Paus Pius XII. Pemimpin umat Katolik itu disebut mengetahui soal pembantaian umat Yahudi. | Bettman Archive

Internasional

Sejarah Kelam Vatikan dan Holocaust Terungkap

Paus Pius XII disebut mengetahui rincian upaya Nazi memusnahkan Yahudi.

ROMA -- Holocaust alias pembantaian besar-besaran etnis Yahudi oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an dan awal 1940-an disebut sebagai salah satu kejahatan paling keji sepanjang sejarah. Sikap Gereja Katolik di Vatikan selalu dipertanyakan saat kejahatan tersebut dilakukan.

Holocaust merupakan sebutan atas penganiayaan dan pemusnahan etnis (genosida) terhadap orang Eropa keturunan Yahudi secara sistematis. Tindakan itu disponsori Nazi Jerman dipimpin Adolf Hitler, antara 1933-1945. Disebutkan, sekitar enam juta orang Yahudi meninggal dalam peristiwa itu. Rinciannya, satu juta anak-anak, dua juta wanita, dan tiga juta laki-laki.

Selain Yahudi, bangsa-bangsa lain juga menjadi korban pembunuhan Nazi Hitler. Diantaranya orang-orang Roman, Polandia, Rusia, dan bangsa- bangsa lainnya. Jumlah mereka diperkirakan mencapai 11 juta hingga 17 juta jiwa. Mereka tewas dalam kamp-kamp Nazi menjelang dan selama Perang Dunia II.

Dokumen terbaru mengindikasikan, Paus Pius XII pada masa perang mengetahui rincian tentang upaya Nazi untuk memusnahkan orang-orang Yahudi sejak 1942. Fakta ini terungkap dari sebuah surat yang ditemukan di arsip Vatikan.

photo
Paus Pius XII memberikan pemberkatan pada 1954. - (Bettman Archive)

Informasi terbaru ini bertentangan dengan posisi resmi Takhta Roma pada saat itu. Ketika itu Gereja Katolik menyatakan bahwa informasi yang dimilikinya tidak jelas dan tidak dapat diverifikasi.

Surat berwarna kuning yang diketik itu direproduksi di Corriere della Sera Italia pada Ahad (17/9/2023). Temuan ini menjadi sangat penting karena ditemukan oleh arsiparis internal Vatikan dan dipublikasikan atas dorongan para pejabat Takhta Roma.

Surat bertanggal 14 Desember 1942 ini ditulis oleh Pastor Lother Koenig, seorang Jesuit yang tergabung dalam perlawanan anti-Nazi di Jerman. Surat ini ditujukan kepada sekretaris pribadi Paus di Vatikan Pastor Robert Leiber yang juga seorang Jerman.

Pengarsip Vatikan Giovanni Coco mengatakan kepada Corriere, bahwa pentingnya surat itu karena kasus yang sangat besar dan unik. Isi surat tersebut menunjukkan bahwa Vatikan mempunyai informasi bahwa kamp kerja paksa sebenarnya adalah pabrik kematian.

photo
Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler. - (Public Domains)

Dalam surat tersebut, Koenig mengatakan kepada Leiber, bahwa sumber-sumber telah mengkonfirmasi bahwa sekitar 6.000 orang Polandia dan Yahudi setiap hari dibunuh di "tungku SS" di kamp Belzec dekat Rava-Ruska. Saat itu fasilitas tersebut merupakan bagian dari Polandia yang diduduki Jerman dan sekarang berada di wilayah Ukraina bagian barat.

“Kebaruan dan pentingnya dokumen ini berasal dari sebuah fakta: sekarang kami memiliki kepastian bahwa Gereja Katolik di Jerman mengirimkan berita yang tepat dan rinci kepada Pius XII tentang kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi,” kata Coco kepada surat kabar tersebut yang artikelnya diberi judul "Pius XII Knew".

Ketika ditanya oleh pewawancara Corriere apakah surat itu menunjukkan bahwa Pius mengetahuinya, Coco berkata: "Ya, dan tidak hanya itu."

Surat tersebut merujuk pada dua kamp Nazi lainnya Auschwitz dan Dachau. Isi surat itu menyatakan, bahwa ada pesan lain antara Koenig dan Leiber yang hilang atau belum ditemukan.

photo
Warga Yahudi digiring untuk dibunuh saat Nazi Jerman menduduki Belarusia pada 1941. - (Wikimedia Commons)

Para pendukung Pius mengatakan, dia bekerja di belakang layar untuk membantu orang-orang Yahudi dan tidak bersuara untuk mencegah memburuknya situasi umat Katolik di Eropa yang diduduki Nazi. Para pengkritiknya mengatakan, dia tidak punya keberanian untuk mengungkapkan informasi yang diperoleh meskipun ada permintaan dari kekuatan sekutu yang memerangi Jerman.

Surat itu merupakan salah satu dokumen yang menurut Coco disimpan sembarangan di Sekretariat Negara Vatikan. Baru-baru ini benda itu diserahkan ke arsip pusat tempat dia bekerja.

Direktur Program Akademik Internasional di Museum Peringatan Holocaust AS di Washington DC Suzanne Brown-Fleming mengatakan, rilis tersebut menunjukkan bahwa Vatikan menanggapi dengan serius pernyataan Paus Fransiskus bahwa Gereja tidak takut pada sejarah. Pernyataan ini muncul ketika dia memerintahkan arsip masa perang dibuka pada 2019.

“Ada keinginan dan dukungan terhadap penilaian yang cermat terhadap dokumen-dokumen tersebut dari sudut pandang ilmiah apakah dokumen tersebut menguntungkan atau tidak,” kata Brown-Fleming.

Ikuti Berita Republika Lainnya