sekolah Dasar Al Azhar Kelapa Gading. Yang menyedihkan, pelaku bullying adalah sesama artis, beserta geng-nya. 

"Sebenarnya aku punya kakak kelas. Yang mungkin, aku sampai enggak bisa nangis sih, mungkin sekarang ini, aku enggak bisa akrab lagi sama dia. Kalau tahu orangnya, ya udah diam saja," ujar Chikita seperti dikutip dari channel Youtube.

Chikita mengaku memiliki kakak kelas perempuan yang lumayan keji padanya. Saat itu ia duduk di kelas IV SD. Kakak kelasnya ini yang menurut Chikita, seorang anak orang besar dan ternama, sering kali mem-bully-nya bersama teman satu geng-nya. 

Chikita mengungkapkan, bullying terjadi saat mereka hendak jajan di sekolah. Menurut dia, dulu di depan pagar sekolahnya, ada yang menjual tempura. Kakak kelasnya ini dengan seenaknya menyuruh Chikita untuk membeli untuk dirinya. "Eh Chikita, beliin dong tuh, nih gua kasih duitnya. Jadi, aku dulu tuh dibabuin terus sama kakak kelas. Chikita beliin mie ayam dong, sampai segitunya," ujarnya.

Chikita sendiri bingung mengapa dirinya saat itu tidak bisa menolak permintaan kakak kelasnya itu. "Itu aku kaya kenapa mental aku terlalu gampang banget ngeiyain kata orang," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Chikita Meidy S.E, M.M (@chikitameidy)

Disamping itu orang tua Chikita, selalu melarangnya untuk bertengkar dengan temannya. "Tapi, mami papi itu selalu yang kaya gini, Chikita kamu itu seorang bintang jangan berlaku kasar, jangan pernah membalas, harus gini-gini," ujarnya

Namun, akhirnya Chikita muak dengan perlakuan kakak kelasnya itu. "Muak aku, duh beban banget sih jadi Chikita Meidy. Enggak mungkin kuribut sama teman sekolah."

Akhirnya Chikita melaporkan hal tersebut kepada guru BK bahwa ada perlakuan, bahwa si kakak kelas enam ini suka gangguin Chikita. Kebetulan pelakunya anak orang besar dan saat itu belum menjadi aktris. 

Menurut Chikita, pihak sekolah merespons, tapi tidak bertindak lebih lanjut. "Dibantuin tapi karena anak orang ternama jadi kayaknya enggak digubris," ujarnya. Hal ini membuat Chikita drop.

Ditambah lagi ada anak laki-laki yang disukai kakak kelas itu, tapi anak laki-laki tersebut malah suka pada Chikita. "Genk-nya dia yang dipimpin sama artis ini, yang suka bully aku, ikut-ikutan. Hei Chikita jangan nyolot lo mentang-mentang lu artis. Kan udah enggak laku lagi," ujarnya.

Perlakuan bullying ini terus berlanjut bahkan sampai sepatu dan alat shalat Chikita dilempar ke genteng. Angkatan Chikita juga ikut-ikutan mem-bully karena memiliki kakak yang termasuk dalam genk yang suka mem-bully Chikita. "Akhirnya dari situ aku jadi punya mental block. Drop banget," ujarnya.

"Dari situ aku ngerasain bullying yang parah banget sehingga angkatan aku juga ikutan biasa aja ke aku, aduh artis enggak usah ditemenin. Padahal aku cuma berusaha baik," ujarnya.

Dari situ, ia berbicara kepada ibunya. "Mi kayaknya Chika stres deh kalau terlalu diiming-imingi Chika harus izin karena Chika harus menuntaskan sebagai penyanyi. Aku hampir enggak punya teman, teman merasa aku star banget," ujarnya.

Orang tua Chikita akhirnya datang ke sekolah dan menanyakan ada masalah apa dengan anaknya tersebut dan minta diselesaikan. Namun, pihak sekolah mengganggap ini masalah belum besar.

Masalah perundungan ini membuat Chikita trauma hingga saat ini. "One day aku ketemu sama orang itu, aku trauma sama si artis tersebut, dan artis itu tidak pernah negur sama sekali sampai sekarang. Malah suaminya yang selalu baik sama aku," ujarnya "Jujur gara-gara itu aku langsung out. Enggak nyanyi lagi. Benar-benar sekolah," ujarnya. "Bokap kita tuh kaya, nih anak kita mentalnya rusak nih. Padahal dia masih bisa nyanyi," ujar Chikita.

Video dari Youtube tersebut akhirnya viral dan banyak yang mem-posting kembali. Dan banyak orang mencari tahu siapa kakak kelas Chikita. Bahkan mereka mengaitkannya dengan Nagita Slavina karena dia merupakan kakak kelas Chikita yang usianya memang terpaut dua tahun. 

 

 
Anak-anak yang mengalami perundungan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bully Akun Media Sosial Tentara Israel, Apa Hukumnya?

Umat Islam di Indonesia bisa menghentikan dengan lisan yang pada konteks saat ini melalui media sosial.

SELENGKAPNYA

Bullying Marak, Jangan Enggan ke Psikolog

Mendatangi psikolog perlu keberanian.

SELENGKAPNYA

Anak Anemia Berisiko Jadi Korban Bullying, Kok Bisa?

Sebagian besar kasus anemia, terutama pada anak, tidak menimbulkan gejala

SELENGKAPNYA