Masjid Raya Mashkhur Jusup di Pavlodar, Kazakhstan | DOK Needpix

Arsitektur

Masjid ‘Star Wars’ di Kazakhstan

Tampilan Masjid Raya Mashkhur Jusup menyerupai wajah tokoh film Star Wars, Darth Vader.

Sulit untuk tidak terkesima pada Masjid Raya Mashkhur Jusup. Media Huffington Post menempatkannya dalam urutan pertama dari 50 masjid paling menakjubkan di dunia. Alasannya, masjid ini begitu unik dan menggoda imajinasi. Laman CNN i-Report sampai-sampai menyamakannya dengan penampakan Darth Vader, tokoh fiksi film Star Wars.

Kemiripan itu semakin jelas bila pengunjung memotret masjid ini dari arah depan. Atap biru masjid mengerucut setinggi 54 meter dan berujung pada kubah di pucuknya. Adapun pintu gerbangnya berbentuk segitiga sama kaki. Tak ayal, deretan atap itu seakan-akan helm Darth Vader, sedangkan gerbang masjid tersebut sebagai mulutnya.

Masjid Raya Mashkhur Jusup terletak dalam kompleks seluas enam hektare di wilayah perkotaan yang cukup sibuk, Pavlodar, Kazakhstan. Tentu saja, maksud pendirian masjid ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan fiksi populer mana pun. Penamaan masjid ini, misalnya, mengikuti nama sosok sastrawan sekaligus sejarawan kebanggaan Kazakhstan, Mashkhur Jusup.

photo
Masjid ini sekilas mirip rupa tokoh fiksi Star Wars. - (dok merzifoncamileri )

Pembangunan masjid ini dimulai sejak tahun 2009. Empat tahun kemudian, masjid ini selesai dengan sempurna dan dapat berfungsi serta dibuka untuk umum. Tim perancang masjid ini berasal dari Almaty Gipro Gor Institute, sebuah pusat kajian arsitektur yang berpusat di bekas ibukota Kazakhstan.

Bila dilihat dari angkasa, Masjid Raya Mashkhur Jusup berbentuk bintang dengan delapan sudut. Atau lebih tepatnya, kombinasi dua persegi. Luas bangunannya mencapai 48x48 meter persegi. Seluruhnya terletak dalam kompleks lahan yang berbentuk lingkaran. Pengunjung dapat masuk ke sini melalui tiga jalan utama sekaligus yang mengitari kompleks Masjid Raya Mashkhur Jusup, yakni Jalan Raya Kutuzov, Krivenko, dan Kairbaev.

Masjid Raya Mashkhur Jusup semakin kelihatan indah lantaran empat menara yang terdapat di empat penjuru. Menara-menara itu menjulang bagaikan pensil raksasa. Masing-masing memiliki tinggi 63 meter, yang menyimbolkan usia kehidupan Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, ornamen khas Kazakhstan, shanyrak, melapisi kubah biru masjid ini. Jari-jari kubah itu relatif tidak terlalu besar, yakni 14 meter.

Masjid Raya Mashkhur Jusup memiliki ruangan utama dengan bentuk lingkaran. Garis tengahnya sepanjang 30 meter. Bentuk lingkaran itu seakan-akan sebagai proyeksi “pancaran” atap yang menutupi bagian atasnya. Bangunan masjid ini terdiri atas dua lantai. Seluruh dindingnya terbuat dari batu bata yang berkualitas baik dan berlapis warna krem. Lantainya merupakan marmer impor pilihan.

Sementara itu, kubah masjid ini berbahan dasar logam dan dilapisi permukaan alumunium. Secara total, rumah ibadah ini dapat menampung hingga sebanyak 1.500 orang jamaah. Perincian daya tampungnya, 1.200 jamaah laki-laki di lantai dasar dan tiga ratus jamaah perempuan di lantai dua.

photo
Interior Masjid Mashkhur Jusup - (dok merzifoncamileri)

Bagian interior Masjid Raya Mashkhur Jusup tidak kalah indahnya. Pintu-pintu berjendela kaca mengelilingi ruangan utama yang berbentuk lingkaran. Dengan begitu, pengunjung dapat masuk dari segala arah—kecuali tentu saja bagian mihrab. Cahaya lampu-lampu bersinar redup di atas setiap pintu. Sumber cahaya utama adalah lampu kristal Zumrad yang menggantung di pusat langit-langit masjid ini.

Bagaimanapun, pada siang hari cahaya surya masih dapat menembus melalui sela-sela jendela dan kaca pintu ruangan utama. Ini menimbulkan kesan lapang sekaligus damai bagi para jamaah. Lantai masjid ini dilapisi permadani dengan warna kalem.

Pemerintah setempat merancang masjid ini tidak sekadar untuk ibadah shalat para jamaah, melainkan juga pusat kebudayaan Islam. Seperti diketahui, sekitar 70 persen dari total populasi Kazakhstan merupakan Muslim. Untuk itu, Masjid Raya Mashkhur Jusup juga dilengkapi dengan pelbagai fasilitas publik. Mulai dari madrasah, perpustakaan, museum, bioskop kecil untuk film-film edukasi, hingga ruang-ruang perkantoran di sekitarnya.

Pemerintah kota setempat menjadikan museum Masjid Raya Mashkhur Jusup sebagai wahana pendidikan yang mumpuni. Di dalamnya, para pengunjung, utamanya anak-anak, dapat mempelajari sejarah negeri tersebut dengan metode yang menarik.

photo
Kapasitas masjid ini mencapai 1.500 orang jamaah. - (DOK TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE)

Di hari-hari biasa, pengunjung bukan hanya orang Islam yang hendak beribadah, melainkan juga para turis, baik Muslim maupun non-Muslim. Kompleks Masjid Raya Mashkhur Jusup memang termasuk dalam radar promosi pariwisata resmi pemerintah Kazakhstan. Keunikan arsitektur masjid ini menarik perhatian para wisatawan. Mereka biasanya menyempatkan diri untuk mengambil gambar dengan sudut yang menyeluruh, sehingga menimbulkan kesan penampakan “Darth Vader.”

Ada pula taman-taman indah yang melingkari kompleks Masjid Raya Mashkhur Jusup. Pohon-pohon sipres tumbuh rimbun di atas hamparan padang rumput di sana. Kebun-kebun bunga juga menambah kesan menyenangkan. Apalagi, udara yang meliputi kota Pavlodar termasuk sejuk. Tidak mengherankan. Sebab, kota tersebut terletak di timur laut Kazakhstan, negara yang terkepung daratan.

Kazakhstan merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tengah. Pada 1991, negara ini melepaskan diri dari Uni Soviet, bersamaan dengan surutnya rezim komunisme terbesar di dunia itu. Letak negara ini amat strategis. Jalur Sutra, salah satu rute perdagangan dunia tertua, sebagian besar melalui Kazakhstan.

Meskipun mayoritasnya Muslim, Kazakhstan mengambil bentuk negara sekular dalam konstitusinya. Namun, hal itu tidak berarti penduduk negara ini umumnya kurang religius. Ada sekitar 2.500 masjid di seluruh Kazakhstan. Kaum ulama juga mendapatkan kedudukan sosial terhormat di tengah masyarakat setempat.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sosok Sahabat Nabi, Amr bin ‘Ash

Sebelum memeluk Islam, Amr bin ‘Ash termasuk kelompok penentang Nabi SAW.

SELENGKAPNYA

Amr bin Ash dan Misi Quraisy yang Gagal

Dahulu sebelum memeluk Islam, Amr bin Ash sempat menjadi utusan Quraisy menghadap raja Habasyah.

SELENGKAPNYA

Dahulu Ateis, Kini Muslimah Berhijab

Seorang mualaf asal Denmark, Annette Bellaoui menemukan kebenaran dan kedamaian dalam Islam.

SELENGKAPNYA