Warga mencoba membeli tiket konser Coldplay secara online di Jakarta, Rabu (17/5/2023). Grup musik rock asal Inggris tersebut akan menggelar tour bertajuk Coldplay Music of The Spheres World Tour Jakarta. Konser tersebut rencananya akan digelar di Stadion | Republika/Thoudy Badai

Medika

Deg-degan karena Kalah War Tiket? Hati-Hati Gejala Aritmia

Kecemasan penyebab palpitasi paling umum yang tidak terkait dengan masalah jantung.

Fenomena konser dan event-event yang akan diadakan belakangan ini telah menjadi pusat perbincangan masyarakat. Setelah lebih dari dua tahun melewati pandemi, banyak kalangan artis, ajang olahraga, dan para penyelenggara yang berlomba membuat acara besar.

Mulai dari konser Blackpink, Coldplay, laga timnas Indonesia melawan timnas Argentina, dan masih banyak lagi. Hal ini tentu membuat penantian acara-acara tersebut bisa menyebabkan rasa deg-degan bagi penggemarnya saat ingin mendapatkan tiket.

Fenomena tersebut pun kini populer dengan istilah war tiket, dimana orang-orang berlomba dalam mendapatkan tiket masuk dengan sistem “siapa cepat dia dapat”.

Tentu dalam hal ini, Anda bisa saja berhasil atau gagal dalam mendapatkan tiketnya dan ini bisa saja memicu rasa kecewa dan berujung deg-degan saat tidak mendapatkan tiket. Konsultan kardiologi intervensi dan aritmia Eka Hospital BSD, dr Ignatius Yansen Ng SpJP (K) FIHA FAsCC, menjelaskan, rasa deg-degan biasa dikaitkan dengan gejala dari gangguan irama jantung yang bernama seperti palpitasi jantung atau aritmia jantung.

photo
Gejala penyakit jantung (ilustrasi) - (Freepik/Rawpixel)

Namun, apakah deg-degan karena war tiket bisa dikaitkan dengan aritmia jantung? Ia mengatakan aritmia adalah sebuah gangguan pada jantung yang menyebabkan detak jantung menjadi tidak beraturan, terkadang terlalu cepat dan terkadang bisa menjadi terlalu lambat.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan gangguan ini, seperti masalah pada tekanan darah, kardiovaskular, hingga faktor keturunan. "Deg-degan sendiri merupakan respon normal yang bisa terjadi pada tubuh Anda, biasanya dikuatkan karena faktor emosional dan psikologis juga, seperti cemas, gugup, stres, maupun terlalu gembira," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (13/6/2023).

Selain itu, deg-degan juga biasanya gejala dari gangguan aritmia. Namun, ini membutuhkan pemeriksaan dengan dokter, karena tidak semua deg-degan bisa dikatakan aritmia. "Saat merasa deg-degan karena sering merasa cemas atau gugup, tubuh kita akan melepaskan adrenalin yang lebih banyak yang bisa menyebabkan jantung berdetak lebih kencang dan lebih cepat," katanya.

Hal ini bisa memicu tubuh mulai mengembangkan irama detak jantung yang tidak beraturan. Kemudian, alhasil bisa berujung ke palpitasi atau lebih parah ke aritmia jantung terutama pada pasien yang mempunyai predisposisi atau riwayat kelainan aritmia atau gangguan irama sebelumnya.

Menurut dia, kecemasan adalah penyebab palpitasi paling umum yang tidak terkait dengan masalah jantung. Sangat umum untuk mengalami saat-saat kecemasan, terutama dalam situasi stres.

Penyakit Jantung di Indonesia - (Republika)
 

Situasi seperti mengikuti ujian, wawancara kerja, bertengkar dengan seseorang, hingga gagal dalam mendapatkan tiket Coldplay bisa menjadi pemicu rasa cemas dan akhirnya bisa menyebabkan gangguan irama jantung pada pasien-pasien yang memang ada kelainan dasar sebelumnya atau tidak pernah tahu punya gangguan irama sebelumnya.

Jadi, benar adanya, jika kecemasan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko Anda dalam terkena aritmia. Namun, gangguan irama jantung biasa disebabkan beberapa faktor dan bukan hanya satu faktor.

Sehingga penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda risiko dari aritmia. "Namun, tidak perlu khawatir, karena deg-degan pada dasarnya adalah respons tubuh biasa yang semua orang pasti akan rasakan. Hal ini hanya akan membahayakan jika Anda memiliki faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena gangguan irama jantung," ujar Ignatius.

Menurutnya, dengan mengelola stres dengan baik serta menjaga kesehatan jantung, kita bisa mencegah aritmia untuk bisa terjadi.

Enam Latihan yang Berbahaya untuk Penderita Penyakit Jantung

photo
Peserta disambut penampilan kesenian Bali saat mengikuti nomor kategori maraton pada Maybank Marathon 2022 di kawasan Gianyar, Bali, Ahad (28/8/2022). Sebanyak 10 ribu pelari dari 50 negara mengikuti Maybank Marathon 2022 yang memperlombakan kategori maraton, half maraton, dan 10k dengan total hadiah Rp2,4 miliar untuk 118 pemenang. - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Berolahraga secara teratur penting untuk tetap sehat dan merupakan bagian besar dari gaya hidup kita. Tetapi, ada latihan tertentu yang lebih berbahaya untuk orang yang menderita penyakit jantung koroner. 

Dilansir dari The Health Site, Kamis (8/6/2023), beberapa jenis latihan yang harus dilakukan dengan hati-hati oleh para penderita penyakit jantung, adalah:

1. Maraton

Olahraga seperti maraton bisa menghambat aliran darah ke jantung kita untuk sementara. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung dan paling sering terjadi pada pasien jantung koroner. Latihan daya tahan ekstrem juga tidak dianjurkan untuk pasien jantung. 

2. Renang

photo
Perenang Indonesia Flairene Candrea berenang dalam heat gaya punggung 50m putri dalam pertandingan renang di SEA Games 2023 di Phnom Penh, Kamboja, Ahad (7/5/2023). - (AP Photo/Tatan Syuflana)

Berenang membutuhkan banyak kekuatan dan kita sering meremehkan olahraga ini. Air membuatnya semakin sulit dan pasien jantung harus menghindarinya. 

3. Burpee

Untuk melakukan burpee, Anda harus memiliki tubuh bagian atas dan bahu yang sangat kuat. Burpee memberi banyak tekanan pada ligamen dan tendon di jantung, juga tubuh bagian atas kita. Ini bisa menyebabkan nyeri dada, penyumbatan atau cedera. 

4. Latihan daya tahan

Latihan ini merupakan cara yang intens untuk pasien jantung. Orang yang menderita penyakit jantung bawaan sebaiknya tidak melakukannya. Latihan daya tahan dapat menyebabkan angina, nyeri dada, bahkan serangan jantung. 

5. Push up

Push up merupakan salah satu jenis latihan daya tahan dan terlalu intens untuk penderita jantung. 

6. Latihan interval intensitas tinggi (HIIT)

Pasien jantung mungkin mengalami pusing atau angina jika mereka mencoba HIIT.  Latihan ini sulit dan berbahaya. The Health Site menyarankan untuk tetap berhati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda, jika Anda adalah pasien jantung. 

 

 
Deg-degan pada dasarnya adalah respons tubuh biasa yang semua orang pasti akan rasakan.
IGNATIUS YANSEN SPJP(K), Konsultan Kardiologi Intervensi dan Aritmia Eka Hospital BSD. 
 
   

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Nabi Adam, Peletak Peradaban di Bumi

Adam dan Hawa sesampai di bumi terpisah satu sama lain.

SELENGKAPNYA

Deretan Cerita Nyata yang Lebih Aneh dari Fiksi, Laris Pula

Sutradara Ron Howard dengan cekatan menangani kisah nyata yang luar biasa dengan ketegangan sebuah thriller.

SELENGKAPNYA

Deretan Chatbot AI Paling Bermanfaat Sepanjang 2023

Teknologi chatbot AI mengalami perkembangan signifikan sepanjang tahun ini.

SELENGKAPNYA