
Kisah
Nasihat Luqman: Jangan Selalu Dengarkan Komentar Orang
Beberapa kali, Luqman terus dikomentari orang-orang saat sedang berada di pasar.
Luqman al-Hakim merupakan seorang tokoh yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah surah dalam Alquran. Isi surah itu pun memuat nasihat-nasihat yang pernah disampaikan dirinya kepada anaknya.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wan Nihayah menjelaskan asal-usul Luqman. Menurutnya, sosok ini bernama lengkap Luqman bin Anqa’ (Unaqa’) bin Sadun. Dalam riwayat lain, namanya adalah Luqman bin Tsaran. Keterangan ini diriwayatkan oleh As-Suhaili dari Ibnu Jarir dan al-Qutaibi. As-Suhaili berkata, “Dia (Luqman al-Hakim) seorang warga Nubi, penduduk Ailah. Menurutku, dia orang yang saleh, ahli ibadah, ungkapan-ungkapannya indah, bagus, baik, dan mengandung hikmah.”
Ibnu Katsir meneruskan, ada yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hakim pada masa Nabi Dawud AS. Adapun Sufyan ats-Tsauri menukil informasi dari al-Asy’ats, Ikrimah, dan Ibnu Abbas. Menurut merek,a Luqman adalah seorang hamba sahaya yang berasal dari Habsyah (Ethiopia) dan memiliki keahlian sebagai tukang kayu.
Yahya bin Sa’id al-Anshari berkata dari Sa’id bin Al-Musayyab. “Luqman berasal dari Sudan Mesir, berbibir tebal, dan Allah memberinya hikmah.” Suatu ketika Said bin al-Musayab menasihati temannya yang berasal dari Afrika agar tidak bersedih hanya karena berkulit gelap. Sebab, lanjutnya, ada tiga orang mulia dalam Islam yang berpenampilan fisik demikian: Bilal bin Rabah, Mihja’ pelayan Umar, dan Luqman al-Hakim.

Terdapat pula kisah Luqman al-Hakim dalam berbagai literatur. Pada suatu hari, Luqman menunggangi keledainya dan memasuki pasar. Sementara itu, putranya yang masih kecil berjalan mengikutinya dari belakang.
Melihat pemandangan bapak-anak ini, orang-orang di pasar keheranan. Bahkan, ada yang mengecam Luqman karena "dengan tega" membiarkan anaknya berjalan kaki. Mendengar omongan itu, Luqman turun dan lantas menaikkan anaknya ke atas keledai.
Berjalanlah bapak dan anak ini. Ternyata, sebagian orang di kanan kiri jalan mencibir mereka. Seseorang berkata, "Lihat itu! Kasihan sekali, orang tua berjalan kaki, sedangkan anaknya enak-enakan menaiki keledai. Sungguh anak yang durhaka!"
Luqman lalu berhenti. Kali ini, ia ikut naik menunggangi keledai. Maka di atas hewan tunggangan itu, ada bapak beserta si anaknya.
Berjalanlah mereka. Tidak lama berselang, orang-orang di pinggir jalan menggunjingkan keduanya. Mereka mengasihani keledai yang ditunggangi Luqman dan putranya itu karena harus menahan beban berat.
Mendengar omongan itu, Luqman lalu turun dan juga mengajak anaknya turun. Kali ini, keduanya berjalan kaki sehingga keledai mereka tidak membawa beban sama sekali.
Apakah orang-orang sudah berhenti menggunjingkan mereka? Ternyata, tidak. Toh masih ada saja yang mengomentari bapak dan anak ini. "Kalian ini punya keledai bukannya ditunggangi malah dituntun!" kata seorang warga.
Luqman lalu menasihati anaknya. "Engkau lihat? Begitulah keadaannya manusia. Maka janganlah selalu mendengar komentar atau omongan orang-orang karena belum tentu mereka benar. Hendaknya selalu meminta pertimbangan dan ridha Allah karena hanya Dia yang Mahapemberi hidayah," kata Luqman.

Nasihat untuk anak
Alquran mengabadikan pesan-pesan Luqman yang penuh hikmah kepada anaknya. Ia berpesan bahwa Allah memerintahkan kepada setiap insan untuk berbuat baik kedua orang tuanya, terutama ibu yang mengandungnya dalam keadaan lemah dan juga menyapihnya hingga berusia dua tahun.
Bagaimanapun, bakti itu tidak berarti membenarkan yang salah. Apabila kedua orang tua mengajak si anak agar mempersekutukan Allah, maka anak tersebut boleh menolaknya dengan cara-cara yang tetap baik dan penuh kasih sayang.
Alquran juga menyebut nasihat Luqman kepada anaknya. Dikisahkan, pada suatu kali si anak bertanya kepada ayahnya itu: apabila sebutir biji sawi jatuh ke dalam laut, apakah Allah mengetahui akan hal itu?
Luqman menjawab, tentu saja. Kemudian, ia menghubungkan hal itu dengan penegasan, betapa Allah Mahateliti atas apa-apa yang dikerjakan setiap insan, dan juga apa-apa yang ada dalam hati manusia.
"Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti" (QS Luqman: 16).
Dalam ayat berikutnya, ada empat pesan yang diberikan Luqman kepada anaknya. Ia berpesan agar sang buah hati tidak lupa mendirikan shalat, memiliki keberanian untuk mengajak manusia berbuat baik, dan memiliki keberanian yang sama pula untuk mencegah orang berbuat mungkar. Pesan terakhir menyebutkan agar si anak bersabar dalam hidup ini.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kisah Takfiri di Zaman Rasulullah
Muhallim bin Juttsamah langsung menebas orang yang dianggapnya non-Muslim itu.
SELENGKAPNYAAdaKami Ancam Tempuh Jalur Hukum
Pihak AdaKami mengeklaim belum menemukan informasi data nasabah yang diduga bunuh diri akibat teror penagihan.
SELENGKAPNYAJohanis Tanak Lolos Sanksi, Putusan Dewas KPK Dipertanyakan
Dewas KPK memutuskan Johanis Tanak tidak terbukti melanggar kode etik dan pedoman perilaku.
SELENGKAPNYA