Tepat memilih makanan bayi (ilustrasi) | Unsplash/Kazuend

Gaya Hidup

Bahaya Tersembunyi dari Makan Anak yang Kelamaan

Ada saja masalah makanan pada anak. Salah satunya makan dalam waktu lama, bahkan bisa melebihi satu jam. Ternyata makan terlalu lama pada anak juga dapat berpotensi mengganggu kesehatannya.  

Dokter spesialis kesehatan anak subspesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah-Puri Indah, dr Novitria Dwinanda, SpA Subsp NPM mengatakan, pada waktu makan, berikan anak feeding rules yang terdiri dari tiga bagian.

 

1. Jadwal

Menurut dia, makan itu harus terjadwal, tidak ada makan semau anak makan. Misalnya, ketika anak ingin ngemil, nonton TV sambil ngemil, hal tersebut akan memengaruhi obesitas.

"Makan tidak di jadwalnya. Tidak ada namanya makan menunggu anak bangun. Jadi, semua dikondisikan, dijadwalkan," ujarnya.

Ketika makan terjadwal, anak akan lapar di jam-jam yang selalu tertib, yaitu jam makan anak. Makan itu jadwalnya tiga kali makan, diselingi dua kali camilan.

Selain itu, makan tidak boleh berlama-lama. Makan paling lama 30 menit. "Tidak ada namanya makan naik odong-odong, makan keliling kompleks. Makan 30 menit, selesai tidak selesai, kayak ujian," ujarnya.

Menurut dia, anak itu saat diberikan makan, dia akan nyaman pada 30 menit pertama saja. Setelah itu anak akan mengantuk, bosan, sudah ingin lari atau melakukan berbagai kegiatan. "Emaknya masih juga ingin anak menghabiskan satu mangkok, yang ada nanti anaknya menjadi sebal melihat sendok," katanya.

Lalu, bagaimana ketika anak tidak mau makan? "Kalau anak enggak mau makan diemin dulu sebentar. Kemudian coba lagi. Kalau dia tidak mau, ya udah selesai. Jika 30 menit selesai gak selesai kumpulkan, jadi tidak ada namanya makanan harus habis. Kalau anaknya tidak doyan," ujarnya. 

Tak hanya itu, di antara makan sebaiknya konsumsi air putih, jangan air berwarna. "Ini akan mengendalikan semua, mengendalikan stunting dan obesitas, jadi cegahnya sama," katanya.

 

2. Lingkungan

Buat lingkungan yang menyenangkan. Tidak makan sambil nonton televisi, makan sambil duduk dan tidak menjadikan makan sebagai hadiah. "Enggak ada namanya ibunya lari-lari di jalan, anaknya disuapi," ujarnya.

 

3. Prosedur

Saat memberikan makan anak, berikan porsi kecil dan makan berbentuk padat terlebih dahulu baru cairan. Selain itu, makan dilakukan duduk berhadapan, makan tidak boleh dipangku, digendong dan diberikan dari belakang.

Bagaimana kalau anak makan berantakan? Menurut dia, tidak apa anak makan berantakan, ibu jangan sibuk mengelap makanan yang tumpah.  

Ia mengatakan, jika feeding rules tidak diterapkan, akan terjadk efek domino. Cepat atau lambat anak akan lakukan gerakan tutup mulut (GTM). Bukan hanya GTM, bisa juga terlalu over.

"Mengganggu pertumbuhan, berat badan menjadi terlalu naik atau turun. Tidak ada rangsangan sensorik dan rasa makan. Kemudian gangguan makan, ya akhirnya anak ujungnya stunting atau obesitas," katanya.

Jadi, menurutnya, itulah mengapa feeding rules merupakan suatu peraturan yang menyertai dalam proses makan. Peraturan yang harus diikuti supaya selamat sampai tujuan.

 

Jangan Biasakan Sambil Nonton TV

photo
CARA MAKAN YANG TEPAT PADA ANAK - (republika/ yogi ardhi)

Tak sedikit orang tua yang mengaku kesulitan memberikan anaknya makan. Mereka malas makan jika tidak diberikan reward seperti menonton televisi ataupun sambil bermain gawai. Bolehkah makan sambil nonton TV atau main gawai?

Menurut Novitria, orang tua sebaiknya jangan biasakan anak makan sambil menonton televisi dan bermain gawai. Hal ini akan membuat anak terdistraksi.

Menurut dia, anak menjadi tidak mengerti apa yang dikonsumsinya dan apa yang diberikan orang tuanya. "Dia enggak tahu apa yang dikasih. Dia enggak tahu dia terpana dengan televisi. Dia enggak tahu benda apa dan tidak tahu namanya ayam goreng dan gulai otak itu enaknya kaya apa," ujarnya.

photo
Memilih makanan bayi dengan tepat - (Unsplash/Gabrielle Henderson)

Pada saat anak tidak tahu, anak menjadi sesuatu yang pasif, menjadi objek penderita yang hanya bisa membuka mulut untuk makan (mangap). "Akhirnya satu titik dia ingin menunjukkan dia. Di mana saat itu, dia enggak mau makan. Akhirnya gerakan tutup mulut (GTM)," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, itulah mengapa anak diajak partisipasi pada saat makan. Diajak agar anak tahu apa yang dia makan, apa yang diberikan saat makan. "Ini loh rasanya, kita lagi belajar makanan Manado. Kita lagi belajar makanan Yogya, kan dia tahu rasanya. Padahal kita banyak banget makanan enak," katanya.

Ia menambahkan, makan yang baik itu duduk berhadap-hadapan, tidak boleh disuapi dari belakang, tidak sambil menonton TV atau bermain gawai, tidak sambil mainan, tidak dipangku, digendong apalagi keliling kampung.

 

 
Orang tua sebaiknya jangan biasakan anak makan sambil menonton televisi dan bermain gawai.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pikir Dulu Seribu Kali Sebelum Memukul Anak

Pukulan dan hukuman fisik membuat hubungan orang tua dan anak rusak secara permanen.

SELENGKAPNYA

Kisah Fany Menyelamatkan Anaknya dari Stunting

Stunting dapat dicegah sebelum 1.000 hari pertama anak.

SELENGKAPNYA

Peringatan Hari Anak Nasional di Bandung Barat

Kegiatan memperingati Hari Anak Nasional ini mengusung tajuk Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

SELENGKAPNYA