Hikmah hari ini. | Republika

Hikmah

Mengikis Kesombongan

Setiap kita sangat dianjurkan untuk membersihkan diri dari sifat sombong.

Oleh ABDUL SYUKKUR

Sifat tercela yang paling buruk adalah sombong. Dengan kesombongan, seseorang tidak bisa melihat sisi baik orang lain, sehingga hal itu juga akan menjadi penyebab hilangnya kebaikan dirinya.

Iblis terusir dari surga karena sifat sombongnya, sehingga ia tidak mau sujud penghormatan terhadap Nabi Adam. Padahal perintah sujud itu diberikan langsung oleh Allah SWT.

Oleh karenanya, sering sekali Allah SWT mewanti-wanti hamba-Nya untuk tidak sombong, sebab kesombongan hanya berhak dipakai Allah SWT sendiri.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu memalingkan wajahmu dari orang lain sebab sombong, dan janganlah berjalan di muka bumi ini dengan sifat angkuh, karena sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman [31]: 18).

Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT tidak suka terhadap orang-orang yang sombong, karena pada hakikatnya orang yang sombong itu hanya mengaku hebat. Padahal senyatanya pengakuan itu palsu.

 
Allah SWT tidak suka terhadap orang-orang yang sombong, karena pada hakikatnya orang yang sombong itu hanya mengaku hebat. Padahal senyatanya pengakuan itu palsu.
 
 

Selama masih sebagai makhluk yang diciptakan, ia pasti memiliki kelemahan. Maka pantas ketika dalam ayat yang lain Allah SWT mengancam orang-orang yang sombong untuk mengunci hati mereka, sehingga mereka tetap dalam kesombongannya.

“Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS Ghafir [64]: 35).

Artinya, orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong akan tetap dengan kesombongannya dan tidak bisa lepas darinya.

Ancaman yang lebih mengerikan diutarakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya, “Tidak akan mencium aroma surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski hanya sebesar biji zarrah (sawi).” (HR Muslim).

Hadis ini menegaskan, jangankan masuk ke dalam surga, mencium aromanya saja tidak bisa, padahal aroma surga bisa tercium dalam jarak perjalanan selama dua puluh tahun.

Bahkan, Iblis yang sudah berada di dalam surga pun bisa dikeluarkan karena sifat sombongnya, apalagi yang masih belum masuk ke dalamnya.

Allah SWT berfirman, “Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah (sebagai penghormatan) kalian kepada Adam, maka semuanya sujud kecuali Iblis, ia menolak dan sombong, sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS al-Baqarah [2]: 34).

Oleh karenanya, setiap kita sangat dianjurkan untuk membersihkan diri dari sifat sombong ini.

 
Orang yang terbiasa dengan perilaku terpuji tidak akan menganggap perbuatannya istimewa, sehingga pantas dibanggakan apalagi disombongkan.
 
 

Di antara caranya adalah, pertama, membiasakan diri dengan perilaku terpuji. Orang yang terbiasa dengan perilaku terpuji tidak akan menganggap perbuatannya istimewa, sehingga pantas dibanggakan apalagi disombongkan.

Kedua, memperbanyak zikir. Dengan zikir, seseorang akan selalu ingat keagungan Allah SWT dan sadar akan kelemahan dirinya, sehingga tidak layak menyombongkan diri.

Ketiga, memperbanyak teman, karena dengan banyaknya teman seseorang bisa melihat berbagai perspektif kehidupan, akan lebih menghargai orang lain, dan tidak menganggap dirinya orang yang paling penting.

Keempat, melihat orang lain dari segi ketakwaannya bukan dari kekayaan duniawinya, sehingga ketika melihat orang yang lebih muda akan terpikir orang ini masih muda dan belum melakukan banyak dosa seperti saya.

Sebaliknya, ketika melihat orang yang lebih tua akan terbersit, orang ini sudah lebih lama hidup dan lebih banyak melakukan kebaikan dibanding saya.

Maka, dengan cara pandang seperti ini seseorang tidak akan merasa sombong.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Meneropong Sejarah Umat Islam Indonesia

Melalui karyanya ini, sejarawan Prof Kuntowijoyo menghadirkan analisis tentang perjalanan kaum Muslimin Indonesia di rentang sejarah Tanah Air.

SELENGKAPNYA

Sejarah Festival Ajvatovica

Ajvatovica merupakan festival tahunan dalam tradisi budaya Muslim Bosnia-Herzegovina.

SELENGKAPNYA

Sejarah Negeri Oman

Rasulullah SAW pernah mendoakan kebaikan untuk Oman.

SELENGKAPNYA

Mereka yang Menyakiti Rasulullah

Buku ini merangkum biografi tokoh-tokoh yang memusuhi Nabi Muhammad SAW pada masa kehidupan beliau.

SELENGKAPNYA