Kondisi depresi (ilustrasi) | Pixabay/Ryan McGuire

Medika

Merasa Depresi? Jangan Self Diagnosis

Bagi yang mengalami tanda-tanda depresi, jangan ragu meminta bantuan.

Tindakan bunuh diri yang dilakukan figur publik kini tengah menjadi sorotan. Kabar terkini, penyanyi perempuan Amerika Serikat (AS), kelahiran Hong Kong, Coco Lee, melakukan upaya bunuh diri dan mengembuskan napas terakhir beberapa hari setelahnya.

Tindakan Lee disinyalir merupakan imbas dari depresi yang dia idap. Psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan, depresi memang berbahaya dan bisa memicu seseorang memiliki keinginan untuk bunuh diri. Jika aksi percobaan bunuh diri dilakukan, artinya depresi yang diidap sudah masuk kategori berat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Lahargo mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa setiap 40 detik, ada satu orang yang melakukan bunuh diri. Karena itu, depresi yang bisa mencetus keinginan bunuh diri perlu diwaspadai, dengan mengetahui tanda dan gejalanya.

Pakar kesehatan jiwa dari Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor itu menjelaskan, depresi merupakan salah satu gangguan jiwa dan dikategorikan sebagai penyakit medis.

Depresi, menurutnya, merupakan gangguan yang terdapat di saraf otak. "Penyebabnya multifaktor, ada dari faktor biologis, psikologis, dan sosial. Terdapat interaksi kompleks hingga memicu munculnya depresi," ujar Lahargo kepada Republika.id, Kamis (6/7/2023).

Gejala utama depresi ada tiga, yang dijuluki "trias depresi". Pertama, mood memburuk, seperti sedih, menangis, dan murung. Kedua, kehilangan gairah hidup. Ketiga, energi berkurang sehingga seseorang mudah lelah saat beraktivitas.

Ada pun gejala tambahan depresi, antara lain gangguan pola tidur, misalnya bisa terlalu banyak tidur atau sulit tidur, serta gangguan pola makan dalam hal ini berarti makan terlalu banyak atau bahkan selera makan hilang sama sekali. Seseorang juga kemungkinan menganggap masa depannya suram, merasa tak berguna, dan tak berdaya.

Tanda lain, yakni penurunan konsentrasi, mudah lupa, munculnya pikiran tentang kematian, serta keinginan melukai diri sendiri. "Jika semua gejala itu menetap dan berkelanjutan selama dua minggu, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan medis untuk diagnosis, bisa dengan psikiater, psikolog, perawat jiwa, dan konselor," kata Lahargo.

photo
Diagnosis depresi harus dilakukan oleh ahli kesehatan (ilustrasi) - (Pixabay/Krillmakespics)

Pada era teknologi yang kian modern, Lahargo menyadari banyak informasi bertebaran mengenai gejala-gejala depresi. Apabila seseorang menduga-duga dirinya mengidap depresi, hal itu boleh-boleh saja. Lahargo menyebut kondisi tersebut, sebagai self awareness.

Artinya, orang tersebut punya kesadaran diri untuk mengidentifikasi serta memahami dirinya secara utuh. Namun, self awareness perlu dilanjutkan dengan berkonsultasi dengan ahlinya. Lahargo mengimbau agar seseorang tidak melakukan self-diagnosis.

Mengasumsikan diri mengidap depresi, sementara belum ada penegakan diagnosis dari profesional kesehatan jiwa, bisa berbahaya. Imbasnya, dapat terjadi under diagnosis yang merupakan konsep diagnosis lebih rendah dari apa yang sebenarnya dialami atau over diagnosis atau diagnosis lebih berat dari apa yang dialami.

Seseorang pun bisa merasa ketakutan berlebihan. Diagnosis yang tidak sesuai berisiko berujung pada penanganan yang salah.

Untuk orang yang mengalami tanda-tanda depresi, Lahargo menyarankan untuk tidak ragu meminta bantuan. Sementara, bagi orang yang merasa ada sosok lain di sekitarnya yang menunjukkan gejala depresi, tawarkan bantuan atau saran untuk berkonsultasi dengan ahli.

"Jangan menganggap itu sebagai hal yang lebay atau berlebihan, sampai bisa dibuktikan sebaliknya. Harus berempati dan mendampingi orang-orang yang mengalami gejala gangguan jiwa, karena kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik," kata Lahargo.

 

 

Diagnosis yang tidak sesuai berisiko berujung pada penanganan yang salah.

 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bank Syariah Lebih Mahal dari Bank Konven?

Bagaimana penjelasan ada kesan bahwa bank syariah lebih mahal ketimbang konven.

SELENGKAPNYA

Viral Pengemis Karaokean, Apa Hukumnya Memberi Uang kepada Peminta-minta?

Haram memberi kepada peminta-minta di jalanan

SELENGKAPNYA

Berhaji Itu Harus di Makkah

Nabi SAW telah mencontohkan pelaksanaan ibadah haji tersebut di Tanah Suci Makkah, bukan di tempat lain.

SELENGKAPNYA