Polisi Israel berjaga-jaga setelah penggerebekan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023). | AP Photo/Mahmoud Illean

Internasional

Serangan Brutal Berlanjut di Gerbang Al-Aqsa

Pasukan pendudukan Israel beberapa hari terakhir meningkatkan kehadiran mereka di sekitar Masjid al-Aqsa.

Oleh ZAHROTUL OKTAVIANI

JERUSALEM -- Pasukan pendudukan Israel dilaporkan menyerang jamaah Muslim secara brutal, Ahad (17/9/2023) pagi. Hal tersebut berkaitan dengan diizinkannya sejumlah wilayah di Masjid al-Aqsa sebagai lokasi perayaan Tahun Baru Yahudi alias Rosh Hashanah.

Kejadian ini berlangsung di Bab as-Silsila (Gerbang Rantai), salah satu pintu masuk utama ke kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki. Pasukan pendudukan disebut melakukan serangan secara fisik dan memukuli tiga jamaah. Termasuk di dalamnya adalah seorang pria lanjut usia dan seorang wanita lanjut usia, di dekat Gerbang Rantai.

Penganiayaan dengan kekerasan ini terjadi setelah ketiganya melakukan protes damai terhadap pemukim Israel, yang diketahui meniup terompet di pintu masuk Masjid al-Aqsa. Dilansir di Wafa, Ahad (17/9/2023), insiden itu terjadi menyusul pasukan pendudukan Israel yang meningkatkan kehadiran mereka di sekitar Masjid al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Mereka berupaya menghalangi jamaah Muslim mengakses halaman masjid dan menghalangi masuknya warga Palestina dan pelajar ke kompleks tersebut. Ini merupakan bagian dari upaya mereka memfasilitasi masuknya pemukim Yahudi Israel merayakan Rosh Hashanah.

photo
Denah Kota Tua Yerusalem - (Republika)

Saat fajar, sejumlah jamaah Muslim dilaporkan berkumpul di tempat suci tersebut setelah shalat Subuh. Mereka menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap provokasi dan intrusi pemukim Israel ke kompleks Masjid al-Aqsa.

Insiden ini seolah kembali menyoroti pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap kesucian Masjid al-Aqsa, oleh pasukan pendudukan dan pemukim Israel. Kondisi ini juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan dan kebebasan beribadah bagi Muslim Palestina, di salah satu situs paling suci mereka.

Pasukan pendudukan Israel beberapa hari terakhir meningkatkan kehadiran mereka di sekitar Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Sementara Muslim dihalangi, sejumlah pemukim Yahudi Israel memasuki kompleks tersebut dalam kelompok terpisah.

Mereka melakukan tur provokatif melalui halaman masjid, menerima penjelasan tentang dugaan keberadaan “Kuil Yahudi", serta melakukan ritual Talmud di dekat Kubah Batu.

Departemen Wakaf Islam mengatakan pasukan Israel secara provokatif mengizinkan sejumlah besar pemukim memasuki halaman masjid. Secara bersamaan, mereka menyerang jamaah Muslim dan mencegah mereka yang berusia di bawah 50 tahun memasuki tempat suci tersebut.

photo
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, tengah, menghadiri Pawai Bendera yang merayakan penaklukan Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967, di depan Gerbang Damaskus Kota Tua Yerusalem, Kamis, 18 Mei 2023. - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Dalam pernyataan resmi, mereka juga melaporkan bahwa polisi Israel sedang berupaya mengevakuasi jamaah Muslim dari halaman Al-Aqsa.

Wakaf Islam, otoritas yang dikelola Yordania yang bertanggung jawab atas situs suci tersebut, telah berulang kali menyerukan intervensi internasional untuk mencegah serangan tersebut.

Apa yang dilakukan oleh pasukan Israel dipandang sebagai tantangan langsung terhadap status quo situs suci tersebut, sekaligus sebuah penghinaan terhadap sentimen umat Islam di seluruh dunia.  

Wakil Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem yang Diduduki, Najeh Bakirat mendesak tindakan segera untuk mengakhiri pengepungan terhadap Masjid suci Al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem.

Tidak hanya itu, ia juga menyerukan perlindungan situs-situs suci ini dari rencana pendudukan Israel selama hari raya Yahudi. Bakirat menekankan bahwa Masjid al-Aqsa sedang mengalami perang yang terbuka dan disengaja.

"Kita dihadapkan pada dilema yang signifikan, sebuah pertempuran yang tidak seimbang di mana pendudukan Israel memiliki senjata, tentara, otoritas dan semua elemen penindasan dan tirani," ujar dia dikutip di Days of Palestine, Ahad (17/9/2023).

Pihaknya disebut telah melakukan perlawanan terhadap lembaga-lembaga ekstremis Israel, baik di dalam atau di luar kota, yang bersatu untuk melawan, mematahkan semangat dan melemahkan kekuatan mereka, serta membubarkan upaya yang dikerahkan.

Bakirat menggarisbawahi bahwa setiap kali warga Yerusalem mencoba untuk menghadapi rencana pendudukan dan perang, kelompok lain secara terbuka datang untuk melawan mereka.

Pasukan ini dimunculkan sebagai upaya menguras tenaga masyarakat Palestina, dengan membatasi akses mereka ke al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem. Hal ini berdampak pada pendidikan, ekonomi dan perumahan mereka.

Prioritas mendesaknya yang ia gaungkan adalah mencabut pengepungan Israel yang diberlakukan terhadap al-Aqsa dan penduduk Yerusalem.

Pendudukan Israel, ujar dia, tidak berhenti mengejar warga Yerusalem dalam semua aspek kehidupan. Bahkan, mereka mengenakan denda pada ratusan ribu kendaraan yang datang ke Kota Tua dan al-Aqsa.

Mereka juga menargetkan perempuan Yerusalem yang menjual barang di dekat Gerbang Al-Amoud, bahkan menyita barang dagangan mereka.

Ketika persiapan Tahun Baru Yahudi (“Rosh Hashanah”) sedang berlangsung, polisi Israel telah mengubah Yerusalem menjadi garnisun militer. Ribuan petugas Israel dan unit khusus dikerahkan di kota tersebut. Tidak ketinggalan penghalang besi dipasang di pintu masuk Masjid al-Aqsa dan Kota Tua.

photo
Provokasi Israel di Kompleks Al-Aqsha - (Republika)

Kelompok yang disebut “Temple Mount” merencanakan serangan massal ke Masjid Al-Aqsa pada hari Ahad berikutnya, untuk menandai Rosh Hashanah. Serangan ini biasanya mencakup ritual Talmud dan upaya meniup shofar (tanduk domba jantan) di dalam masjid.

Bakirat menekankan, pemindahan hari raya Yahudi ke al-Aqsa dan Kota Tua, bersamaan dengan penyembahan sapi kurban, pendirian model kuil di kawasan Istana Bani Umayyah, pembangunan terowongan, serta proyek Yudaisasi lainnya merupakan bagian dari persiapan pembangunan apa yang disebut “Kuil Ketiga” di lokasi Masjid al-Aqsa.

Kecuali pengepungan terhadap Al-Aqsa dicabut dan dukungan praktis diberikan untuk Yerusalem dan penduduknya, setiap pihak disebut akan menyaksikan perpecahan di masjid yang diberkati tersebut. “Sudah waktunya bagi dunia untuk mendengarkan kami dan bertindak segera untuk menyelamatkan al-Aqsa dari proyek-proyek Israel,” kata dia.

Masjid al-Aqsa Dikepung Jelang Tahun Baru Yahudi

Dunia didesak mengambil tindakan atas pengepungan di Masjid al-Aqsa.

SELENGKAPNYA

Israel Sebentar Lagi Caplok Tepi Barat Sepenuhnya

Ribuan pemukiman baru Yahudi terus merangsek tepi barat.

SELENGKAPNYA

Serangan Israel di Gerbang Akhir Zaman

Negara-negara Teluk kecaman serangan berlanjut Israel ke Masjid al-Aqsa.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya