Menjadi bapak rumah tangga (ilustrasi) | Unsplash/Harika G

Gaya Hidup

Telisik Tren Menjadi Bapak Rumah Tangga

Tren bapak rumah tangga telah meningkat 30 tahun belakangan.

Di saluran YouTube Melaney Ricardo, Jennifer Bachdim bercerita bahwa dia menjadi tulang punggung keluarga, selama pesepak bola Irfan Bachdim tidak bekerja. Dia pun mengaku tidak masalah dengan hal tersebut. 

Terkait hal tersebut, Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) A Kasandra Putranto berkomentar mengenai peran tradisional seorang suami sebagai tulang punggung keluarga telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Dia berpendapat jika pasangan sepakat bahwa istri akan menjadi tulang punggung keluarga, sementara suami tidak bekerja, itu adalah keputusan yang mereka ambil bersama. 

Meskipun tidak ada yang salah dengan istri menjadi tulang punggung keluarga, menurut Kasandra, penting untuk mendorong kesetaraan dalam hubungan perkawinan dan mempertimbangkan keputusan ini secara bersama-sama. “Dan pada kenyataannya sudah banyak terjadi di Indonesia. Namun, hal ini dapat menyebabkan finansial yang lebih pada istri, terutama jika pendapatan istri tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga,” ujar Kasandra kepada Republika, Rabu (27/9/2023). 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jennifer Bachdim (@jenniferbachdim)


Dia menambahkan hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam hubungan perkawinan. Istri mungkin harus mengambil peran yang lebih dominan dalam pengambilan keputusan dan manajemen keuangan keluarga.

Selain itu, hal ini dapat memengaruhi dinamika kekuasaan dan peran tradisional dalam keluarga. Selanjutnya, Kasandra menyampaikan, kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional istri, serta hubungan dengan anggota keluarga lainnya.

Baginya, penting untuk mencari solusi yang saling mampu dalam keluarga, seperti mencari pekerjaan baru untuk suami atau mencari cara agar suami dapat berkontribusi dalam kehidupan keluarga. Baik secara finansial maupun dalam tugas rumah tangga. “Penting juga untuk berkomunikasi secara terbuka dan saling mendukung dalam menahan tantangan yang timbul akibat situasi ini,” katanya. 

Menjadi bapak rumah tangga atau stay-at-home dad tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kasandra menjelaskan beberapa kelebihan bapak rumah tangga, yaitu bapak rumah tangga dapat membantu untuk menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan harmonis. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by A. Kasandra Putranto II (@a_kasandraputranto)

Selain itu, Kasandra melanjutkan, bapak rumah tangga dapat membantu membangun hubungan yang lebih dekat dan memperkuat ikatan keluarga. Menjalani peran bapak rumah tangga juga dapat mengurangi beban yang biasanya ditanggung oleh ibu.

Sehingga memungkinkan ibu untuk lebih fokus pada karier atau minat pribadi lainnya. “Ini dapat memberikan kesempatan untuk mengejar minat pribadi, mengambil peran dalam komunitas, atau menjalankan proyek-proyek lain yang mungkin sulit dilakukan jika bekerja penuh waktu,” ujar Kasandra. 

Plus Minus

photo
Tren pernikahan di outdoor (ilustrasi) - (Unsplash/Drew Coffmann)


Sedangkan, kekurangan bapak rumah tangga adalah beberapa orang mungkin tidak memahami atau menghargai pilihan ini, dan ini dapat menyebabkan tekanan dan penghakiman dari orang lain. Pilihan menjadi bapak rumah tangga dapat memerlukan penyesuaian gaya hidup dan pengaturan keuangan yang lebih hati-hati. 


“Ini dapat menjadi tantangan bagi beberapa orang yang menyukai interaksi sosial yang lebih aktif. Ini dapat meliputi memasak, membersihkan, mencuci, mengurus anak-anak, dan banyak lagi,” kata Kasandra. 


Lalu, apa yang mesti diperhatikan jika pasangan mau bertukar peran, yakni ibu menjadi tulang punggung, sedangkan ayah menjadi bapak rumah tangga? Kasandra menyebutkan menurut Komisioner Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah pada 2022, salah satu efek negatif dari pertukaran peran dalam rumah tangga adalah suami yang mengalami krisis maskulinitas.

photo
Hubungan antara ayah dan anak (ilustrasi) - (Unsplash/Kelly Sikkema)

Tidak sedikit laki-laki yang merasa menjadi laki-laki sebab pandangan patriarki dan sering terjadi perceraian atau bahkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena hal ini. “Dalam pandangan patriarki, lelaki menjadi pemimpin dan saat posisi itu diubah mereka merasa kehilangan jati diri mereka dan membuat mereka dapat melakukan KDRT untuk mengembalikan,” ujarnya mengutip Komisioner Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah. 


Di sisi lain, Kasandra juga mengatakan, menurut Komisioner Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah, tren bapak rumah tangga telah meningkat 30 tahun belakangan. Menurut Alimatul, banyak faktor yang mengakibatkan perubahan ini, seperti kesadaran mengenai kesetaraan gender, perempuan yang banyak menjadi lulusan terbaik dan meningkatnya kesejahteraan untuk pekerjaan yang didominasi perempuan. 


Meskipun sebagian masyarakat sudah bisa menerima, sebagian orang yang masih menganggap hal ini tidak benar. Pandangan bahwa suami yang harus bekerja dan menafkahi keluarga memang sudah melekat erat dan susah dilepaskan. Akibatnya, akan timbul gosip atau kabar tidak sedap dari masyarakat lingkungan sekitar. 

 

 
Peran tradisional suami sebagai tulang punggung keluarga telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
 
A KASANDRA PUTRANTO, Psikolog dari Universitas Indonesia (UI). 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Inspirasi Destinasi Museum Date Bersama Keluarga pada Akhir Pekan Kali Ini

Galeri Nasional Indonesia mengoleksi kurang lebih 1700 karya dari para tokoh di Indonesia.

SELENGKAPNYA

KDRT, Ironi Klasik dalam Keluarga

Semua jenis kekerasan dalam rumah tangga sangat jarang dilaporkan.

SELENGKAPNYA