Seorang pekerja melakukan pemeriksaan rutin di ruang kontrol mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Segara di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022). | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Ekonomi

Kebut Transisi Energi, PLN Siapkan Megaproyek PLTA

PLN mencari mitra untuk membangun proyek PLTA yang siap dieksekusi.

JAKARTA — Pembangunan pembangkit listrik berbasiskan energi baru dan terbarukan (EBT) terus digencarkan untuk mendukung transisi energi. PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Indonesia Power (PLN IP) menginisiasi proyek pembangkit bersih lewat megaproyek Hydronesia.

Dalam program itu, PLN menargetkan membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas lebih dari 1.100 megawatt. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan, proyek Hydronesia merupakan proses pencarian co-developer yang akan bekerja sama dengan pihaknya dalam menciptakan proyek-proyek PLTA yang siap eksekusi.  

“Proyek ini kita siapkan khusus untuk mencari co-developer yang memenuhi kualifikasi di mana ke depannya akan bekerja sama dalam menciptakan proyek-proyek PLTA yang siap eksekusi,” kata Edwin, Rabu (26/7/2023). 

Transisi Energi Melalui EBT - (Republika)

Edwin menyampaikan, proyek-proyek yang disiapkan PLN IP merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia. PLN IP melibatkan berbagai mitra strategis dari dalam maupun luar negeri untuk mencari kualitas terbaik. 

“Ini merupakan komitmen kami yang sejalan dengan agenda pemerintah untuk mempercepat transisi energi, tentunya kami jalankan dengan maksimal serta mengedepankan kualitas,” katanya.
 
Sesuai RUPTL 2021-2030, PLN Indonesia Power akan mengembangkan pembangkit energi hijau sebesar 7 gigawatt (GW) yang tersebar di 108 lokasi di seluruh Indonesia. Adapun proyek Hydronesia disiapkan untuk mencari co-developer untuk PLTA di lima lokasi dengan total kapasitas 1178,5 MW. 

Ia berharap proyek tersebut dapat membantu percepatan pencapaian bauran EBT 23 persen. Selain itu, proyek ini merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui subholding PLN Indonesia Power dalam aspek environmental, social & governance (ESG). 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan hingga semester pertama 2023 telah mencapai 12.736,7 megawatt (MW).

Besaran angka itu merupakan hasil kontribusi dari PLTA sebesar 6.738,3 MW, pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBio) 3.118,3 MW, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 2.373,1 MW. Kemudian, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 322,6 MW, pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB) 154,3 MW, serta pembangkit listrik gasifikasi batu bara 30 MW.

"Saat ini, kapasitas pembangkit EBT sebesar 12,7 GW atau 15 persen dari total pembangkit sebesar 84,8 GW," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana.

photo
Peresmian pembangunan PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023). - (Biro Pers Sekretariat Presiden )


Dadan menambahkan, pemerintah juga mendorong pemanfaatan biomassa untuk menghijaukan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting melalui program co-firing biomassa.

"Target pada tahun 2025 sebanyak 52 lokasi, dan saat ini telah diimplementasikan di 37 lokasi. Pemanfaatan biomassa telah mencapai 306 ribu ton dari target 1,08 juta ton tahun 2023," kata Dadan.

Pemerintah memastikan pula implementasi RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030 untuk dapat beroperasi sesuai dengan target. Dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030, total pembangkit EBT yang akan dibangun sebesar 20.923 MW.

Hingga saat ini, jumlah PLT EBT milik PLN yang telah beroperasi sebesar 737 MW (3,5 persen), memasuki tahap konstruksi sebesar 5.259 MW (25,1 persen), tahap pengadaan sebesar 976 MW (4,7 persen). Kemudian, tahap rencana pengadaan sebesar 1.232 MW (5,9 persen), tahap perencanaan 12.656 MW (60,5 persen), dan proyek yang tidak dilanjutkan dan terminasi sebesar 64 MW (0,3 persen).

photo
Realisasi dan target bauran EBT - (Kementerian ESDM)

Dalam rangka percepatan implementasi EBT, Kementerian ESDM telah melakukan berbagai upaya, yaitu pembangunan PLT EBT on-grid, termasuk PLTS terapung, implementasi PLTS Atap, program dedieselisasi menjadi PLT EBT, mandatori B35, dan co-firing biomassa pada PLTU.

Indonesia memiliki potensi EBT yang berlimpah mencapai 3.687 GW, terdiri atas potensi surya sebesar 3.294 GW, potensi hidro 95 GW, potensi bioenergi 57 GW, potensi bayu 155 GW, potensi panas bumi 23 GW, potensi laut 63 GW. Di luar itu, terdapat potensi uranium 89.483 ton dan Thorium 143.234 ton. Potensi EBT tersebut sangat besar, tersebar, dan beragam.

Namun, pengembangan EBT sendiri perlu mempertimbangkan aspek teknis dan keekonomian, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangannya. 

"Perhitungan capaian EBT menggunakan perbandingan antara kapasitas terpasang dengan potensi EBT adalah kurang tepat, mengingat potensi EBT Indonesia sangat besar," kata Dadan.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Era Transisi Energi, Industri Hulu Migas Tekan Emisi

Teknologi hidrogen akan menjawab tantangan industri masa depan yang rendah emisi.

SELENGKAPNYA

Gas Bumi dan Transisi Energi

penggunaan gas bumi perlu diakselerasi agar target emisi nol bersih bisa tercapai.

SELENGKAPNYA

Tanpa Transisi Energi, Dunia akan Semakin Panas

Negara-negara saling berlomba membuat regulasi untuk mencapai target emisi nol bersih.

SELENGKAPNYA