Seorang tentara Israel menutup telinganya saat unit artileri menembakkan peluru di dekat perbatasan Gaza, Israel selatan, 6 November 2023. | EPA-EFE/NEIN HALL

Fatwa

Bully Akun Media Sosial Tentara Israel, Apa Hukumnya?

Umat Islam di Indonesia bisa menghentikan dengan lisan yang pada konteks saat ini melalui media sosial.

Oleh ANDRIAN SAPUTRA

Netizen ramai-ramai mengomentari akun-akun media sosial milik tentara-tentara Israel. Di aplikasi X, nama-nama akun IG tentara-tentara Israel itu tersebar. Netizen pun dipersilakan membully dan membanjiri akun-akun tentara Israel itu dengan beragam komentar yang tujuannya menjatuhkan mental tentara Israel. Lantas, apakah aksi semacam itu termasuk jihad membela Palestina? 

Menurut pendakwah yang juga Dewan Pengawas Syariah Djalaluddin Pane Foundation, KH Rakhmad Zailani Kiki, menjatuhkan mental tentara-tentara Israel melalui akun media sosial diperbolehkan dan termasuk jihad. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by michal_matzov - מיכל מצוב (@michal_matzov159)

Cyberbullying atau tindakan agresif yang sengaja dilakukan untuk melukai seseorang di dunia maya, terutama di media sosial, dalam hal ini untuk melukai perasaan dan/atau merusak pikiran tentara Israel di akun-akun media sosial mereka, seperti Twitter dan IG, karena telah dan sedang menjadi musuh kemanusiaan, musuh umat Islam, akibat memerangi, membunuhi rakyat Palestina di Gaza, dengan tujuan menjatuhkan mental tentara Israel sehingga tentara Israel ini tidak dapat lagi dan/atau tidak mau lagi berperang adalah dibolehkan, bahkan dianjurkan, dan merupakan jihad fii sabilillaah,” kata Kiai Kiki kepada Republika pada Ahad (19/11/2023).

Menurut kiai Kiki, di antara dalilnya adalah hadis dari sahabat Abu Sa`id al-Khudri RA:

 
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ  الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

 
Artinya: "Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman'” (HR Muslim). 


Menurut Kiai Kiki, kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina adalah kemungkaran yang harus diubah, dihentikan, dengan kekuatan, kekuasaan, atau bahkan dengan senjata. Namun, dengan merujuk hadis di atas, menurut Kiai Kiki, umat Islam di Indonesia tidak mampu untuk berperang mengangkat senjata menghentikan perang tersebut, tetapi umat Islam di Indonesia bisa menghentikan dengan lisan yang pada konteks saat ini melalui media sosial, baik dengan teks tulisan atau suara atau video atau gabungan ketiganya.

“Dalam konteks perang, dalam konteks mencegah kemungkaran, teks, atau suara, atau video, atau gabungan ketiganya, memang harus berbentuk bullying (cyberbullying) karena harus menyakitkan dan merusak perasaan dan atau pikiran tentara Israel dengan tujuan agar tentara Israel tidak dapat lagi dan atau tidak mau lagi berperang,” kata Kiai Kiki

 Kiai Kiki menjelaskan merujuk kepada kaidah ushul fikih:

 
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ

Artinya: “Menghilangkan mafsadat lebih didahulukan daripada mengambil manfaat.”

“Karenanya, gunakanlah teks tulisan atau suara, atau video, atau gabungan ketiganya yang menyakitkan dan merusak perasaan dan/atau pikiran tentara Israel, namun tetap dijaga agar tidak menjadi bumerang, menghinakan kemulian Islam itu sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi berpendapat, upaya membanjiri akun-akun militer Israel dengan tujuan memberikan penyadaran adalah hal yang diperbolehkan. Namun, hal itu dilakukan dengan bahasa yang santun, tidak mem-bully yang dapat menambah kemarahan.

“Kalaupun mau masuk ke akun mereka dengan tujuan untuk memberikan penyadaran, itu boleh-boleh saja. Tetapi ingat, kita menyadarkan mereka, jangan malah menambah mereka semakin ganas. Kalau bahasa kita kurang bagus, malah ngebully segala macam, saya kira mereka akan bertambah-tambah marah,” kata kiai Zubaidi kepada Republika pada Ahad (19/11/2023).

Ia mengatakan, bila netizen Indonesia akan berkomentar di akun-akun militer Israel ataupun pejabat Israel, hendaknya dilakukan dengan bahasa yang menyentuh hati, yakni yang menyadarkan tentang kejamnya perang yang terjadi. Sebaliknya, menurut Kiai Zubaidi, bila netizen hanya membanjiri akun-akun militer Israel dengan caci-maki ataupun perang kata, hal itu tak akan efektif menjatuhkan mental tentara Israel. 

“Kalau mau seperti itu, dengan bahasa yang menyentuh hati mereka, menyadarkan, ketika mereka membunuh anak anak, wanita, lansia, kaum sipil yang tak berdosa, bergelimpangan dengan banjir air mata, darah, lalu orang yang tak bersalah harus mengungsi hidup dalam penderitaan, mungkin kalau bahasa seperti itu, boleh saja. Yang menyentuh hati mereka, menyadarkan mereka. Bukan malah berperang kata kata di Twitter, saya kira itu tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi, berikanlah kata-kata yang menyentuh, yang bisa membangun kesadaran masif di kalangan mereka itu,” katanya.

Menurut Kiai Zubaidi, memberikan penyadaran kepada para tentara Israel melalui komentar di akun media sosial mereka merupakan salah satu bentuk jihad. “Kalau kemudian dengan bahasa kita yang santun, yang menyentuh itu, kita mampu menyadarkan mereka, itu bagian dari jihad kita. Tapi, kalau kita berperang di medsos hanya bertengkar, itu saya kira tak akan menyelesaikan masalah,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Polisi Israel: IDF Tembaki Peserta Festival Nova

Hamas disebut tak berencana serang pesta rave di Israel.

SELENGKAPNYA

Mantan Menhan: Israel Sudah Kalah di Utara

Lebih dari separuh kendaraan Israel yang masuk Gaza hancur.

SELENGKAPNYA

Israel Bombardir Sekolah, Ratusan Dilaporkan Syahid

Sekolah al-Fakhura menampung ribuan pengungsi di Gaza.

SELENGKAPNYA