Seorang warga mengenakan masker guna mengindari Covid-19. (ilustrasi) | EPA

X-Kisah

‘Masker untuk Adik di Jakarta’

Hanya warga yang sakit diimbau menggunakan masker.

 

 

Pemberitaan masuknya virus korona baru (Covid-19) ke Indonesia membuat pembelian masker meningkat, tak terkecuali di Kota Padang, Sumatra Barat. Pantauan Republika di kawasan pusat penjualan alat-alat kesehatan di Kota Padang, yakni di Kawasan Tarandam, penjual masker mengaku kehabisan stok masker.

Sejak beberapa hari terakhir, warga Padang panik karena ada beberapa pasien yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Pasien tersebut sedang dirawat secara intensif untuk memastikan positif atau negatif mengidap korona.

"Masker sudah kosong barangnya sejak empat hari terakhir. Banyak yang beli masker sejak virus korona beredar," kata salah satu penjaga toko pejual masker, Rika Yulia Sari, Senin (2/3). Rika menyebut di tokonya sama sekali sudah tidak ada lagi stok masker, baik itu masker hijab, masker karet, maupun masker tali.

Rika menyebut pihaknya mendatangkan stok masker dari Jakarta. Pihak pemasok, menurut dia, juga mengeluhkan kelangkaan masker di Jakarta karena tingginya kebutuhan masyarakat.

Ironisnya, Vania seorang warga Padang justru berkeliling ke beberapa toko alat kesehatan di Padang, termasuk di kawasan Tarandam. Dia mencari masker dalam jumlah banyak untuk dikirimkan kepada adiknya yang berada di Jakarta. "Saya cari-cari, kosong (masker). Saya mau beli buat dikirimkan juga //sih//, ada adik di Jakarta," kata Vania.

Vania berniat membelikan masker buat adiknya karena mengira harga di Padang bisa lebih murah dibandingkan di Jakarta. Tapi jangankan dapat yang lebih murah, bahkan yang mahal pun Vania tidak bisa beli karena stok masker toko-toko yang ia kunjungi sudah habis.

Raymond yang juga warga Padang juga senasib dengan Vania. "Saya kira stok di toko masih banyak, jadi mau nyetok sejak sekarang supaya nanti tidak cari-cari lagi. Ternyata sudah habis," katanya.

Kelangkaan masker juga terjadi di Lampung. Penelusuran Republika, Senin (2/3), penjual masker, seperti apotik, toko obat, dan beberapa toko alat tulis, sudah tidak menjual masker lagi karena stok habis dan orderan belum datang.

?Sejak beredar berita ada warga Indonesia terkena virus korona, saya siap-siap mau beli masker di apotik, semua pada habis. Sebenarnya saya masih ada satu kotak persediaan, tapi untuk jaga-jaga,? kata Doni, pekerja penerbitan, warga Tanjungarang Barat, Kota Bandar Lampung, Senin (2/3).

Shafira, mahasiswa perguruan tinggi swasta, terpaksa membeli secara daring di aplikasi toko daring ternama yang masih menyediakan stok. Ia sudah lama mencari masker hijau tersebut di toko-toko obat dan apotik, tapi stoknya sudah habis semua. "Saya lihat di toko online masih ada stoknya harganya lumayan masih murah sekitar Rp 35 ribu per kotak," kata mahasiswi 21 tahun tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengungkapkan, merebaknya virus korona juga menyebabkan menipisnya stok masker di wilayah setempat. "Masker itu produksi tahun-tahun sebelumnya berlebih-berlebih. Tapi karena ini permintaan besar, terutama dari luar negeri minta kiriman dari sini, membuat jumlahnya relatif sangat terbatas," kata Herlin dikonfirmasi, Senin (2/3).

Menurut Herlin, stok masker untuk rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jatim, dalam keadaan aman. Namun, stok untuk masyarakat umum, stoknya sangat terbatas. "Kita juga harus pikirkan keefektifan, kalau tidak efektif, eman (sayang). Jadi lebih baik yang sakit saja (yang menggunakan masker)," kata Herlin.

Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta masyarakat agar lebih tenang dan tidak panik, menyusul terdeteksinya dua kasus virus korona di Depok, Jawa Barat. Muhadjir mengingatkan masyarakat agar tak berbelanja kebutuhan pokok ataupun masker secara berlebihan.

"Saya minta masyarakat tenang. Jangan dipergawat ini, semuanya supaya berjalan seperti biasa. Termasuk belanja jangan berlebih-lebihan," kata Muhadjir di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (2/3).

Menurut dia, dalam kondisi saat ini diperlukan ketenangan, bukan kepanikan yang justru menimbulkan kegaduhan masyarakat. "Jangan gampang paniklah, dalam kondisi seperti ini diperlukan ketenangan, kehati-hatian, juga tidak grasah-grusuh," ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat