
Refleksi
The Wandering Who? (Bagian 2/Habis)
Perampokan dan kebencian termuat dalam ideologi politik modern Yahudi.
Oleh SYAFII MAARIF
Peresensi Paul J Balles menulis: "The Wandering WHO?" melayari antara pemikiran yang menggusarkan dalam pengalaman pribadi dan isu-isu yang bercorak sejarah dan filsafat. Dalam karya inilah Gilad menggali pengalaman-pengalaman awalnya sebagai seorang Zionis Israel dan kemudian kebangkitannya sebagai seorang humanis, lanjut Balles.
Gilad menulis: "Zionisme bukanlah sebuah gerakan kolonial yang punya perhatian atas Palestina, sebagaimana pendapat beberapa sarjana. Pada hakikatnya, Zionisme adalah suatu gerakan global yang dibakar oleh solidaritas kesukuan yang unik .…"
Balles lalu mengutip Gilad: "Perampokan dan kebencian termuat dalam ideologi politik modern Yahudi, baik sayap kanan maupun sayap kiri. Orang Israel merampok atas nama 'pulang ke rumah,' Yahudi progresif atas nama 'Marx', dan pembunuh intervensionis moral atas nama 'demokrasi'. Dalam realitas, orang Israel sebenarnya dikejutkan oleh tindakan kekerasan yang dilakukannya sendiri."
Ironisnya, rakyat Palestina dikorbankan dengan dalih orang Yahudi dibantai Hitler pada masa Perang Dunia II. Holocaust (malapetaka) yang dialami orang Yahudi di Eropa pada era tersebut, menurut Gilad, telah dijadikan semacam agama oleh kaum Zionis. Oleh sebab itu, jika ada orang yang dianggap menyangkal holocaust, langsung dipukul sebagai anti-Semit. Gilad telah dijadikan sasaran tembak untuk itu sekalipun tidak ada bukti penyangkalan atas holocaust itu. Senjata anti-Semit selalu saja ditembakkan terhadap siapa saja yang melawan Zionisme Israel.
Dalam tulisan-tulisan terdahulu di koran ini, saya pernah mengutip Gilad bahwa Zionisme sebagai ideologi politik Yahudi tidak mungkin berdamai dengan kemanusiaan karena memang bukan bagian dari kemanusiaan itu.
Fakta semacam inilah yang gagal ditangkap oleh Barat, terutama Amerika Serikat, sehingga Israel tetap saja seperti berada di atas angin, termasuk melecehkan keputusan-keputusan PBB. The Wandering Who? adalah testimoni penting untuk dibaca secara luas oleh siapa saja yang ingin perdamaian dunia tanpa Zionisme.
The Wandering Who? telah mengupas tuntas apa dan untuk apa judaisme (agama Yahudi), keyahudian (Jewishness), kultur Yahudi (Jewish culture), dan ideologi Yahudi (Jewish ideology). Yang diserang habis oleh Gilad adalah kultur dan ideologi Yahudi, aspek-aspek buruk kesukuan yang terdapat dalam wacana sekuler Yahudi, baik Zionis maupun anti-Zionis.
Gilad mempertanyakan mengapa orang Yahudi diaspora mengidentifikasikan dirinya dengan Israel dan berafiliasi dengan politiknya. Itulah sebabnya karena kita merasakan suasana dunia yang semakin menghancurkan sekarang ini telah membawa tuntutan segera bagi sebuah perubahan konseptual dalam sikap intelektual, filosofikal terhadap politik, serta identitas politik dan sejarah. The Wandering Who? merupakan upaya serius dari seorang mantan Zionis untuk mengurai semuanya itu.
Yang dikritik keras Gilad sebenarnya bukan suku (tribe), melainkan paham kesukuan (tribalism) yang berorientasi rasis yang menjadi inti setiap bentuk politik identitas Yahudi. Kita turunkan lagi penuturan Gilad sebagaimana yang disampaikan kepada Cattori: "Sebenarnya yang merisaukan saya terutama menyangkut ideologi. Saya sangat dicemaskan oleh lobi Yahudi yang selalu memburu (lawannya) dan kekuatannya yang mengguncangkan secara global. Adalah fakta bahwa AJC (American Jewish Committee) menganjurkan perang terhadap Iran yang sungguh sangat mencemaskan."
Sebagaimana yang pernah saya kutipkan dalam tulisan terdahulu, Gilad dengan gemas sampai mengatakan bahwa jika dunia ini mau aman dan damai, Zionisme harus dipindahkan ke planet lain. Akhirnya, mari sama-sama kita ikuti bagaimana ujungnya nanti perjalanan Zionisme ini dan dampak buruknya bagi perjalanan sejarah umat manusia.
Tulisan ini disadur dari Harian Republika edisi 1 November 2011. Buya Ahmad Syafii Maarif (1935–2022) adalah ketua umum PP Muhammadiyah pada periode 1998-2005.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Boikot Demi Palestina
Boikot untuk membuat semua perusahaan berpikir jangka panjang terkait situasi Gaza.
SELENGKAPNYANasri, Sang Palestina
Belum cukup ada tanda-tanda tentang terwujudnya sebuah negara Palestina.
SELENGKAPNYAThe Wandering Who? (Bagian I)
Politik identitas Yahudi mengacaukan peradaban manusia global.
SELENGKAPNYA