ILUSTRASI Jangan mudah mengatakan kafir pada sesama Muslim. | Pixabay

Kisah

Kisah Takfiri di Zaman Rasulullah

Muhallim bin Juttsamah langsung menebas orang yang dianggapnya non-Muslim itu.

Takfiri adalah sebutan untuk mereka yang mengganggap selain golongannya berstatus kafir. Karena itu, orang-orang yang ditudingnya sebagai "bukan Islam" itu boleh disakiti atau, pada eksesnya, dibunuh. Ideologi yang cenderung mudah mengafirkan itu sungguh berbahaya. Bahkan, pada zaman Nabi Muhammad SAW pun sudah ada contoh nyatanya.

Ada beberapa kisah tentang ini. Misalnya, satu yang berkaitan dengan turunnya Alquran surah an-Nisa ayat ke-94. Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’ kepadamu, ‘Kamu bukan seorang yang beriman,’ (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia.

Padahal, di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu. Maka telitilah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Pada masa Rasulullah SAW, terdapat seorang bernama Muhallim bin Juttsamah. Suatu kali, dalam suasana perang, Nabi SAW menugaskan sejumlah Muslimin untuk mengadakan patroli (sariyah). Muhallim turut dalam kelompok yang bertugas sariyah ini.

Regunya dipimpin Abu Qatadah al-Anshari. Tim ini berpatroli di kawasan Bukit Adham, dekat Makkah. Misi mereka sesungguhnya adalah menyelidiki keadaan musuh.

Begitu tiba di Adham, mereka mendapati nyaris semua penduduk setempat yang non-Muslim telah pergi. Namun, ada sebuah rumah yang tampak masih berpenghuni. Tim yang dipimpin Abu Qatadah ini lantas mendekati rumah tersebut.

Di sana, mereka mendapati seorang pria yang sedang berdiri di depan pintu. Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar--pada bagian tentang asbabun nuzul an-Nisa 94--menerangkan, nama lelaki tersebut ialah Amir bin al-Adhbath al-Asyja’i.

ILUSTRASI Pada zaman Nabi SAW, ada seorang sahabat yang sembarangan menuduh orang lain sebagai kafir, bahkan sampai membunuhnya. Perbuatan mereka dikecam Rasulullah SAW sendiri. - (DOK PXHERE)

  ​

Abu Qatadah lantas mengucapkan salam kepadanya, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!”

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab Amir.

Tiba-tiba, Muhallim bin Juttsamah yang berada persis di belakang Abu Qatadah langsung menghunuskan pedangnya. Leher sang tuan rumah pun ditebasnya. Amir meninggal dunia seketika.

Abu Qatadah dan anggota sariyah lainnya sangat terkejut. Menjawab pandangan mata rekan-rekannya itu, Muhallim berkata, “Ia menyahut salam hanya untuk berpura-pura saja. Ia termasuk golongan yang tidak beriman!”

Setelah itu, Muhallim merebut harta benda dan hewan ternak milik almarhum. Barang-barang itu hendak diserahkannya kepada Nabi SAW sebagai harta rampasan.

Begitu kembali ke markas, Abu Qatadah selaku komandan sariyah langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Rasulullah SAW. Beliau sangat kecewa sekaligus bersedih hati atas peristiwa nahas yang menimpa Amir. Saking kecewanya, Nabi SAW bersabda kepada Muhallim, “Dosamu tidak akan diampuni Allah.”

Mendengar itu, prajurit Muslim ini menjadi sangat sedih. Sampai-sampai, dirinya menangis tersedu-sedu di hadapan Nabi SAW. Ia begitu menyesali perbuatannya yang telah menuduh seseorang sebagai kafir. Usai kejadian ini, turunlah firman Allah, yakni surah an-Nisa ayat 94.

 
Usai kejadian ini (Muhallim membunuh orang tanpa hak), turunlah firman Allah, yakni surah an-Nisa ayat 94.

Tujuh hari kemudian, tersiar kabar bahwa Muhallim meninggal dunia karena terlalu bersedih hati. Orang-orang hendak mengubur jenazahnya. Namun, mereka sangat kebingungan. Sebab, setiap kali mayat almarhum hendak dikebumikan, tanah kuburan itu bergolak. Seakan-akan, bumi menolak jasadnya.

Peristiwa ini dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Jangankan dia (Muhallim), sedangkan orang yang lebih jahat daripadanya diterima bumi juga. Dia dimuntahkan dari bumi, atas kehendak Allah SWT, adalah sebagai nasihat kepada kalian semua.”

Nabi SAW mengisyaratkan, itulah balasan yang diterima seorang Muslim yang telah serampangan menuduh orang sebagai kafir. Akhirnya, jenazah Muhallim diangkut ke celah bukit, lalu ditimbun dengan batu-batu besar.

Jangan mudah menuduh

Tajamnya sayatan pedang atau kerasnya pukulan memang sangat mungkin membuat luka. Bagaimanapun, perkataan yang keluar dari lisan tidak jarang menimbulkan luka batin, yang imbasnya boleh jadi jauh lebih parah daripada luka fisik.

Hendaknya, lisan kita terjaga dari mudah menuduh-nuduh orang lain sebagai kafir. Apalagi, tudingan itu hanya didasarkan pada anggapan bahwa seseorang berbuat sesuatu yang tidak sejalan dengan cara kita memahami Islam.

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang berkata 'kafir' kepada saudaranya, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya."

 
Siapa saja yang berkata 'kafir' kepada saudaranya, maka sungguh akan kembali sebutan kekafiran tersebut kepada salah seorang dari keduanya.
Rasulullah SAW
 

Dalam hadis lain, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Apabila seseorang berkata kepada orang lain, 'kafir', maka kafirlah salah satu dari keduanya.

Apabila orang yang dikatakan kafir itu (memang) kafir keadaannya, maka ia telah (berucap) benar.
Namun, apabila orang itu keadaannya tidak seperti yang ia katakan, maka ucapan kafir yang ia katakan kepada orang tersebut kembali kepadanya."

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

AdaKami Ancam Tempuh Jalur Hukum

Pihak AdaKami mengeklaim belum menemukan informasi data nasabah yang diduga bunuh diri akibat teror penagihan.

SELENGKAPNYA

Jelang Maulid Nabi, 2 Perangkat Gamelan Keraton Dimainkan

Gamelan Kyai Guntur Madu dan Gamelan Kyai Nogo Wilogo dikeluarkan dan dimainkan di halaman Masjid Gedhe Kauman sebagai bentuk syiar.

SELENGKAPNYA

Gugatan Pemberhentian Semua Komisioner KPU Soal Caleg Perempuan

DKPP diminta memberhentikan secara permanen seluruh komisioner KPU RI.

SELENGKAPNYA