Jakarta-Seoul Festival. Acara ini sendiri diadakan dalam rangka amal dan para penonton bisa memberikan dukungan terhadap acara ini berupa donasi. Event yang diadakan selama sebulan di Atrium Blok M Plaza ini akan menghadirkan beberapa kegiatan menarik sep | Republika/ Wihdan

Geni

Berkaca pada Korea untuk Kembangkan Industri Kreatif

Pertumbuhan pesat industri film dan budaya Korea, telah menjadi inspirasi bagi banyak negara.

Ekonomi kreatif telah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan bagi Indonesia, dengan inspirasi yang diambil dari kesuksesan K-Wave Korea. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh ekonomi kreatif, khususnya dalam subsektor film.

“Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang menjadi harapan baru bagi Indonesia dan sudah terbukti, ini sukses dilakukan oleh Korea,” kata Neil dalam pembukaan Korea Indonesia Film Festival 2023 di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023) malam.

Neil mengatakan, film diakui sebagai alat komunikasi yang sangat efektif untuk mempromosikan nilai-nilai sosial, budaya, dan potensi ekonomi kreatif. Data terbaru menunjukkan, pertumbuhan signifikan dalam subsektor film, animasi, dan video pada 2021, dengan pertumbuhan sebesar 6,31 persen dan kontribusi sebesar Rp 2,69 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

photo
JAKARTA, 16/2 - BUDAYA POPULAR. Seorang pedagang menunjukkan poster artis korea di pasar Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/2). Demam Korea (Korean wave) saat ini telah merajai Indonesia melalui produk-produk budaya populer, seperti film, drama, musik dan pernak-perniknya. FOTO ANTARA/Paramayuda/ed/pd/12 - (ANTARA)

Kontribusi sektor ekonomi kreatif secara keseluruhan terhadap PDB nasional mencapai 6,98 persen, atau setara Rp 1.134 triliun pada tahun yang sama. Sebagai bukti bahwa film lokal semakin digemari, catatan jumlah penonton film Indonesia terus meningkat.

Sebelum pandemi pada 2019, Indonesia mencapai rekor tertinggi dengan 51,9 juta penonton, dan tahun lalu, angka ini mencapai 55 juta penonton. Ini menunjukkan momentum yang signifikan yang perlu dimanfaatkan, terutama dengan Indonesia yang memiliki beragam cerita unik dan lokasi syuting yang diminati oleh pelaku film dari berbagai negara.

Selain itu, bahasa daerah di Indonesia saat ini menjadi aset penting, terutama bagi produser film yang ingin mengeksploitasi pasar berbahasa daerah yang luas. Dalam konteks ini, Indonesia juga dapat mengambil inspirasi dari keberhasilan K-Wave Korea, yang telah memengaruhi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif negara tersebut. “Indonesia dapat mencontoh keberhasilan Korea dengan K-wave nya, dan dapat kita lihat bagaimana dampak K-wave ini pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Korea,” ujar Neil.

photo
Sejumlah penggemar membawa poster saat menyaksikan penyanyi KPOP Red Velvet dalam acara Allo Bank Festival di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (21/5/2022). Allo Bank Festival pada hari kedua menampilkan berbagai musisi Indonesia dan Korean POP seperti Red Velvet, Bunga Citra Lestari, Ari Lasso dan Padi Reborn. - (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Korea telah berhasil mencapai kesuksesan K-Wave-nya, terutama dalam industri hiburan, berkat pertumbuhan pesat dalam ekosistem ekonomi kreatif. Karena itu, Neil mengatakan Kemenparekraf berkomitmen untuk mendukung sektor perfilman Indonesia agar lebih maju dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Neil juga memberikan apresiasi tinggi atas sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin melalui KIFF yang ke-14 kali. Dia menjadikan momen ini sebagai kesempatan istimewa untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan. 


Dukungan Pemerintah

photo
Penampilan KPOP Korea Ikon dalam penutupan Asian Games ke 18 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad(2/9). Penyelanggaraan Asian Games ke 18 telah resmi di tutup dan akan dilselanggarakan kembali di China pada tahun 2022. - (Republika/Iman Firmansyah)

Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Rommy Fibri Hardiyanto, mengungkapkan apresiasi yang mendalam terhadap upaya Korea dalam mengembangkan industri film dan budaya mereka selama lebih dari dua dekade. Rommy mengatakan Indonesia perlu mencontoh kesuksesan Korea dalam mengembangkan sektor film dan budayanya dengan dukungan kuat dari pemerintah.

“Lebih dari 20 tahun Pemerintah Korea, sangat serius menata dunia perfilmannya, bahkan bukan hanya film, melainkan juga industri budayanya,” kata Rommy dalam kesempatan yang sama.

Pertumbuhan pesat industri film dan budaya Korea selama dua dekade terakhir telah menjadi inspirasi bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam pandangannya, Pemerintah Indonesia harus berperan aktif dalam mengatur dan mengembangkan industri perfilman dengan pendekatan yang holistik.

photo
Jakarta-Seoul Festival. Acara ini sendiri diadakan dalam rangka amal dan para penonton bisa memberikan dukungan terhadap acara ini berupa donasi. Event yang diadakan selama sebulan di Atrium Blok M Plaza ini akan menghadirkan beberapa kegiatan menarik seperti Kpop Cover Dance Competition, Sing Cover Competition, Music Performance hingga Gathering dari komunitas fans Kpop. Republika/Wihdan - (Republika/ Wihdan)

Rommy mengingatkan, pentingnya peran pemerintah dalam membentuk dan mengarahkan industri perfilman. Hal ini terutama relevan ketika Indonesia berusaha untuk menghasilkan film berkualitas yang mendekati standar yang ditegakkan oleh Korea.

Dia menekankan, negara tidak boleh membiarkan industri perfilman berjalan secara otomatis tanpa intervensi pemerintah atau lembaga negara. Menurut Rommy, pemerintah harus aktif terlibat dalam mengembangkan industri ini, sehingga film-film Indonesia dapat bersaing dalam hal kualitas dengan film-film Korea. “Negara nggak bisa membiarkan industri perfilman ini autopilot berjalan begitu saja. Pemerintah harus hadir di situ, lembaga negara harus hadir di situ, sehingga menghasilkan film-film yang berkualitas,” ujar Rommy.

Di samping itu, Rommy juga berbicara tentang ketakutannya pribadi terhadap film Korea. Dia mengaku bahwa ketika menonton film Korea, kualitas cerita, akting, dan karakterisasi dalam film-film Korea, begitu mengesankan. Sehingga dia pun sampai merasa sulit tidur jika menonton dalam waktu terbatas.

Rommy juga mengakui bahwa banyak film Korea yang telah diadaptasi menjadi film-film Indonesia, yang menunjukkan dampak positif dan kualitas film Korea yang sangat dikagumi di Indonesia. Ini adalah pelajaran berharga yang dapat digunakan untuk mempererat hubungan antara industri film Indonesia dan Korea.

Pada tahun lalu, Rommy mengatakan LSF mengirim tim untuk belajar di Korea tentang bagaimana industri perfilman Korea berkembang dan mendapat dukungan dari negara. Mereka juga mempelajari bagaimana Korea menentukan peringkat film dan bagaimana lembaga rating film Korea (KMRB) beroperasi. Kerja sama ini adalah contoh nyata bagaimana Indonesia dapat belajar dari kesuksesan Korea. 

 

 
Lebih dari 20 tahun Pemerintah Korea, sangat serius menata dunia perfilmannya. 
 
ROMMY FIBRY HARDIANTO, Ketua Lembaga Sensor Film (LSF). 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ngeri-Ngeri Sedap, Wisata ke Zona Militer Korea

Perjalanan ke DMZ memberikan pengalaman tersendiri nan suram.

SELENGKAPNYA

Korban Bencana Hidrologi Korea Terus Bertambah

Jumlah orang yang tewas atau hilang akibat bencana hidrologi di Korea ini menjadi 40 orang.

SELENGKAPNYA