Mewaspadai gejala serangan jantung (ilustrasi) | Unsplash/Towfiqu Barbhuiya

Medika

Seluk-beluk Iskemia Jantung, Apa Itu?

Kebanyakan kasus iskemia jantung menunjukan gejala yang minim.

Penyakit jantung koroner (PJK) hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Kekurangtahuan akan gejala atau resiko penyebab sering membuat PJK terlambat terdeteksi sehingga menyebabkan risiko yang fatal, termasuk kematian mendadak. 

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Pekanbaru, dr Sanny March Silaban, SpJP, menjelaskan, salah satu penyakit jantung yang sering tidak terdeteksi keberadaannya adalah iskemia jantung. Kondisi ini merupakan penyakit di mana adanya penyumbatan aliran darah menuju otot-otot jantung sehingga kerja jantung menjadi tidak maksimal. "Jika hal tersebut terus terjadi, bisa berisiko untuk merusak jaringan tersebut hingga kematian mendadak," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (1/9/2023).

Ia menjelaskan, iskemia jantung adalah gangguan pada organ jantung yang menyebabkan berkurangnya asupan darah pada suatu organ karena adanya penyumbatan aliran darah. Kondisi ini biasanya disebabkan ada penumpukan plak pembuluh darah yang bisa terjadi secara perlahan sehingga sering tidak terdeteksi keberadaannya. 

"Penumpukan yang terjadi bisa berlangsung hingga hitungan hari hingga tahunan dan jika tidak segera ditangani, ini bisa berujung ke kerusakan jantung dan menyebabkan gagal jantung yang memiliki risiko untuk mengalami kematian mendadak," ujarnya.  

Ada beberapa faktor yang dipercaya bisa menjadi penyebab dan peningkatan risiko untuk mengalami iskemia jantung. Di antaranya, memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), mengidap diabetes, obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman beralkohol, kolestrol, faktor keturunan, dan kurangnya aktivitas fisik.

 

Gejala 

Kebanyakan kasus iskemia jantung menunjukan gejala yang minim dan menyerupai sakit biasa sehingga tak banyak yang bisa menangkap sinyalnya. Bahkan, dalam beberapa kasus iskemia jantung bisa saja tidak menunjukan gejala sama sekali dan baru menemui bantuan medis saat kondisinya sudah parah.

 

Beberapa gejala iskemia jantung yang bisa dirasakan meliputi nyeri dada seperti tertekan dan tak kunjung mereda. Gejala lainnya nyeri yang menjalar ke rahang, bahu, hingga lengan. Selain itu, detak jantung cepat, sesak napas yang semakin parah saat beraktivitas fisik, kelelahan, serta mual dan muntah-muntah.

Mengurangi Risiko

Iskemia adalah penyakit serius yang harus ditangani dengan segera, termasuk iskemia jantung. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Pekanbaru, dr Sanny March Silaban, SpJP, kasus iskemia jantung yang tidak ditangani dapat menyebabkan pasokan darah penuh oksigen yang dibutuhkan oleh jantung untuk bekerja. 

 

Ia mengatakan, kebanyakan penyakit jantung datang karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah atau tekanan darah yang tinggi, sehingga untuk mencegah iskemia sebaiknya lakukan hal-hal berikut yang bisa menurunkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah tinggi:

 

1. Mulai mengikuti pola makan sehat dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji, manis, dan berlemak.

2. Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol terlalu banyak.

3. Rutin melaksanakan aktivitas fisik.

4. Menjaga tekanan darah agar tetap stabil.

5. Selain itu, melacak kondisi kesehatan jantung juga sebaiknya dilakukan dengan rutin. Terutama jika Anda adalah termasuk orang yang berisiko untuk mengalami penyakit jantung atau memiliki keluarga dengan riwayat jantung dan kelebihan berat badan. 

"Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dapat mengevaluasi kesehatan jantung Anda dan memberikan rekomendasi penyesuaian atau bahkan tindakan pencegahan untuk menurunkan risiko Anda dari penyakit jantung koroner," ujar Sanny.  

Kapan Harus Ke Dokter?

photo
Serangan jantung (ilustrasi) - (Unsplash/Robina Weermeijer )

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Pekanbaru, dr Sanny March Silaban, SpJP mengatakan, iskemia adalah jenis penyakit yang bukan hanya terjadi pada jantung, kasus iskemia juga bisa terjadi pada otak, usus, hingga tungkai kaki. Namun, iskemia adalah penyakit serius yang harus ditangani dengan segera, termasuk iskemia jantung. "Kasus iskemia jantung yang tidak ditangani dapat menyebabkan pasokan darah penuh oksigen yang dibutuhkan oleh jantung untuk bekerja," ujarnya.  

Apabila jantung tidak menerima oksigen yang cukup, itu akan memengaruhi cara kerjanya dan menyebabkan masalah seperti aritmia jantung atau gangguan irama jantung. Apabila sudah terlalu parah, iskemia jantung bisa menyebabkan kerusakan jaringan karena kurangnya asupan oksigen dari darah, dan ini bisa menyebabkan serangan jantung hingga gagal jantung, dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian mendadak.

Kapan harus ke dokter? Ia mengatakan, jika mulai merasakan gejala dari iskemia, terutama rasa nyeri pada dada yang tak kunjung hilang, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Iskemia jantung bisa ditangani oleh dokter melalui beberapa metode, seperti pemberian obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri atau membantu melancarkan aliran darah.

Apabila iskemia sudah cukup parah, dokter perlu melakukan tindakan lanjut, seperti pemasangan ring atau pelaksanaan operasi bypass jantung, yang merupakan operasi untuk pembuatan jalur baru. Sehingga jantung menerima asupan oksigen dengan cukup dan terpenuhi.

 

Operasi bypass jantung bekerja dengan mengambil pembuluh darah dari bagian lain tubuh, biasanya dada, tungkai atau lengan, dan menaruhnya ke arteri koroner di atas dan di bawah area yang menyempit atau penyumbatan. Dengan begitu, jalur baru dibuat untuk membantu mengalirkan oksigen ke jantung. Prosedur ini merupakan prosedur aman yang sudah dilakukan untuk menangani kasus penyakit jantung koroner, termasuk iskemia jantung.

 

 

 

Kasus iskemia juga bisa terjadi pada otak, usus, hingga tungkai kaki. 

DR SANNY MARCH SILABAN SPJP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital Pekanbaru. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Terapi Tertawa untuk Kesehatan Jantung, Seperti Apa?

Peneliti menemukan adanya perbaikan kemampuan arteri pada partisipan yang menonton tayangan komedi.

SELENGKAPNYA

Gelombang Panas, Polusi, dan Risiko Serangan Jantung

Gunakan pakaian yang sesuai dengan cuaca, dan selalu perhatikan hidrasi.

SELENGKAPNYA

Gaya Hidup Pascapandemi dan Risiko Serangan Jantung pada Usia Muda

Gaya hidup yang tidak sehat berperan sangat dominan sebagai penyebab penyakit jantung.

SELENGKAPNYA

Seperti Apa Rasanya Serangan Jantung? Waspadai Sinyalnya

Ketidaknyamanan seperti mulas, sangat umum dirasa pada serangan jantung.

SELENGKAPNYA