Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 booster kedua atau dosis keempat untuk disuntikkan ke warga di UPT Puskesmas Sukagalih, Jalan Mulyasari, Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (24/1/2023). Kementerian Kesehatan mengumumkan program vaksin Covid-19 booster ke | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Medika

Ragam Gejala Reinfeksi Covid

Secara teori, kasus reinfeksi seharusnya memunculkan gejala yang lebih ringan.

Sejak kemunculan pandemi Covid-19 hingga saat ini, sebagian orang di berbagai belahan dunia mungkin pernah mengalami reinfeksi atau terkena Covid-19 lebih dari satu kali. Beberapa orang bahkan bisa terkena Covid-19 hingga lima kali meski telah divaksinasi.


"Saya menemukan beberapa pasien dengan lima kali infeksi (Covid-19). Sayangnya, mereka telah diimunisasi dan masih tetap terkena Covid-19 lima kali," kata Dr Grace McComsey dari Case Western University, seperti dilansir NBC News pada Selasa (10/10/23).


Salah satu dari pasien tersebut adalah wanita berusia 47 tahun bernama Reanna Sunford Clark. Wanita yang berprofesi sebagai guru di tempat penitipan anak tersebut mengungkapkan, dirinya sudah terkena Covid-19 sebanyak enam kali.


Dari keenam infeksi tersebut, Clark hanya mengalami gejala yang sangat berat saat infeksi pertama pada November 2021. Kala itu, Clark yang baru pertama kali terkena Covid-19 harus dilarikan ke unit gawat darurat karena keluhan sesak napas.


Namun, pada infeksi kedua hingga keenam, Clark tidak merasakan gejala yang terlalu berat. Sebagian besar gejala Covid-19 yang dia rasakan mirip seperti gejala pilek biasa. Gejala-gejala tersebut juga membaik dalam waktu tiga hingga empat hari. "Setiap kali saya terkena (Covid-19), saya pasti mengalami nyeri tenggorokan," kata Clark.


Selain Clark, NBC News juga mewawancarai empat orang berbeda yang pernah terkena Covid-19 setidaknya lima kali. Dua dari empat orang tersebut juga merasakan pengalaman yang sama seperti Clark. Mereka mengungkapkan bahwa gejala Covid-19 yang mereka rasakan pada infeksi-infeksi berikutnya cenderung semakin ringan.


Hal yang sedikit berbeda dirasakan oleh wanita berusia 36 tahun bernama Emily. Wanita yang terkena Covid-19 sebanyak lima kali ini mengungkapkan bahwa dia hanya merasakan gejala yang relatif ringan setiap kali terkena Covid-19.

Namun, gejala-gejala Covid-19 yang ringan tersebut terasa sedikit lebih berat setelah dia menerima vaksin booster. Gejala yang lebih berat ini dia rasakan pada Mei 2022, sekitar enam bulan setelah menerima vaksin booster. "Rasanya lebih seperti pegal-pegal dan seperti sedang demam," ujarnya. 


Di sisi lain, hal yang benar-benar berbeda dirasakan oleh wanita berusia 38 tahun bernama Brenda Keele. Keele sudah terkena Covid-19 sebanyak lima kali sejak pandemi Covid-19 muncul. Setiap kali terinfeksi, gejala Covid-19 yang dirasakan oleh Keele semakin berat.


Pada infeksi kelima, Keele mengungkapkan bahwa seluruh tubuhnya terasa nyeri dan dia mengalami kesulitan bernapas. Bahkan, kondisi Keele sempat sangat memburuk hingga sulit untuk berjalan. "Rasanya seperti setiap kelenjar getah bening di dalam tubuh saya membengkak dan terasa sakit," kata Keele.


Setelah dua pekan, gejala-gejala Covid-19 yang dirasakan Keele mulai membaik. Akan tetapi, Keele masih mengalami gejala hidung mampat hingga saat ini. 


Secara teori, kasus reinfeksi seharusnya memunculkan gejala yang lebih ringan dibandingkan infeksi sebelumnya. Akan tetapi, sekitar 20-25 persen pasien yang ditangani oleh Dr McComsey justru merasakan gejala yang lebih berat saat mengalami reinfeksi Covid-19.

photo
Seorang petugas kesehatan memegang botol vaksin Pfizer Bivalent COVID-19 untuk diberikan kepada sesama petugas kesehatan di pusat olahraga yang digunakan sebagai fasilitas vaksinasi di San Juan City, Metro Manila, Filipina, 22 Juni 2023. Sebagai perlindungan tambahan di Filipina perjuangan melawan COVID-19 masih berlangsung, petugas layanan kesehatan termasuk yang pertama menerima vaksinasi, diikuti oleh warga lanjut usia.- (EPA-EFE/ROLEX DELA PENA)


Dalam kasus Keele, perburukan gejala yang dia rasakan mungkin berkaitan dengan penyakit penyerta yang dia idap, yaitu gagal jantung dan insufisiensi adrenal. Kondisi tersebut membuat Keele harus mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem imunnya.


Perburukan gejala pada kasus reinfeksi juga bisa terjadi bila orang-orang terpapar oleh muatan virus yang tinggi. Lamanya waktu berlalu setelah vaksinasi terakhir juga bisa meningkatkan risiko munculnya gejala yang lebih berat.

Penyebab Reinfeksi


Kasus reinfeksi Covid-19 merupakan hal yang cukup umum terjadi. Bahkan, sebagian orang bisa terkena Covid-19 lebih dari sekali dalam satu tahun.


Salah satu faktor yang membuat kasus reinfeksi Covid-19 bisa terjadi adalah sifat virus SARS-CoV-2 yang terus bermutasi. Proses mutasi ini dapat memperbaiki kemampuan virus dalam menghindari imunitas tubuh. "Virusnya terus bermutasi, sehingga virus itu memiliki cara untuk menghindari imunitas," ujar Dr Miriam Merad dari mount Sinai School of Medicine.

 

Rempah untuk Ringankan Gejala

photo
Warga mengemas minuman loloh imune atau jamu khas Bali yang baru diolah untuk dibagikan secara sukarela di Agro Learning Center (ALC), Denpasar, Bali, Kamis (26/8/2021). Pembuatan ratusan gelas jamu khas Bali berbahan kunyit, temu lawak, sereh, kayu manis dan ditambah gula aren tersebut untuk diberikan secara sukarela kepada pasien COVID-19 yang menjalani isolasi terpusat dan warga yang menjalani vaksinasi guna membantu meningkatkan imunitas. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp.)

Konsumsi kayu manis saat sedang terkena Covid-19 bisa membantu meringankan gejala-gejalanya. Selain itu, kayu manis juga bisa dikonsumsi untuk membantu mencegah penularan Covid-19.

Manfaat kayu manis dalam meringankan gejala dan mencegah Covid-19 ini diungkapkan oleh Dr Tamara Alireza dari Skinfluencer London. Dr Alireza mengungkapkan bahwa kayu manis merupakan rempah bercita rasa manis sekaligus tajam yang memiliki sifat antiperadangan.

Sifat antiperadangan pada kayu manis dapat membantu menurunkan peradangan di dalam tubuh. Kayu manis juga dapat meningkatkan kadar oksida nitrat di dalam tubuh.

Seperti diketahui, Covid-19 dapat memberikan dampak yang negatif terhadap fungsi paru. Di sisi lain oksida nitrat merupakan vasodilator penting yang bisa memperbaiki oksigenasi di paru-paru.

"Ini bisa memperbaiki gejala kelelahan dengan cara meningkatkan oksigenasi di tingkat seluler," ujar Dr Alireza, seperti dilansir Express, Selasa (10/10/23).

Studi pun mengungkapkan bahwa kayu manis bisa menurunkan kadar gula darah puasa secara efektif. Efek ini juga dapat membantu pasien Covid-19 karena kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung dalam jangka panjang bisa menghambat produksi nitrogen oksida dan meningkatkan risiko infeksi pernapasan. "Kondisi tersebut bisa mendorong terjadinya peradangan lokal yang dapat memperberat masalah pernapasan yang sedang terjadi," kata Dr Alireza.

photo
Sejumlah guru menunjukkan minuman herbal usai diracik dan diberi kemasan di SMAN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (13/4/2020). Pembuatan 5000 gelas minuman herbal berbahan rempah-rempah yaitu jahe, kunyit, temulawak, kayu manis, sereh, dan gula aren untuk dibagikan kepada masyarakat itu merupakan aksi sosial pelajar dan guru untuk meningkatkan kekebalan dan imunitas tubuh masyarakat di tengah wabah COVID-19 - (ANTARA FOTO)

Peningkatan kadar oksida nitrat setelah mengonsumsi kayu manis juga berperan dalam pencegahan penularan Covid-19. Alasannya, studi menemukan bahwa oksida nitrat dapat mencegah perkembangan virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2.

"Karena itu, kayu manis mampu membatasi proliferasi (perkembangbiakan) virus, memperbaiki sejumlah gejala dengan cara meningkatkan oksigenasi jaringan serta menurunkan peradangan sistemik melalui berbagai cara," ujar Dr Alireza.

Terlepas dari beragam manfaatnya, kayu manis bukanlah obat untuk menyembuhkan Covid-19. Konsumsi kayu manis saat sakit Covid-19 juga harus diiringi dengan perbaikan pola makan dan gaya hidup agar pasien Covid-19 bisa lebih cepat pulih dan terhindar dari risiko sakit berat.

Untuk mendapatkan beragam manfaat ini, Dr Alireza merekomendasikan konsumsi bubuk kayu manis sebanyak enam gram atau satu sendok teh per hari. Pastikan bubuk kayu manis yang digunakan berkualitas baik.

Bubuk kayu manis ini bisa dikonsumsi bersamaan dengan beragam hidangan lain. Sebagai contoh, diseduh bersama dengan kopi dan teh, atau ditaburkan sebagai campuran smoothie.

Bila tak menyukai kayu manis dalam bentuk bubuk, Dr Alireza mengungkapkan bahwa kayu manis batangan bisa menjadi alternatif. Kayu manis batangan dapat dikonsumsi dengan cara merebusnya terlebih dahulu. Selanjutnya, air rebusan kayu manis batangan dapat disajikan seperti teh.

Jumlah kayu manis yang dianjurkan untuk membuat teh kayu manis adalah satu batang. Dr Alireza tidak merekomendasikan orang-orang untuk merebus lebih dari satu batang kayu manis saat membuat teh tersebut.

Dr Alireza mengungkapkan bahwa penderita diabetes yang sedang terkena Covid-19, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi kayu manis. Saran serupa juga diberikan untuk orang-orang yang mengonsumsi obat pengencer darah. 

 

 

 
Sifat antiperadangan pada kayu manis dapat membantu menurunkan peradangan di dalam tubuh. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kekurangan Vitamin yang Bisa Disalahartikan Sebagai Covid

Tiga tanda defisiensi yang harus diperhatikan adalah, kelelahan, kehilangan rasa atau bau, dan diare.

SELENGKAPNYA

Varian Baru Covid-19 Muncul Lagi, Perlukah Khawatir?

Ratusan warga di sejumlah negara telah terjangkit varian baru Covid-19.

SELENGKAPNYA

Kiat Sederhana Bedakan Gejala Flu dan Covid Eris 

Pengukuran suhu tubuh dengan termometer dapat membantu orang-orang membedakan gejala Covid-19 dengan flu.

SELENGKAPNYA

Menakar Gejala-Gejala Covid Kini dan Nanti

Covid, dalam segala bentuknya, kemungkinan besar merupakan bagian permanen dari kehidupan.

SELENGKAPNYA