ILUSTRASI Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang Yahudi masuk Islam usai mencekik beliau | DOK MAXPIXEL

Kisah

Kisah Dramatis Tokoh Yahudi Berislam

Tokoh Yahudi ini, sebelum berislam, sempat mencekik Nabi Muhammad SAW di hadapan para sahabat di dalam masjid.

Zaid bin San'ah merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dari kalangan bangsa Yahudi. Sebelum berislam, dirinya lebih dikenal sebagai seorang pakar Taurat. Di samping itu, dirinya juga terbilang sukses selaku pengusaha di tengah masyarakat Madinah.

Kisah keislamannya terbilang unik. Suatu kali saat Zaid bin San'ah masih belum Muslim, Nabi Muhammad SAW mendatanginya. Rupanya, kedatangan Rasulullah SAW kepadanya semata-mata urusan muamalah.

Beliau sedang ada keperluan, tetapi saat itu tidak mempunyai cukup uang. Maka, Nabi SAW mengajukan utang kepada Zaid bin San'ah.

Orang Yahudi itu setuju memberikan utang kepada Rasulullah SAW. Keduanya menyepakati tenggat waktu pembayaran. Sesudah itu, Nabi SAW langsung kembali ke rumahnya.

Hari demi hari, bulan demi bulan, pun berlalu. Rasulullah SAW pada suatu hari memimpin majelis ilmu di Masjid Nabawi. Tempat itu penuh sesak oleh Muslimin yang dengan penuh perhatian menyimak ceramah beliau.

Tiba-tiba, datanglah Zaid bin San'ah melalui pintu masjid tersebut. Pendeta Yahudi ini lantas melangkah di antara jamaah, meminta mereka memberikan celah, agar dirinya bisa sampai ke saf terdepan.

Banyak sahabat Nabi SAW di sana merasa gusar. Apalagi, banyak dari mereka belum mengenali sosok lelaki yang tampaknya sedang terburu-buru itu.

Bukannya langsung duduk, Zaid yang kini sudah berada di saf terdepan justru berdiri tepat di belakang Rasulullah SAW. Dia lalu menarik kain serban yang melingkar di leher Nabi SAW. Karena perbuatannya itu, beliau seketika tercekik.

 

 
Karena perbuatannya itu, beliau (Rasulullah SAW) seketika tercekik.

 

Melihat kejadian itu, seluruh jamaah di Masjid Nabawi berdiri. Mereka semuanya hendak menyerang pria asing tersebut. Umar bin Khattab yang berada dekat sekali dengan Nabi SAW berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah saya untuk memenggal kepala orang ini!" Tatapan al-Faruq sangat menyeramkan pada Zaid. Wajahnya juga merah padam menahan murka.

Nabi SAW memberi isyarat dengan tangan kanannya agar Umar dan seluruh hadirin tenang. Masih dalam keadaan tercekik, beliau kemudian berkata kepada Zaid.

"Wahai orang Yahudi, ada apa?" kata beliau—tanpa mengungkapkan nama Zaid bin San'ah.

"Kau berutang padaku, Muhammad! Aku tahu, kalian orang Quraisy sangat suka menunda-nunda pembayaran utang!" kata lelaki Yahudi itu.

"Bukankah belum tiba saatnya waktu pembayaran (sebagaimana disepakati)?" tanya Nabi SAW lagi.

"Saya tidak peduli. Bayar utangmu sekarang juga!" seru Zaid lagi, sembari melepas serban Nabi SAW.

Maka Rasulullah SAW memanggil Umar dan berkata, "Wahai Umar, ambilkan dari Baitul Maal sebanyak 20 sha' (sekira 40 kg) kurma untuk membayar utangku kepada orang Yahudi ini dan sebanyak 20 sha' kurma lagi."

"Wahai Rasulullah, 20 sha' untuk utang engkau, tetapi 20 sha' lagi untuk apa?" tanya Umar.

 

 
Itu sebagai hukuman karena engkau telah menakut-nakuti dia.

 

"Itu sebagai hukuman karena engkau telah menakut-nakuti dia," jawab Rasul SAW.

Dengan patuh dan taat, Umar keluar dari masjid dan berjalan menuju Baitul Maal. Dia diikuti oleh Zaid dari belakang.

Sepanjang perjalanan, Umar mencoba meredam kekesalan. Bagaimana mungkin seorang Yahudi bisa dengan pongahnya mencekik Rasulullah SAW tepat di hadapannya? Ingin sekali sahabat yang bergelar al-Faruq itu melampiaskan amarahnya kepada orang yang sedang berjalan di belakangnya ini.

Bagaimanapun, Umar bersikap sami’na wa attha’na kepada Nabi SAW. Beliau menyuruh suatu hal, maka hal itu saja yang dilaksanakannya.

Sampailah Umar dan Zaid di Baitul Maal. Sahabat Nabi itu lantas menyiapkan dua karung. Masing-masing akan diisi 20 sha' kurma.

Karung pertama yang tuntas diisi lantas diberikannya kepada pria Yahudi itu. Sementara Umar sedang mengisi karung kedua, orang yang baru saja mencekik Rasulullah SAW itu tiba-tiba mencegahnya.

"Wahai Umar. Tahanlah. Jangan kau masukkan kurma ke karung yang kedua itu," katanya.

Umar tidak peduli. "Aku hanya melaksanakan perintah Rasulullah!” katanya dengan nada tinggi.

"Wahai Umar, apakah kau tidak mengenal saya?"

"Saya tidak peduli!" jawab Umar ketus.

"Saya adalah Zaid bin San'ah."

Mendengarnya, Umar terkejut. "Jadi kamu Zaid bin San'ah!? Pendeta Yahudi itu?" tanya Umar setengah tak percaya.

 

 
Hampir semua tanda itu ada padanya. Namun, tersisa satu tanda yang belum tampak jelas bagiku.

 

"Benar. Akulah Zaid bin San'ah."

"Sebagai ahli Taurat, kau pasti tahu bahwa Muhammad adalah utusan Allah," ujar Umar.

"Benar. Aku mengetahuinya. Tapi, coba engkau pikir, wahai Umar, apa sebabnya aku nekad mencekik orang yang kalian (Muslimin) imani sebagai nabi? Aku melakukannya (mencekik Nabi SAW) seorang diri, tanpa seorang pun dari kaumku di belakangku. Bahkan, aku melakukannya di dalam masjid kalian. Apakah kau pikir aku sudah gila?" ujar Zaid.

"Mengapa kau melakukannya?" tanya Umar.

"Sungguh, telah kubaca seluruh Taurat. Dan aku sudah mendapati tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Hampir semua tanda itu ada padanya. Namun, tersisa satu tanda yang belum tampak jelas bagiku, yakni bahwa kasih sayangnya mengalahkan amarahnya," jelas Zaid.

"Maka, aku nekad melakukan tindakan tadi. Aku tahu, utang beliau (Nabi SAW) padaku belum jatuh tempo. Aku sengaja memancing emosinya kalian semua di dalam masjid. Aku sudah bertekad untuk mempertaruhkan nyawaku hanya untuk membuktikan, adakah tanda kenabian itu pada diri beliau."

"Dan kini aku percaya. Sungguh benar bahwa kasih sayangnya mengalahkan marahnya. Maka saksikanlah, wahai Umar, tidak ada zat yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah," tegas Zaid bin San'ah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bangkai Hiu Paus Jadi Tontonan Warga Kulonprogo

Bangkai Hiu Paus dengan perkiraan panjang 10 meter dan berat 1,5 ton ini ditemukan olah warga pada Rabu (8/11/2023) malam.

SELENGKAPNYA

Teliti Memilih Lembaga Filantropi untuk Membantu Palestina

Penting juga untuk memastikan bahwa setiap organisasi yang terpilih memiliki tata kelola yang baik.

SELENGKAPNYA

Kolaborasi Bersama Kembangkan Ekosistem IoT Nasional

Penerapan teknologi AI dan IOT pun akan makin banyak digunakan untuk mendukung sistem pemerintahan.

SELENGKAPNYA