
Kabar Utama
Serangan Israel di Gerbang Akhir Zaman
Negara-negara Teluk kecaman serangan berlanjut Israel ke Masjid al-Aqsa.
Oleh ZAHROTUL OKTAVIANI
Sebagian penganut Yahudi memercayai, pada akhir zaman, Sang Mesias akan memasuki Yerusalem dari gerbang tertentu. Letaknya di tembok bagian timur Kota Tua Yerusalem. Gerbang itu berada di wilayah Muslim di Yerusalem.
Tak heran, pasukan Israel terus melakukan provokasi dengan menargetkan gerbang yang didekatnya terdapat makam umat Islam dan mushala tersebut. Serangan terkini mereka lakukan pada Kamis (7/9/2023) malam menargetkan mushala di dekat Bab al-Rahma tersebut.
Berdasarkan laporan para saksi, apa yang dilakukan pasukan ini menyebabkan kerusakan parah. Tidak hanya melakukan penyerbuan, mereka juga menggeledah dan merusak sebagian isinya, bahkan menyita beberapa barang yang ada di lokasi.
Dilansir di Wafa, Jumat (8/9/2023), selama bertahun-tahun otoritas pendudukan Israel telah menargetkan mushala Bab al-Rahma. Hal ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mengambil kendali dan mengubahnya menjadi sinagog Yahudi.

Aksi ini juga disebut sebagai bagian dari agenda pendudukan Israel yang lebih luas, untuk menerapkan karakter Yahudi di Masjid al-Aqsa. Padahal, bangunan itu dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi.
Masjid Al-Aqsa adalah tempat yang memiliki makna keagamaan yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Ia terletak di jantung kota Yerusalem yang telah diduduki dan dianeksasi secara ilegal oleh Israel sejak tahun 1967.
Mushala Bab al-Rahma, seperti kompleks Masjid Al-Aqsa lainnya, dikelola oleh Wakaf Islam. Lembaga ini bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan tempat-tempat suci Islam di Yerusalem. Upaya yang sedang berlangsung oleh otoritas pendudukan Israel, yaitu memaksakan kendali atas situs suci tersebut, menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan. Ini utamanya mengenai perlindungan kebebasan beragama dan pelestarian warisan budaya.
Bani Umayyah membangun Bab al-Rahma sekitar 1.300 tahun yang lalu, sebagai pintu penghubung antara Tembok Yerusalem dan Masjid al-Aqsha timur. Situs tersebut terbengkalai setelah pendudukan Israel di Al-Aqsha pada 1967.
Pada 1992, situs tersebut mengalami pemulihan yang luar biasa berkat Komite Warisan Islam yang meluncurkan kegiatan keagamaan dan sosial di sana. Namun, otoritas Israel melarang acara tersebut pada 2003 dan menutup Bab al-Rahma sepenuhnya. Warga Palestina membuka gerbang yang juga dinamai Gerbang Emas itu pada Februari 2019.

Selama tiga tahun terakhir, polisi Israel terus memasuki ruang shalat dengan mengenakan sepatu. Polisi juga telah mendirikan titik pemantauan di atas mushala dan di dekatnya.
Direktur Departemen Wakaf Islam yang mengawasi Masjid al-Aqsha dan berafiliasi dengan Yordania, Azzam Al-Khatib, mengatakan, sejak Idul Fitri tahun ini, polisi Israel telah menyerbu Bab al-Rahma, setidaknya dua atau tiga kali sehari. Israel tak menganggap Bab al-Rahma sebagai tempat suci. “Melainkan lokasi biasa di Masjid al-Aqsha dan kami tahu keserakahan para ekstremis tentang Al-Aqsha dan Bab al-Rahma,” ujar Al-Khatib.
Selama ini, polisi Israel disebut-sebut sering melecehkan jamaah dengan ancaman deportasi, penggeledahan tas, serta penyitaan makanan dan balon yang dimaksudkan untuk dibagikan kepada anak-anak.
Mereka juga melarang menempatkan penghalang kayu yang memisahkan barisan shalat laki-laki dan perempuan, serta telah berulang kali menyita rak sepatu. Orang-orang Yahudi ekstremis, yang percaya mesias yang ditunggu akan masuk melalui Bab al-Rahma di akhir zaman, berusaha mengubah kapel ini menjadi sinagog. Namun, pembukaannya baru-baru ini telah memupus harapan mereka.
The vandalism left behind Israeli occupation forces after storming the Bab Al-Rahma prayer hall in Jerusalem's Al-Aqsa Mosque last night. pic.twitter.com/tYzfATqZNG — Quds News Network (QudsNen) September 8, 2023
Terkait serangan terkini, para menteri Dewan Kerja Sama Teluk (GCC menegaskan posisi mereka untuk pembentukan negara Palestina merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya pendudukan ilegal oleh pemukim Israel di wilayah Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada penutupan sidang ke-57 di Riyadh, Dewan Menteri GCC mengutuk kelanjutan pembangunan unit pemukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina. Langkah tersebut dinilai dengan jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi legitimasi internasional, termasuk Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2334.
Tidak hanya itu, Dewan Menteri juga menyambut baik pengumuman pemerintah Australia, mengenai niatnya untuk menggunakan istilah “wilayah pendudukan Palestina”. Mereka pun menyerukan masyarakat internasional untuk melakukan hal yang sama.
Dilansir di Arab News, Jumat (8/9/2023), cara ini dinilai dapat menekan pemerintah Israel untuk membatalkan keputusan penyelesaian mereka dan menyelesaikan konflik, dengan cara yang memenuhi semua hak sah rakyat Palestina.

"Dewan juga mengecam penyerbuan berulang kali oleh pejabat dan pemukim Israel ke halaman Masjid al-Aqsa yang diberkati," ujar mereka dalam pernyataannya.
Serangan semacam itu disebut bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, tapi juga sebuah provokasi terhadap perasaan umat Islam. Apa yang dilakukan Israel juga dinilai sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan status quo sejarah, serta hukum di Al Quds alias Yerusalem dan tempat-tempat sucinya.
Dewan lantas memuji keputusan Arab Saudi, yang menunjuk duta besar nonresiden untuk Negara Palestina dan Konsul Jenderal di Al Quds. Langkah tersebut merupakan bentuk kelanjutan dari sikap negara-negara GCC, dalam melindungi kesucian Islam dan mendukung perjuangan Palestina.
Mereka juga menyambut baik pernyataan akhir KTT tripartit Mesir-Yordania-Palestina, yang diadakan di kota El Alamein, Mesir pada 14 Agustus 2023 lalu. Salah satu pembahasannya mengenai perjuangan Palestina, sehubungan dengan perkembangan terkini di wilayah pendudukan.
Terakhir, Dewan Menteri meminta negara-negara anggota GCC dan komunitas internasional untuk terus mendukung kegiatan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA). Dukungan ini diperlukan hingga misi membawa semua pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka selesai.
Israel Kebiri Pendidikan Anak-Anak Palestina
Buku-buku anak Palestian dirampas pasukan Israel.
SELENGKAPNYA