
Oase
AR Rahman, Terkenang Janji di Masjid
Komposer musik, AR Rahman, masuk Islam saat berusia 23 tahun.
Pada 2008 lalu, Slumdog Millionaire diluncurkan dan terbukti menjadi salah satu film yang sukses memotret realitas sosial masyarakat India. Karya arahan sutradara Danny Boyle ini berhasil meraih box office dunia. Bahkan, film hasil adaptasi novel Q & A (2005) itu sukses menyabet delapan kategori penghargaan dalam Academy Awards tahun 2009.
Kesuksesan film ini tak hanya melambungkan nama para aktor dan aktrisnya, tapi juga nama sang komposer soundtrack Slumdog Millionaire, yakni AR Rahman. Di ajang tersebut, AR Rahman mendapatkan dua piala Oscar, yakni untuk kategori penata musik dan lagu terbaik.
Sebelum Slumdog Millionaire dirilis, nama AR Rahman mungkin tidak banyak orang mengenalnya. Padahal, laki-laki kelahiran Chennai, Tamil Nadu, India tanggal 6 Januari 1966 ini telah menjual lebih dari 100 juta rekaman. Rahman yang dijuluki "Mozart of Madras" oleh majalah TIME itu setidaknya telah menjadi pengarah musik lebih dari 50 film produksi Bollywood.
Dan, ketika sutradara Slumdog Millionaire, Danny Boyle, menyodori posisi penata musik, ia tidak berpikir dua kali. Dia mulai merencanakan musik itu beberapa bulan dan akhirnya film itu benar-benar meledak.
Seperti mayoritas penduduk India yang menganut agama Hindu, Rahman sejak lahir sudah memeluk Hindu. Nama pemberian orang tuanya adalah AS Dileep Kumar. Ia tumbuh dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga pemusik kaya raya etnis Tamil. Ayahnya, RK Shekhar, dikenal luas sebagai komposer dan konduktor musik untuk film-film India berbahasa Malayalam.

Ketika usianya menginjak sembilan tahun, sang ayah meninggal dunia dan peran sebagai kepala keluarga dipegang oleh ibunya Kareema (Kashturi). Sejak saat itu, kebutuhan hidup Rahman dan saudara-saudaranya ditutupi dari hasil menyewakan alat-alat musik peninggalan sang ayah. Kerasnya kehidupan yang harus ia lalui sepeninggal sang ayah telah membuatnya menjadi seorang ateis.
Meskipun tidak pernah belajar musik secara khusus kepada ayahnya, darah seniman yang dimiliki sang ayah mengalir dalam diri Rahman. Sepeninggal ayahnya, ia memutuskan untuk memulai pelatihan awalnya di bidang musik di bawah arahan seorang seniman lokal bernama Master Dhanraj.
Pada usia 11 tahun, ia bergabung dengan kelompok musik yang didirikan oleh komposer musik ternama di India, Ilaiyaraaja, sebagai pemain keyboard. Rahman kemudian bergabung dalam kelompok orkestra yang beranggotakan MS Viswanathan, Ramesh Naidu, Raj-Koti, Zakir Hussain, Kunnakudi Vaidyanathan, dan L Shankar. Bersama kelompok orkestra ini, ia melakoni sejumlah tur dunia.
Berkat kecemerlangannya dalam bermusik, ia pun mendapat tawaran beasiswa dari sebuah sekolah musik di Greenwich, Inggris, yakni Trinity College of Music. Rahman berhasil menyelesaikan pendidikan musiknya di sana dan lulus dengan gelar dalam bidang musik klasik Barat.
Masuk Islam
Persentuhan awal Rahman dengan agama Islam terbilang unik. Jika membicarakan perjalanannya dalam menemukan hidayah bagai mengingat peristiwa yang menimpa adik perempuannya. Ketika itu, sang adik tiba-tiba jatuh sakit. Berbagai upaya telah ditempuh dan dilakukan oleh keluarganya demi kesembuhan sang adik. Namun, kesembuhan yang diharapkan tak kunjung tiba.
Seorang teman keluarganya memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid.
Di tengah keputusasaan yang melanda keluarga Rahman, salah seorang teman keluarganya memberi saran agar mereka memanjatkan doa di sebuah masjid dan bersumpah untuk masuk Islam jika sang adik diberi kesembuhan kelak. Jadilah keluarga Rahman menjalankan saran tersebut.
Tak lama berselang, sang adik pun diberi kesembuhan. Sesuai dengan sumpah yang telah mereka ucapkan, Rahman beserta seluruh anggota keluarganya menyatakan masuk Islam. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1989, saat usia Rahman baru menginjak 23 tahun. Sejak saat itu, dia pun mengubah namanya dari AS Dileep Kumar menjadi Allah Rakha (AR) Rahman.
Kepada majalah TIME, suami dari Saira Banu ini mengungkapkan dirinya tertarik untuk memeluk Islam setelah mempelajari sufisme Islam. Mengenai identitas keislamannya ini, ia tidak malu untuk menunjukkannya di hadapan publik. Hal ini terlihat jelas manakala ia memberikan sambutan pada malam penganugerahan Academy Awards ke-81.
Di hadapan para pelaku industri film dunia, ia mengawali kata sambutannya dengan sebuah kalimat "Tamil Ella pughazhum iraivanukke", yang secara harfiah berarti Semua pujian didedikasikan untuk Allah.
Keislamannya tidak membuat Rahman berhenti dari dunia seni musik. Dalam sebuah wawancara khusus dengan majalah The Rolling Stone edisi 16 November 2008, Rahman mengungkapkan, pada tahun-tahun pertamanya menjadi seorang Muslim, bersama lima orang teman masa kecilnya ia membentuk sebuah band yang mereka beri nama Roots. Dalam band tersebut, ia ditempatkan sebagai pemain keyboard dan penggubah lagu.
Setelah band tersebut bubar, Rahman mendirikan sebuah grup musik beraliran rock. Band barunya ini ia beri nama Nemesis Avenue. Di Nemesis Avenue, ia memainkan beberapa alat musik, mulai dari keyboard, piano, synthesizer, hingga gitar. Namun, dari kesemua perangkat alat musik ini, menurut Rahman, ia lebih tertarik dengan synthesizer. Alat ini merupakan kombinasi yang ideal antara musik dan teknologi, ungkap ayah dari Khadijah, Rahima, dan Aameen ini kepada TFM Page Magazine, beberapa waktu lalu.
Keajaiban Jalan Mundur untuk Kebugaran
Jalan mundur dapat memperkuat otot paha depan, sehingga membantu mereka yang memiliki masalah lutut
SELENGKAPNYADebat 14 September: Diinisiasi BEM UI, Didukung KPU
Kampus memiliki kebebasan akademik yang harus dihormati.
SELENGKAPNYAMenemukan Kebenaran Islam dalam Alkitab
Ruqaiyyah Waris Maqsood mendapati ajaran agama terdahulu telah banyak menyimpang, terutama yang berkaitan dengan konsep ketuhanan.
SELENGKAPNYA