Tanpa keikhlasan, ibadah tidak akan diterima Allah SWT | Republika

Hikmah

Mengingat Akhirat

Semoga kita menjadi kelompok orang yang selalu mengingat akhirat.

Oleh AUNUR ROFIQ

Tatkala malaikat Izrail menemui orang yang saleh, dengan mengucap salam pada orang itu, dan segera dijawab. Sang malaikat menceritakan maksud kedatangannya tentang sesuatu yang sangat rahasia.

Lelaki saleh itu pun berkata, “Bisikkan keperluanmu di telingaku." "Aku malaikat pencabut nyawa," tuturnya.

"Selamat atas kedatanganmu. Segala puji bagi Allah. Sudah sekian lama aku menunggu kedatanganmu. Betapa lama kepergianmu, sedang aku sangat merindukan dirimu."

Kemudian malaikat berkata, "Jika Anda ada kesibukan, maka selesaikan."

Jawabnya, "Tidak ada kesibukan yang lebih penting bagiku selain berjumpa dengan Tuhanku."

Kemudian malaikat itu menjawab, "Katakan bagaimana aku harus mencabut nyawamu sesuai kesukaanmu. Aku mendapat perintah mencabut nyawamu sesuai dengan kehendak dan pilihanmu."

 
Tinggalkan, sampai aku mengambil air wudhu dan shalat. Jika aku sedang sujud, maka cabutlah nyawaku.
 
 

Jawabnya, “Tinggalkan, sampai aku mengambil air wudhu dan shalat. Jika aku sedang sujud, maka cabutlah nyawaku."

Maka malaikat Izrail melakukan seperti perintahnya, dan membawa ke sisi rahmat Tuhannya.

Tentu orang ini selalu mengingat akhirat, sehingga ia melakukan ketaatan pada-Nya. Inilah gambaran orang saleh yang selalu mengingat kehidupan akhirat hingga diperlakukan begitu baik oleh malaikat pencabut nyawa.

Tentu akan berbeda jika sang hamba adalah orang yang sombong dan merasa sangat berkuasa, sehingga sikapnya menyamai yang dimiliki-Nya.

Dikisahkan bahwa Dzu al-Qurnain (Alexander Agung) dalam lawatan menemui kaumnya yang tidak memiliki sedikit pun dari kekayaan dunia. Kaumnya menggali kubur di depan rumahnya dan setiap hari dibersihkan.

Mereka menyembah kepada Allah SWT. Mereka tidak memiliki makanan selain tumbuh-tumbuhan yang ada secara alami.

Lalu Alexander mendatangi mereka dan menyapa, “Bagaimana keadaan kalian? Aku tidak melihat sesuatu pada kalian, baik emas maupun perak, dan tidak melihat sedikit pun kemewahan dunia."

Pemimpin kaum itu menjawab, "Kami tidak memiliki semua itu karena tidak seorang pun dapat merasa puas dengan kekayaan dunia."

Dialog dilanjutkan dengan pertanyaan Alexander Agung. “Lalu mengapa kalian menggali kuburan di depan rumah?"

Jawabnya, "Agar kami dapat memandangnya sehingga selalu teringat akan kematian. Kecuali itu, agar rasa cinta kami akan dunia dapat terkurangi, sehingga tidak mengganggu kami dalam beribadah kepada Tuhan."

"Mengapa kalian memakan rumput," tanya Alexander. "Karena tidak ingin perut kami menjadi sarang penyakit, dan karena kelezatan makanan tidak akan melewati kerongkongan."

 
Singkat cerita pemimpin kaum itu mengambil tengkorak dan menjelaskan pada Alexander bahwa tengkorak ini milik seorang raja yang zalim, suka menindas rakyatnya yang lemah.
 
 

Singkat cerita pemimpin kaum itu mengambil tengkorak dan menjelaskan pada Alexander bahwa tengkorak ini milik seorang raja yang zalim, suka menindas rakyatnya yang lemah.

Raja tersebut menghabiskan seluruh hidupnya dengan menumpuk kekayaan dunia dan menjaga kekuasaannya. Kemudian Allah SWT mencabut nyawanya dan dijadikan neraka sebagai tempat tinggalnya yang abadi.

Pemimpin kaum itu juga mengambil tengkorak seorang raja yang adil dan sayang pada rakyatnya. Ia cinta dan belas kasih kepada semua orang yang di bawah kekuasaannya.

Lalu Sang Pencipta mencabut nyawanya dan menempatkannya di surga-Nya serta diangkat derajatnya.

Alexander menyadari bahwa dirinya akan berada pada salah satu dari dua tengkorak itu. Kemudian Alexander menangis tersedu-sedu dan menyandarkan dirinya pada pangkuan pemimpin kaum itu, sambil berkata.

“Jika kamu senang bersahabat denganku, maka aku serahkan kementerianku padamu dan aku bagikan kekuasaanku buatmu."

Jawabnya, “Jauh api dari panggang. Tak ada rasa senang sedikit pun bagiku. Sebab, semua orang telah menjadi musuhmu disebabkan oleh harta dan kekuasaan. Semua orang menjadi sahabat karibku, lantaran aku bersikap qanaah dan tidak serakah."

Makna dialog Alexander dengan pemimpin kaum di wilayah kekuasaannya adalah sebagai berikut.

Pertama, kaum tersebut selalu mengingat kematian (akhirat). Mereka takut akan harta kekayaan (dunia) karena dengan dunia tiada seorang pun dapat merasa puas.

Dunia menjadikan seseorang tamak, serakah, dan rakus atas kekayaan dan kekuasaan.

Ingatlah surah Muhammad ayat 36 yang artinya, "Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu."

Kedua, kaum tersebut memakan rumput karena khawatir perutnya menjadi sumber penyakit. Kelezatan makanan yang saat ini menjadi motivasi tujuan wisata kuliner belum tentu thayyib.

Ketiga, pemimpin kaum diberi tawaran untuk memegang kementerian, tapi dia tolak. Bagaimana kondisi sekarang? Justru jabatan tinggi menjadi incaran, kadang seorang hamba melakukan segala cara untuk mendapatkannya.

Ingatlah bahwa seseorang yang menginginkan jabatan (meminta), jika ia menghadapi kesulitan, Allah SWT tidak akan membantu. Dan sebaliknya, bagi yang menerima amanah tanpa meminta, maka Allah SWT akan menolongnya saat dalam kesulitan.

Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang mementingkan dunia, tapi menjadi kelompok orang yang selalu mengingat akhirat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mantan Menhan: Israel Sudah Kalah di Utara

Lebih dari separuh kendaraan Israel yang masuk Gaza hancur.

SELENGKAPNYA

Israel Bombardir Sekolah, Ratusan Dilaporkan Syahid

Sekolah al-Fakhura menampung ribuan pengungsi di Gaza.

SELENGKAPNYA

Tapak Tilas Sejarah Muhammadiyah

Dalam usia 111 tahun, Muhammadiyah akan terus menghidupkan tajdid, sebagaimana yang diperjuangkan KH Ahmad Dahlan.

SELENGKAPNYA

Boikot Demi Palestina

Boikot untuk membuat semua perusahaan berpikir jangka panjang terkait situasi Gaza.

SELENGKAPNYA